BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Cabai
atau lombok (bahasa Jawa) adalah sayuran buah semusim yang termasuk dalam
anggota genus Capsicum yang banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai penyedap
rasa masakan. Salah satu tanaman cabai yang banyak dibudidayakan di Indonesia
adalah tanaman cabai merah. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan
komoditas sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat. Ciri dari jenis sayuran
ini adalah rasanya yang pedas dan aromanya yang khas, sehingga bagi orang-orang
tertentu dapat membangkitkan selera makan. Karena merupakan sayuran yang
dikonsumsi setiap saat, maka cabai akan terus dibutuhkan dengan jumlah yang
semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan perekonomian
nasional .
Cabai
merah mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia.
Kandungan vitamin dalam cabe adalah A dan C serta mengandung minyak atsiri,
yang rasanya pedas dan memberikan kehangatan bila kita gunakan untuk
rempah-rempah (bumbu dapur). Sun et al. (2000). melaporkan cabai merah
mengandung anti oksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari radikal bebas.
Radikal bebas yaitu suatu keadaan dimana suatu molekul kehilangan atau
kekeurangan elektron, sehingga elektron tersebut menjadi tidak stabil dan selalu
berusaha mengambil elektron dari sel-sel tubuh kita yang lainnya. Kandungan
terbesar anti oksidan dalam cabai terdapat pada cabai hijau. Cabai juga
mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker.
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut.
1.
Bagaimana Teknik budidaya
tanaman cabai
2.
Bagaimana cara
penanggulangan dari penyakit yang menyerang tanaman cabai ?
3.
Apa manfaat cabai?
1.3. Tujuan
1.
Agar siswa mengetahui
Teknik budidaya tanaman cabai
2.
Agar siswa
mengetahui cara penanggulangan dari penyakit yang menyerang tanaman cabai
3.
Agar siswa mengetahui
manfaat cabai.
1.4. Manfaat
Pembuatan Makalah
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai
berikut
a.
Bagi petani, penelitian ini
dapat dijadikan panduan untuk menaggulangi penyakti yang menyerang tanaman
cabai.
b.
Bagi penyuluh atau dinas
pertanian, penelitian ini dapat di jadikan bahan untuk memberikan pengetahuan
kepada petani untuk dapat menaikan hasil panen cabai.
c.
Bagi masyarakat, penelitian
ini dapat dijadikan pengetahuan tentang penanggulangan penyakti yang di alami
tanaman cabai.
1.5. Metode
1. Membaca
Metode membaca adalah, penulis membaca berbagai sumber yang
berkaitan denga cabai. Penulis membaca di buku dan dari situs internet. Agar
penulis dapat mengumpulkan data yang akurat.
2. Pengelompokaan data.
Metode pengelompokkan data adalah penulis mengelompokkan
data-data yang di dapat dari bebrbagai situs.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Cabai
Tanaman Cabe Merah (Capsicum annuum L.)
adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan
capsaicin. Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin,
diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1, dan
vitamin C.
Cabe
(Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak
dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi
dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin
yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Budidaya tanaman cabe
diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari
hama dan penyakit . Cabe atau lombok merupakan tanaman yang mudah ditanam di
dataran rendah ataupun di dataran tinggi.
Daerah sentral produksi utama cabe merah antara lain Jawa Barat (Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung); Jawa Tengah (Brebes, Magelang, dan Temanggung); Jawa Timur (Malang, Banyuwangi). Sentra utama cabe keriting adalah Bandung, Brebes, Rembang, Tuban, Rejanglebong, Solok, Tanah Datar, Karo, Simalungun, Banyuasin, Pagar Alam. Usahatani cabe yang berhasil memang menjanjikan keuntungan yang menarik, tetapi untuk mengusahakan tanaman cabe diperlukan keterampilan dan modal cukup memadai. Untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan dalam penerapan pengetahuan dan teknik budidaya cabe sesuai dengan daya dukung.
Daerah sentral produksi utama cabe merah antara lain Jawa Barat (Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung); Jawa Tengah (Brebes, Magelang, dan Temanggung); Jawa Timur (Malang, Banyuwangi). Sentra utama cabe keriting adalah Bandung, Brebes, Rembang, Tuban, Rejanglebong, Solok, Tanah Datar, Karo, Simalungun, Banyuasin, Pagar Alam. Usahatani cabe yang berhasil memang menjanjikan keuntungan yang menarik, tetapi untuk mengusahakan tanaman cabe diperlukan keterampilan dan modal cukup memadai. Untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan dalam penerapan pengetahuan dan teknik budidaya cabe sesuai dengan daya dukung.
