BAB I
PENDAHUAN
A. Latar
Belakang
Sebagai
seorang pelajar muslim harusnya memiliki pribadi yang Islami. Pribadi yang
Islami adalah kepribadian yang mempunyai cerminan akhlaqul karimah atau akhlak
terpuji. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas tentang perilaku terpuji
yaitu Husnuzan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian husnuzan?
2. Apakah
dasar hukum sikap husnuzan?
3. Apa
saja contoh husnuzan?
4. Apakah
manfaat dari husnuzan?
C. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah
1. Untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
2. Menambah
pengetahuan tentang akhlaqul karimah yaitu husnuzan
3. Dapat
menerapkan husnuzan dalam kehidupan sehari-hari
4. Menjadi
pribadi yang lebih Islami
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Husnuzan
Husnuzan artinya prasangka
baik. Husnuzan berasal dari kata “husnul” artinya baik, “zan” artinya
prasangka. Prasangka dalama bahasa Arab adalah. Secara sederhana yang dimaksud
prilaku husnuzan adalah tingkah laku/perbuatan yang selalu didasari oleh
prasangka baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzanyang berarti
“berburuk sangka” atau apriori ,skeptis ,dan sebagainya. Seorang yang memiliki
sikap husnuzan akan mepertimbangkan sesuatu dengan pikiran jernih, dan hatinya
bersih dari prasangka yang belum tentu kebenaranya.
Sebaliknya orang yang pemikiranya senantiasa dijelajahi
oleh sikap suuzan akan memandang sesuatu selalu jelek. seolah-olah tidak
ada sedikitpun kebaikan dalam pikiranya dan cenderung menganggap orang lain
lebih rendah dari dirinya. Sikap buruk sangka identik dengan rasa curiga
,cemas, amarah,dan benci. Padahal kecurigaan,kecemasan ,kemarahan dan kebencian
itu hanyalah perasaan semata yang tidak jelas sebabnya, terkadang apa yang
ditakutkannya selama ini belum tentu terjadi pada dirinya atau orang
lain.
B. Dasar
Hukum Sikap Husnuzan
Surah
Al-Hujurat ayat 12:
“Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang.“
C. Contoh-Contoh
Perilaku Husnuzan
1. Husnuzan
terhadap Allah Swt.
Sebagai seorang muslim kita wajib berprasangka baik
kepada Allah Swt. dan rasul-Nya, dalam hal ini berarti setiap muslim harus
yakin bahwa Allah Swt. dan rasul-Nya senantiasa berlaku baik kepada dirinya.
Perintah dan larangan Allah Swt. yang dibawa oleh rasul-Nya, yang ditetapkan
dalam syariat Islam adalah untuk kebaikan manusia sendiri dan sama sekali bukan
untuk kebaikan Allah Swt. dan rasul-Nya.
Di antara sikap dan perilaku sebagai perwujudan husnuzan
terhadap Allah Swt. adalah perilaku syukur dan sabar.
a. Syukur
Menurut
bahasa, syukur artinya terima kasih. Menurut istilah, syukur ialah berterima
kasih kepada Allah Swt. dan pengakuan yang tulus atas nikmat dan karunia-Nya
melalui ucapan, sikap, dan perbuatan.
Cara
bersyukur kepada Allah Swt. ialah dengan menggunakan segala nikmat karunia
Allah Swt. untuk hal-hal yang di ridhoi, antara lain bersyukur dengan hati,
bersyukur dengan lidah, bersyukur dengan amal perbuatan, dan bersyukur dengan
harta benda.
b. Sabar
Orang
yang sabar adalah orang yang mampu mengendalikan nafsu amarah. Dengan kata
lain, orang yang sabar adalah orang yang mampu menahan emosi. Orang yang mampu
menahan nafsu amarah di katakana oleh Rasulullah saw sebagai orang yang kuat.
Adapun
sabar dalam pengertian Islam ialah tahan uji dalam menghadapi suka dan duka
hidup dengan ridha dan ikhlas serta berserah diri kepada Allah Swt.
Pada
hakikatnya, apa yang kita alami terhadap cobaan yang diberikan Allah Swt. Kita
harus berbaik sangka. Misalnya cobaan sakit, keluarga kita ada yang mengalami
kecelakaan lalu lintas, semua itu adalah cobaan dan kita harus tabah dan
tawakal menghadapinya.
Cara
membiasakan sifat sabar antara lain sebagai berikut:
1) Memperbanyak zikrullah (Mengingat Allah
Swt.)
2) Mengendalikan emosi
a)
Melatih serta mendekatkan
diri kepada Allah swt dengan membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an, salat, puasa,
dan ibadah lainnya.
b)
Menghindari
kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama.
c)
Memilih lingkungan
pergaulan yang baik.
2. Husnuzan
terhadap Diri Sendiri
a. Gigih
(Sungguh-sungguh)
Gigih berarti sikap teguh pendirian, tabah, dan ulet atau
berkemauan kuat dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita. Setiap muslim wajib
memiliki sikap dan sifat gigih baik dalam belajar, membantu orang tua, mencari
rezeki, dan gigih dalam beribadah kepada Allah Swt.
a.
Manfaat sikap gigih
adalah:
b.
Membentuk pribadi yang
tangguh
c.
Menjadikan seseorang teguh
pendirian sebab tidak mudah menerima pengaruh buruk dari orang lain
d.
Menjadikan seseorang
kreatif
e.
