BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
ISBD merupakan sebagai
program umum yang bersifat mengantar mahasiswa yamg memiliki kemampuan
personal.Kemampuan personal merupakan kaitan dengan kemampuan individu untuk
menempatkan diri sebagai anggota masuyarakat yang tidak terpisahkan dari
masyarakat itu sendiri
.
ISBD juga merupakan
sebagai integrasi dari ISD dan IBD yang
memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep
budaya kepada mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah sosial, kemanusian, dan budaya. Pendekatan
ISBD juga merupakan akan memperluas pandangan bahwa masalah sosial, kemanusian, dan budaya dapat didekati
dari berbagai sudut pandang. Dengan wawasan sehingga
mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakatan yang lebih
kompleks, demikian pula dengan
solusi pemecahannya
Problematika kebudayaan adalah sesuatu yang
indah jika kebudayaan yang merupakan harta yang turun temurun dari nenek moyang
kita, dapat kita pertahankan kelestariannya. Tapi perkembangan jaman tidak
dapat dibendung, seiring dengan berjalanya waktu, maka kelestarian kebudayaan
tersebut harus dijaga karena kebudayaan hanyalah identitas diri dan merupakan
identitas bangsa. Bangsa yang memiliki identitas akan menjadi bangsa yang kuat
dan menjadi bangsa yang tidak mudah untuk dijajah oleh bangsa lain.
Problematika kebudayaan sangat berbahaya jika dibiarkan, karena kebudayaan
merupkan jati diri bangsa, bila itu hilang maka dengan sangat mudah bangsa itu
akan hancur dan dijajah oleh bangsa lain. Oleh sebab itu bagaimanapun juga
caranya kita harus mempertahankan identitas bangsa kita yaitu kebudayaan.
Mulailah dengan mencintai kebudayaan daerah, dan serukan dalam hati yaitu: Aku
Cinta Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar
belakang tersebut di atas, maka setidaknya ada beberapa masalah yang akan di
bahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apakah pengertian dari kebudayaan?
2. Dalam problematika kebudayaan apa saja hambatan-hambatan
kebudayaan yang terjadi?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah di atas adalah :
1. Untuk memberitahukan pengertian dari kebudayaan.
2. Untuk memberitahukan macam-macam hambatan kebudayaan yang
terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kebudayaan
Budaya adalah bentuk
jama’ dari Budi dan Daya yang berarti Cinta, kasra, dan rasa. Kata budaya
sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta Budaya yaitu bentuk
jama’ dari kata Budhi yang berarti budi atau akal. Dalam
bahasa inggris, kata budaya berasal dari kata Culture, dalam
bahasa Latin berasal dari kata Colera. Colera berarti
mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani)
Kemudian pengertian ini
berkembang dalam arti Culture, yaitu sebagai segala daya dan
aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Dengan demikian dapat di
simpulkan bahwa kebudayaaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan
manusia baik material maupun non-material. Sebagian besar ahli yang
mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat di pengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu
suatu teori yang menyatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan
yang sederhana menuju tahapan yang lebih konpleks.
B.
Problematika Kebudayaan
Kebudayaan yang
diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda-beda menghasilkan
keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusian (masyarakat, suku, atau
bangsa) memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda dengan kebudayaan kelompok
lain. Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri dan menjadi
pembeda dengan kelompok lain. Dengan demikian, kebudayaan merupakan identitas
dari persekutuan hidup manusia.
Dalam rangka memenuhi
hidupnya manusia akan berinteraksi dengan manusia lain, masyarakat berhubungan
dengan masyarakat lain, demikian pula terjadi hubungan antar persekutuan
hidup manusiadari waktu ke waktu dan terus berlangsung sepanjang kehidupan
manusia. Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan
dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan. Berkaitan dengan
hal tersebut kita mengenal adanya pewarisan kebudayaan, perubahan kebudayaan,
dan penyebaran kebudayaan.