2.2
Manfaat Cabai
Cabai
merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran
yang memilki nilai ekonomi yanng tinggi. Cabai mengandung berbagai macam
senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia.Cabai mengandung antioksidan yang
berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar
antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase
dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker. Cabai (Capsicum annum L)
merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani
di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa
manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam
mengendalikan penyakit kanker.
Salah
satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah adanya
serangan lalat buah
pada tanaman cabai. [3]Hama
ini sering menyebabkan gagal panen. berdasarkan laporan yang
ada kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia dapat mencapai 35%. Cabai yang
terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di
dalamnya membusuk dan mengandung larva lalat. Penyebabnya
adalah hama lalat buah terutama Bactrocera carambolae.
Karena gejala awalnya yang tak tampak jelas, sementara hama ini sebarannya masih
terbatas di kepulauan Indonesia, lalat buah menjadi hama karantina yang
ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan mauapun pada
produksi cabai.
2.3 Teknik Budidaya Tanaman Cabai
Cabai
atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan merupakan tanaman
yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai banyak
mengandungvitamin A dan vitamin C serta mengandung
minyak atsiri capsaicin, yang
menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk
rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa
dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar. Tanaman
cabe cocok ditanam pada tanahyang
kaya humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal
sekitar 5 - 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim
hujan (Maret - April). Untuk memperoleh harga cabe yang tinggi, bisa juga
dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun ada risiko
kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman
yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Buah cabe yang telah diseleksi
untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah
kering kemudian baru diambil bijinya: Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar
2-3 kg buah cabe (300-500 gr biji).
Adapun
cara atau tehnik budidaya cabe merah adalah sebagai berikut :
1.
Persiapan lahan untuk
menana cabe merah keriting dan cabe rawit
a.
Pengolahan Lahan cabe merah
keriting dan cabe rawit
o
Tebarkan pupuk kandang
dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
o
Diluku kemudian digaru
(biarkan + 1 minggu)
o
Diberi Dolomit sebanyak
0,25 ton / 1000 m2
o
Dibuat bedengan lebar 100
cm dan parit selebar 80 cm
o
Bedengan ditutup mulsa
plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2
minggu ).
b.
Benih cabe merah keriting
dan cabe rawit
Kebutuhan per 1000 m2 1 -
1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30
·
Biji direndam dalam air
hangat kemudian diperam semalam.
Sedangkan
cara Penanaman cabe merah sebagai berikut :
1. Pemilihan
Bibit cabe merah
· Pilih
bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
· Bibit
memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)
2. Cara
Tanam cabe merah
· Waktu
tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
· Plastik
polibag dilepas
· Setelah
penanaman selesai, tanaman langsung disiram
3. Pengamatan
Hama cabe merah
· Ulat
Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur.
Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang
hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang
ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau
VIREXI
· Ulat
Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua )
· Ciri
ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di
kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian
punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan
bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau
lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabe gundul sehingga tinggal
ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput
di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA,
VIREXI atau PESTONA.
· Bekicot/siput.
Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman (
kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.
2.4 Permasalahan Produksi
Salah satu kendala utama dalam sistem
produksi cabai di Indonesia adalah adanya serangan lalat buah pada tanaman
cabai. [3] Hama
ini sering menyebabkan gagal panen. berdasarkan laporan yang
ada kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia dapat mencapai 35%. Cabai yang
terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di
dalamnya membusuk dan mengandung larva lalat. Penyebabnya
adalah hama lalat buah terutama Bactrocera carambolae.
Karena gejala awalnya yang tak tampak jelas, sementara hama ini sebarannya masih
terbatas di kepulauan Indonesia, lalat buah menjadi hama karantina yang
ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan mauapun pada
produksi cabai.
Pengamatan
hama dan penyakit cabe merah
·
Spodoptera litura/ Ulat
grayak Lihat depan.
·
Kutu - kutuan ( Aphis,
Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
·
Penyakit Layu, disebabkan
beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan
tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu
dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO
·
Penyakit Bercak Daun,
Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua
bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian
tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau
berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting
saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan
pada daun tua.