Menyebabkan seseorang tidak
gampang berputus asa dan menyerah terhadap keadaan
b. Berinisiatif
Berinisiatif
artinya senantiasa berbuat sesuatu yang sifatnya produktif. Orang yang
mempunyai inisiatif berarti orang yang selalu memiliki ide, gagasan, atau
pendapat untuk mencapai kemajuan. Orang yang berinisiatif disebut kreatif.
Ciri khas orang penuh inisiatif,
adalah:
a. Kreatif
b. Tidak kenal putus
asa
c. Rela
Berkorban
Rela artinya bersedia dengan ikhlas hati, tidak
mengharapkan imbalan, atau dengan kemauan sendiri. Berkorban artinya memberikan
sesuatu yang dimiliki sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri.
Rela berkorban dalam kehidupan masyarakat berarti bersedia dengan ikhlas
memberikan sesuatu (tenaga, harta, atau pemikiran) untuk kepentingan orang lain
ataupun masyarakat. Walaupun dengan berkorban akan menimbulkan cobaan
penderitaan bagi dirinya sendiri.
Sesuai dengan Surah Al-Hujurat ayat 13, manusia
diciptakan Allah Swt dari jenis laki-laki dan perempuan supaya melakukan taaruf
(saling mengenal). Lebih jauh dengan taaruf umat Islam diharapkan mempunyai
rasa setia kawan. Dengan setia kawan seseorang sanggup memberikan pertolongan,
mendengarkan keluhan hati, dan siap menghibur dasaat kawannya susah.
d. Percaya
Diri
Percaya diri termasuk perilaku terpuji yang harus
dimiliki setiap muslim/muslimah sehingga ia yakin akan kemampuan dirinya
kemudian berani mengeluarkan pendapat dan berani melakukan tindakan. Orang yang
percaya diri akan selalu optimis dan mantap dalam setiap langkahnya seraya
memohon pertolongan Allah Swt akan keberhasilan hidupnya.
3. Husnuzan
terhadap Sesama Manusia
Husnuzan kepada sesama manusia adalah sikap yang selalu
berpikir dan berprasangka baik kepada sesama manusia. Sikap ini ditunjukkan
dengan rasa senang, berpikir positif, dan sikap hormat kepada orang lain tanpa
ada rasa curiga, dengki, dan perasaan tidak senang tanpa alasan yang jelas.
Berprasangka baik terhadap sesama manusia hukumnya mubah/jaiz/boleh.
Husnuzan
terhadap sesame baik berupa sikap, ucapan, dan perbuatan hendaknya kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut.
a. Kehidupan
berkeluarga
Setiap anggota keluarga hendaknya saling berprasangka baik, tidak boleh saling
curiga, saling memnuhi hak, dan melaksanakan kewajiban masing-masing.
b. Kehidupan
bertetangga
1) Harus saling
menghormati.
2) Berbuat baik kepada
tetangga
c. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
1.
Generasi tua menyayangi
generasi muda.
2.
Sesame anggota masyarakat
atau sesame warga Negara hendaknya saling menolong dalam kebaikan dan
ketakwaan.
B. Manfaat
dari Sikap Husnuzan
1) Hubungan persahabatan dan persaudaraan
menjadi lebih baik, tenang, tentram dan damai
2) Terhindar dari penyesalan dalam hubungan
dengan sesama.
3) Selalu senang dan bahagia atas
kebahagiaan orang lain
4) Hati menjadi bersih
5) Tidak menumbuhkan perselisihan
6) Senantiasa berzukur dalam segala hal
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Husnudhan secara bahasa berarti
“berbaik sangka” . lawan katanya adalah suuzan yang berarti
“berburuk sangka” atau apriori ,skeptis ,dan sebagainya. Seorang yang memiliki
sikap husnudhan akan mepertimbangkan sesuatu dengan pikiran jernih, dan hatinya
bersih dari prasangka yang belum tentu kebenaranya Sebaliknya orang yang
pemikiranya senantiasa dijelajahi oleh sikap suuzan akan memandang sesuatu
selalu jelek. seolah-olah tidak ada sedikitpun kebaikan dalam pikiranya
dan cenderung menganggap orang lain lebih rendah dari dirinya.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik
Allah. Sholawat dan salam kepada
Rasulullah. Berkat limpahan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah ini.
Al-Qur’an menghendaki kebaikan kemutlakan. Dengan kata
lain, manusia beriman tidak boleh berpaling dari perilaku baik, sekalipun
kondisi lingkungannya tampak menginginkan keburukan dan ketidaksenangan.
Dalam makalah ini kami akan
membahas tentang “PERILAKU TERPUJI: HUSNUZAN”
Semoga makalah ini bermanfaat
untuk memberikan kontribusi kepada Siswa-Siswi SMK
INOVASI MANDIRI Dan tentunya makalah ini
masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu
kepada guru pembimbing kami minta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah kami di
masa yang akan datang.
Darmaraja,
September 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ………………………………………………… i
DAFTAR ISI
……………………………………………………..…… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
………………………...……….…...………..….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………......…………….. 1
C. Tujuan
…………………………………………...…....….…..….. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Husnuzan ……
………………..…………….……..…. 2
B. Dasar Hukum Sikap
Husnuzan …………………...….………..….. 2
C. Contoh-Contoh Perilaku Husnuzan
………………….………..…... 3
D. Manfaat Dari Sikap Husnuzan
……………………..……....….….. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
……………………………………….…………..….. 7
ii
0 comments:
Post a Comment