Bahwa dalam rangka
pemenuhan hidupnya manusia akan berinteraksi dengan sesama,masyarakat
dengan masyarakat lain yang terjadi antar persekutuan hidup manusia
sepanjang hidup manusia. Berkaitan dengan hal
tersebut kita mengenal adanya tentang kebudayaan yaitu :
1. Pewaris kebudayaan yaitu proses
pemindahan,penerusan,pemilikan dan pemakaian dari generasi ke generasi
2. Perubahan kebudayaan yaitu perubahan yang
terjadi karena ketidaksesuaian diantara unsur-unsur
budaya
3. Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses
menyebarnya unsur-unsur kebudayaa dari suatu kelompok ke kelompok yang lain
atau dari masyarakat ke masyarakat yang lain.
a.
Pewarisan kebudayaan
Pewarisan kebudayaan
adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikan, dan pemakaian kebudayaan dari
generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewarisan budaya bersifat
vertical artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi
berikutnya untuk digunakan, dan selanjutnya diteruskan kepada generasi yang
akan datang.
Pewarisan kebudayaan
dapat dilakukan mmelalui ekulturasi dan sosialisasi, enkulturasi, atau
pembudayaan adalah proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap
individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan hidup dalam kebudayaan.
Proses enkulturasi di mulai sejak dini, yaitu masa kanak-kanak, bermulai dari
lingkungan keluarga, teman-teman sepermainan, dan masyarakat luas. Sosialisasi
atau proses pemasyarakatan adalah individu menyesuaikan diri dengan individu
lain dalam masyarakatnya.
Dalam hal pewarisan
budaya bisa muncul masalah antara lain: sesuai atau tidaknya budaya barisan
tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima
terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi
sesuai dengan budaya warisan.
Dalam suatu khusus,
ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan oleh generasi
pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup
generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya
baru yang diterima sekarang ini.
b.
Perubahan kebudayaan
Perubahan kebudayaan
adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya katidaksesuaian di antara
unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang fungsinya
tidak serasi bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan mencakup banyak aspek, baik
bentuk, sifat perubahan, dampak perubahan, dan mekanisme yang dilaluinya.
Perubahan kebudayaan di dalamnya mencakup perkembangan kebudayaan. Pembangunan
dan modernisasi termasuk pula perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang
terjadi bisa memunculkan masalah, antara lain perubahan akan merugikan manusia
jika perubahan itu bersifat regres (kemunduran) bukan progres (kemajuan);
perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui
revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
c.
Penyebaran kebudayaan
Penyebaran kebudayaan
atau difuusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu
kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain. Kebudayaan
kelompok masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat wilayah lain.
Misalnya, kebudayaan dari masyarakat barat (Negara-Negara Eropa) masuk dan mempengaruhi
kebudayaan timur (bangsa Asia dsan Afrika). Globalisasi budaya bisa dikatakan
pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara meluas.
Dalam hal penyebaran
kebudayaan, seorang sejarawan Arnold J. Toynbee merumuskan beberapa dalil
tentang radiasi budaya sebagai berikut.
Pertama, aspek atau unsur
budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan individual. Kebudayaan
barat yang masuk ke dunia timur pada abad ke-19 tidak masuk secara keseluruhan.
Dunia timur tidak mengambil budaya barat secara keseluruhan, tetapi unsur
tertentu, yaitu teknologi. Teknologi merupakan unsur yang paling mudah di
serap. Industrialisasi di Negara-negar timur merupakan pengaruh dari kebudayaan
barat.
Kedua, kekuatan menermbus suatu buda bebanding terbalik dengan
nilainya. Makin tinggi dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk diterima.
Contoh religi adalah lapis dalam dari budaya. Religi orang barat (Kristen)
sulit di terima oleh orang timur dibanding teknologinya. Alasannya, religi
merupakan lapisan budaya yang paling dalam dan tinggi, sedangkan teknologi
merupakan lapis luar dari budaya.
Ketiga, jika satu unsure budaya
masuk maka akan menarik unsure budaya lain. Unsure teknologi asing yang
diadopsi akan membawa masuk pula nilai budaya asing melalui orang-orang asing
yang bekerja di industri teknologi tersebut.