·
Lalat Buah (Dacus
dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos
karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang
buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah.
Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabe busuk, kumpulkan
dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil
Eugenol 40 buah / ha
·
Penyakit Busuk Buah
Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak
atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna
orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar
penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian
buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang
dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari
dengan GLIO di bawah tanaman.
2.5 Upaya
Penanggulangan
Sebenarnya
sudah dilakukan upaya untuk mengendalikan serangan lalat buah ini, di antaranya
adalah pembrongsongan yang dapat mencegah serangan lalat buah. Akan tetapi,
cara ini tidak praktis untuk dilakukan pada tanaman cabai dalam areal yang
luas. Sementara penggunaan insektisida selain mencemari lingkungan juga sangat
berbahaya bagi konsumen buah. Oleh karena itu, diperlukan cara pengendalian
yang ramah lingkungan dan cocok untuk diterapkan di areal luas seperti di lahan
sentral produksi cabai. Upaya pengendalian lalat buah pada tanaman cabai,
khususnya cabai merah, adalah penggunaan insektisida sintetik
karena dianggap praktis, mudah didapat, dan menunjukkan efek yang cepat.
80% petani sayuran menggunakan pestisida untuk mengendalikan penyakit tanaman.
Akan tetapi penggunaan insektisida tersebut sering meninggalkan residu yang
berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Disamping harga
insektisida sintetik yang mahal, dampak dari adanya residu insektisida sintetik
dalam bidang ekonomi adalah penolakan ekspor oleh banyak negara tujuan ekspor
atas produk-produk cabai yang mengandung residu fungisida dan pestisida lain.Di
antara insektisida yang banyak digunakan dalam pengendalian serangan lalat buah
pada cabai adalah Diazinon, Dursban, Supracide, Tamaron dengan konsentrasi
3-5%, dan Agrothion.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cabe merah merupakan salah satu jenis sayuran
yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabe mengandung berbagai macam senyawa
yang berguna bagi kesehatan. Cabe (Capsicum annum L) merupakan salah satu
komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena
memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan.
Budi daya cabe merah bukanlah yang mudah
dilakukan jika kita menginginkan hasil yang lebih maksimal. Dalam budidaya cabe
merah banyak hal yang harus diperhatikan supaya hasil panen yang kita peroleh
lebih baik, mulai dari pemilihan lahan sampai cara panen
1.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, kiranya dapat
menambah pengetahuan kita dalam pembudidayaan cabe, bukan hanya asal tanam,
akan tetapi bagaimana agar kita bisa memperoleh hasil panen yang lebih
maksimal.
Selanjutnya dengan pengetahuan yang kita
miliki, hendaknya kita bisa berbagi pengetahuan kepada masyarakat kita terutama
mereka yang membudidayakan cabe, dengan harapan mereka bisa memperoleh hasil
yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Badan
Pusat Statistik NTB, 2007. Statistik Produksi Tanaman Horticultural Provinsi
NTB. Mataram, NTB.
Badan
Pusat Statistik NTB, 2010. Statistik Tanaman Sayuran Dan Buah Semusim
Indonesia. Jakarta. Indonesia.
Hadiyanto,
Iskandar. 2005. Bertanam Cabai. Balai Pustaka (Persero). Jakarta. 35 ha
Martodireso,
sudadi dan Widada Agus Suryanto.2011. Terobosan Teknologi Pemupukan Dalam
Era Pertanian Organik. Kanisius. Cetakan ke VII. Yoyakarta. 78h.
Ma’shum
Mansur. 2005. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. UPT Mataram University press.
Cetakan IV. Mataram.
Mulyati
dan Lolita E.S. 2006. Pupuk Dan Pemupukan. UPT Mataram University press.
Cetakan I. Mataram.
Prajanata,
Final. 2007. Kiat Sukses Bertanam Cabai Di musim Hujan. Penebar Swadaya.
Cetakan ke XII. Jakarta 64h.
Prajanata,
Final. 2006. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta. 162 ha
LAMPIRAN
As stated by Stanford Medical, It's indeed the ONLY reason women in this country get to live 10 years more and weigh an average of 19 KG less than us.
ReplyDelete(And really, it is not related to genetics or some hard exercise and really, EVERYTHING related to "how" they are eating.)
BTW, I said "HOW", not "what"...
TAP on this link to uncover if this little quiz can help you find out your real weight loss possibilities