Keempat, aspek atau unsur budaya
yang ditanah asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi berbahaya bagi masyarakat
yang di datangi. Dalam hal ini, Toynbee memberikan contoh nasionalisme.
Nasionalisme sebagai hasil evolusi sosial budaya yang menjadi sebab tumbuhnya
Negara-negara nasional di Eropa abad ke-19 justru memecah belah system
kenegaraan di dunia Timur, seperti kesultanan dan kekhalifahan di Timur tengah.
Penyebaran kebudayaan
(difusi) bisa menimbulkan masalah. Masyarakat penerima akan kehilangan
nilai-nilai budaya local sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh
globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini
adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dapat negatif bagi
perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya, pola hidup konsumtif,
hedonism, pragmatis, dan individualistic. Akibatnya, nilai budaya bangsa
seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari
masyarakat Indonesia.
Pada dasarnya, divusi
merupakan bentuk kontak antar kebudayaan. Selain difusi, kontak kebudayaan
dapat pula berupa akulturasi dan asimilasi. Akulturasi berarti pertemuan antara
dua kebudayaan atau lebih yang berbeda. Akulturasi merupakan kontak antar
kebudayaan, namun masing-masing memperlihatkan unsure-unsur budayanya.
Asimilasi berarti peleburan antar kebudayaan yang bertemu. Asimilasi terjadi
karna proses yang berlangsung lama dan intensiif antara mereka yang berlainan
latar belakang ras, suku, bangsa, dan kebudayaan. Pada umumnya, asimilasi
menghasilkan kebudayaan baru.
C.
Beberapa Problematika
Antaralain :
1.
Hambatan budaya yang
berkaitan dengan pandangan hidup dan sitem kepercayaan. Keterkaitan orang jawa
terhadap tanah yang mereka tempati secara turun-temurun di yakini sebagai
peberi berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalakan kampong halamannya atau
beralih pola hidup hidup sebagai petani , padahal hidup mereka umumnya miskin.
2.
Hambatan budaya berkaitan
dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang. Hambatan budaya yang berkaitan
dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini dapat terjadi antara
masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Contonhnya: Program keluarga KB semula
di tolak masyarakat, mereka beranggapan banyak anak banyak rezeki.
3.
Hambatan budaya yang
berkaitan dengan faktor psikologo atau kejiwaan. Upaya untuk mentransmigrasikan
penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak mengalami kesulitan. Hal
ini di sebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yamg baru
hidup mereka lebih sengsara di bandingkan dengan hidup mereka di tempat yang
lama.
4.
Masyrakat yang tersaing
dan kurang komunikasi dengan masyarakat luas. Masyarakat daerah-daerah
terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luas, karena pengetahuan
serba terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima program pembangunan.
D.
Sikap Etnosantrisme.
Sikap Etnosantrisme yang
mengagung-agungkan budaya, suku bangsa sendiri dan menganggap rendah suku
budaya lain. Sikap ini akan mudah memicu timbulnya kasus-kasus sara. Yakni
pertentangan suku, agama, ras dan antar golongan.
1.
Sikap tradisionalisme
Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional
sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal baru itu merusak tatanan hidup mereka
yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.
2.
Perkembangan
IPTEK sebagai hasil kebudayaan, sering
kali disalah gunakan oleh manusia, sebagai contoh: Nuklir dan Bom di buat
justru untuk saling menyakiti bahkan
saling membunuh bukan untuk melestarikan generasi. Dan obat-obatan diciptakan
dalam salah gunakan yang justru
mengganggu kesehatan manusia.
E.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Kebudayaan mengandung
unsur antara lain; Kenyakinan, Mata pencarian, Bahasa, pengetahuan, Teknologi,
Sistem sosial,Kekerabatan,penanggalan,Tata pemukiman.
Berkembangnya kebudanyaan dikarenakan adanya
kesadarn manusia, kondisi masyarakat dan hubungan dan kebudaan lain.
F.
Aktivitas Kebudayaan
Terminologi yang menunjukan aktifitas
kebudayaan antara akulturasi, asimilasi, difusi, dan lain-lain. Kebudayaan itu
memiliki jiwa, ibarat manusia hidup yang dinamis dan tidak statis. Selain
kebudaaan itu hidup, kebudayaan pun dapat terkena kematian. Kematian kebudayaan
terjadi karena manusia yang dulu hidup di dalam sebuah kebudayaan, meninggalkan
– baik secara sadar atau tidak – kebudayaan itu, biasanya, karena ketertarikan
kepada kebudayaan lain.Manusia adalah “jiwa” kebudayaan.Ketika manusia
meninggalkan kebudayaan yang telah melembaga tersebut kematian bagi sebuah
kebudayaan.
·
Keunggulan kebudayaan Indonesia;
- Kekayaan akan keragaman kebudayaan daerah
Indonesia
- Sumber daya alam yang melimpah dan berkualitas
- Wilayah yang strategis
·
Problematika;
- Adanya pandangan bahwa kebudayaan itu statis
- Adanya pandangan bahwa kebudayaan itu statis
- Rendahnya minat sebagian masyarakat dalam
menghayati kebudayaan daerah
- Rendahnya apresiasimasyarakat dalam
menghayati kebudayaan daerah
- Rendahnya apresiasi masyarakat terhadap
nilai-nilai budaya daerah
- Ketertarikan sebagian masyarakat terhadap
pengaruh kebudayaan barat/asing
·
Pencitraan yang kuat tentang kebudayaan
Indonesia.
F.
Kebudayaan Indonesia
Kebudayaan Indonesia
adalah salah satu dari sekian banyak kebudayaan yang ada di dunia.
Keberadaannya – sama dengan kebudayaan lain – telah memakan waktu yang cukup
lama.Berbicara tentang kebudayaan Indonesia maka kita akan berbicara tentang
sejarah panjang pertemuan antar kebudayaan daerah Indonesia dengan kebudayaan
dari luar Indonesia.
Pertemuan antar kebudayan-kebudayaan di
Indonesia, sudah dimulai sejak masuknya agama Hindu dan Budha. Kebudayaan
daerah Indonesia yang masih sederhana kemudian bertemu dengan agama Hindu dan
Budha yang menjadi sedemikian meluas dan dianut oleh banyak masyarakat di
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya kerajaan yang pernah ada di
wilayah Barat dan Tengah.
Indonesia yang menganut agama tersebut seperti
Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Pejajaran dan Majapahit. Pada masa kerjaan
Majapahit, kebudayaan Indonesia mencapai kebersamaannya dengan menyatukan
kerajaan yang ada di Indonesia oleh Patih Gajah Mada, yang terkenal dengan
Sumpah Palapa.
Kesatuan ini jelas
menjadikan kebudayaan di Indonesia semakin menunjukkan dinamis. Terlihat mulai
munculnya berbagai persoalan kebudayaan, salah satunya seperti hubungan
kerajaan di daerah dengan Majapahit. Keadaan ini semakin terlihat, ketika agama
Islam mulai banyak dianut oleh masyarakat di Indonesia, bahkan hingga tingkat
kerajaan. Perubahan keyakinan ini membuat banyak perubahan di bidang lain,
kesetaraan antara sesama manusia, semakin berkembangnya sastra, berdirinya
kerajaan-kerjaan baru dan lain-lain.
Perjalanan kebudayaan
Indonesia dipengaruhi oleh, masuknya Portugis menandakan sebuah masa ketika
penjajahan melanda wilayah nusantara. Ditutupnya Terusan Suez membuat banyak
negara di belahan dunia Barat mengalihkan perhatiannya untuk mencari
rempah-rempah. Tokoh-tokoh seperti Vasco da Gama, Marcopolo, Bartholomeus Diaz,
mencari sebuah wilayah perdagangan baru. Salah satu wilayah yang ditemukan
sampailah mereka di tanah nusantara dan memulai sebuah masa yang panjang, dalam
penjajahan. Nusantara yang memiliki kesabaran tersebut mulai menapaki jalan
menuju persatuan. Masa tersebut, dipenuhi dengan berbagai peperangan di
berbagai daerah , mulai dari Aceh hingga Maluku. Peperangan yang digerakan oleh
semangat mempertahankan diri. Dengan menggunakan taktik memecah belah atau
devide et impera, perlawanan yang diberikan oleh para pejuang di daerah mulai
tidak berarti. Perlawanan masih diberikan, mulai dari “kecil-kecilan” hingga
memuncak pada perlawanan secara keseluruhan terhadap penjajahan. Akhirnya
memperoleh kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Penjajahan yang terjadi
selama masa tersebut, bukan hanya kisah perlawanan fisik, tetapi juga tentang
perlawanan kebudayaan. Oleh karena,terjadi perubahan yang besar dalam banyak
bidang.Dalam hal ini dapat disoroti perubahan bentuk pemerintahan. Perubahan
bentuk pemerintahan, dari kerajaan kepada negara, menjadi sebuah perubahan yang
menuntut adanya kesatuan wilayah dan kebudayaan di Indonesia. Pada masa ini
pula, polemik tentang dasar negara, bahasa, Undang-Undang Dasar, dan persoalan
kebudayaan nasional mulai terlhat. Sudah banyak usaha yang dilakukan untuk
merumuskan apa itu kebudayaan Indonesia.Kekayaan Kebudayaan yang sedemikian
hebat dari wilayah Indonesia, membuat para perumus tidak ingin menghilangkan
kebudayan yang sudah lama hidup. Kekayaan kebudayaan yang telah telah terkenal
kebesarannya ke Tiongkok dan Eropa.Namun, usaha perumusan belum membuahkan
hasil yang memuaskan.Masyarakat Indonesia telah teralihkan perhatiannya kepada
kebudayaan yang dibawa oleh Eropa dan Amerika.
Upaya pengembangan kebudayaan Indonesia
a. Jujur
b. Tanggung Jawab
c. Menepati janji
d. Toleransi
e. Membiasakan hidup bersih.
f. Menuntut ilmu kapan dan
dimanapun juga
g. Menjalaini kehidupan
sehari-hari dengan berpedoman pada kebudayaan Indonesia
h. Tanamkan minat sejak dini
pada kebudayaan daerah Indonesia
i. Mempelajari dan mengenali
kebudayaan daerah Indonesia (tarian,kerajinan tangan, Seni bertutur, alat musik
daerah membangun rumah teknik kebudayaan daerah dan lain-lain).
Sudah saatnya kebudayaan Indonesia memiliki kesejajaran dengan
budaya barat. Oleh karena itu, mulai disadari bahwa kebudayaan daerah di
Indonesia memiliki keunggulan mulai dari pandangan tentang alam hingga pranata
sosial. Dan masyarakat barat juga mulai menyadari kekurangan kebudayaan mereka
sendiri, yang terlihat lewat gairah dan ketertarikan kepada kebudayaan Timur sebagai
penawar kegelisahan mereka Mengenali dan mengembangkan kebudayaan Indonesia
adalah tugas yang diemban oleh setiap warga negara Indonesia. Jangan tinggalkan
kebudayaan Indonesia karena kekayaan menunggu untuk dikenali, dikembangkan,
hingga akhirnya dapat hidup mencapai kebesarannya, yang dulu pernah
dimiliki.
H.
Problematika Kebudayaan Indonesia
Menelusuri pergulatan kebudayaan di Indonesia, akan ditemukan sebuah fenomena yang lazim dihidupi yaitu, ke-rendah-diri-an masyarakat Indonesia terhadap kebudayaannya sendiri. Ke-rendah-diri-an ini muncul dari hubungan antara kebudayaan Barat dengan kebudayaan daerah di Indonesia, Barat yang sering diposisikan sebagai pihak superior dan kebudayaan daerah di Indonesia sebagai pihak inferior.Rendah diri ini disebabkan oleh penjajahan, kerusakan perilaku masyarakat Indonesia, dan pencitraan yang kuat dari media tentang keunggulan kebudayaan Barat. Namun, dari beberapa sebab tersebut, yang terus terjadi hingga saat ini dan yang paling mendasar adalah pencitraan. Dikatakan mendasar karena pada saat penjajahan pun sudah terjadi pencitraan tersebut.
Ungkapan khusus seperti, ilmiah, keren, funky, dan gaul adalah ungkapan yang menujukkan kondisi rendah diri. Ungkapan-ungkapan tersebut seringkali dilekatkan kepada kebudayaan Barat, sedangkan kebudayaan daerah di Indonesia, sepertinya jauh dari ungkapan–ungkapan tersebut. Hal ini memang tidak sepenuhnya bermasalah, karena Barat memang memiliki keunggulan dalam bidang-bidang tertentu, seperti sains. Namun, penilaian kebudayaan Barat lebih superior dan kemudian fenomena masyarakat Indonesia meninggalkan kebudayaan yang sudah lama dihidupi, tentu menjadi suatu masalah. Kebudayaan daerah di Indonesia ditingglakan hanya karena dicitrakan tidak ilmiah, keren dan sebagainya. Padahal, mulai disadari bahwa kebudayaan daerah di Indonesia memiliki keunggulan–mulai dari pandangan tentang alam hingga pranata sosial. Dan juga masyarakat Barat mulai menyadari kekurangan kebudayaan mereka sendiri-yang terlihat lewat gairah dan ketertarikan kebudayaan Timur sebagai penawar kegelisahan mereka.
Secara singkat, dapat dikatakan permasalahan
ini muncul karena pencitraan dan harus juga diselesaikan dengan pencitraan.
Sudah saatnya kita melihat bahwa kebudayaan Indonesia memiliki kesejajaran
dengan kebudayaan Barat, hanya saja kebudayaan Indonesia kurang dicitrakan dan
kurang dikenali oleh sebagian masyarakat Indonesia yang hidup mulai masa 70-an.
Tentu, usaha untuk mengenali kebudayaan Indonesia adalah tugas yang diemban
oleh setiap warga negara Indonesia.Pengenalan ini merupakan salah satu modal
untuk memiliki dan mengembangkan kebudayaan Indonesia. Minimnya pengenalan ini,
merupakan salah satu faktor yang membuat rendahnya rasa kepemilikan dan
keinginan untuk mengembangkan kebudayaan. Mengembangkan kebudayaan, adalah hal
yang harus dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Jangan tinggalkan kebudayaan
Indonesia karena kekayaannya menunggu untuk dikenali, dikembangkan, hingga
akhirnya dapat hidup mencapai kebesarannya, yang dulu pernah dimiliki.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah penulis
menyelesaikan pembahasan tentang “Problematika Kebudayaan“ maka
penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :
Problematika itu adalah
hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan dalam mengebangkan pola pikir dan
pola hidup dalam masyarakat. Di Negara kita, Indonesia juga sering di jumpai
hal-hal yang menghambat atau hal-ahal yang berkaitan dengan problematika kebudayaan.
B.
Saran
Marilah kita menjaga dan
melestarikan kebudayaan kita sehingga apa yang menjadi milik kita tidak di a mbil alih oleh Negara lain, karna apa yang menjadi milik
kita harus kita jaga dengan sepenuhnya, jangan setelah di
ambil alih oleh Negara lain kita baru bertindak.
DAFTAR PUSTAKA
Hermanto.,Winarno.(2011).Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, jakarta:Penerbit
Bumi Aksara.
Puturistik (2010).problematika kebudayaan.from http://puturistik.blogspot.com/2010/06/problematikakebudayaan.html?m=1 15
oktober 2012
Yahwa ki (2011).problematika kebudayaan.from http://yahwa-ki.blogspot.com/2011/07/problematikakebudayaan.html?m=1 15
oktober 2012
OM
ReplyDelete