DAMPAK ADANYA LIMBAH KAYU
DILINGKUNGAN SEKITAR
KARYA TULIS
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir
Akademik
di SMA Negeri Darmaraja
Oleh
NANDAR SUTISNA
9980562938
XI IPA 2
.
PROGRAM ILMU PENGETAHUAN ALAM
SMA NEGERI DARMARAJA
SUMEDANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini telah
disahkan pada :
Hari :
Tangggal :
Menyetujui
Pembimbing
Dra. Hj.CICIH
KURNIASIH
NIP. 196308131989032004
Mengetahui
Kepala SMAN
Darmaraja
Drs. WOWO
KARTIWA,M.M
NIP.195907101986031012
|
Wali Kelas XI IPA
4
JUA JUHAENA, S
.Ag, M.Pdi
NIP.196011241983082003
|
LEMBAR PENYERAHAN
Yang bertanda tangan
dibawah ini :
Nama : NANDAR SUTISNA
NISN : 9970726390
Kelas : XI IPA 2
Dengan
ini menyerahkan karya tulis dengan Manfaat Minyak Tanah sebagai Bahan Pengawet
Kayu. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2014 di
Pusat Ukiran Jepara-Jawa Tengah.
Demikian
pernyataan ini saya sampaikan, atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih.
Menyetujui
Pembimbing
Dra. Hj. CICIH
KURNIASIH, S.Pd
NIP.
196308131989032004
|
Darmaraja, Maret 2015
Penulis
NANDAR SUTISNA
NISN.
9970726390
|
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada Tuhan yang telah memberikan berkat dan anugerah-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis yang berjudul judul Manfaat
Minyak Tanah sebagai Bahan Pengawet kayu.
Karya
Tulis ini berisikan tentang informasi mengenai manfaat minyak tanah yang dapat
digunakan sebagai bahan pengawet untuk kayu sehingga kayu menjadi lebih tahan
lama. Diharapkan karya tulis ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang hal tersebut.
Dalam
penyusunan karya tulis ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi dapat teratasi.
Melalui
kesempatan yang sangat berharga penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mebantu penyelesaian karya tulis
ini, terutama kepada yang terhormat :
1.
Bapak Drs. Wowo Kartiwa,M.M, selaku
Kepala SMAN Darmaraja;
2.
Ibu Jua Juhaena,S.Ag,M.Pdi, selaku Wali
Kelas XI IPA 4;
3.
Ibu Dra.Hj.Cicih Kurnaesih, selaku Guru
Pembimbing yang terlah meluangkan waktu, dan tenaga dalam rangka penyusunan
karya tulis ini;
4. Secara
khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada kepada keluarga tercinta yang
telah memberikan dorongan dan bantuan yang besar kepada penulis.;
Penulis
menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir
kata semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, umumnya
bagi para pembaca semua. Amin.
Darmaraja, Maret 2015
Penulis
|
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR
ISI........................................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah................................................................................................ 2
1.3
Batasan Masalah.................................................................................................. 2
1.4
Tujuan Penelitian................................................................................................. 2
1.5
Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................................. 3
1.6
Metode dan Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 3
1.7
Sistematika Penulisan.......................................................................................... 4
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 6
2.1
Pengertian manfaat.............................................................................................. 6
2.2
Pengertian Minyak Tanah.................................................................................... 6
2.2.1
Sifat Fisik Minyak Tanah.................................................................................. 7
2.2.2
Informasi Penting Mengenai Minyak tanah...................................................... 7
2.3
Pengertian Bahan Pengawet Kayu...................................................................... 8
BAB
III PEMBAHASAN................................................................................................... 10
3.1
Kandungan Zat pada Minyak Tanah................................................................... 10
3.2
Manfaat Minyak Tanah sebagai Bahan Pengawet kayu...................................... 11
3.3
Kelebihan Minyak Tanah dibandingkan Bahan Pengawet Kayu Lain................ 12
3.4
Kekurangan Minyak tanah dengan Bahan Pengawet Kayu lainnya.................... 12
3.5
Cara Pengawetan Kayu dengan Minyak Tanah. ................................................. 13
BAB
IV SIMPULAN DAN SARAN................................................................................. 14
1.1 Simpulan.............................................................................................................. 14
1.2 Saran.................................................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring
dengan terus meningkatnya jumlah populasi manusia , tentu berbanding lurus
dengan peningkatan kebutuhan akan tempat tinggal.Sebagai salah
satu bahan bangunan, tentunya kayu sangat diperlukan, baik untuk konstruksi,
bahan pelengkap, perangkat interior ataupun perabot rumah tangga. Kayu untuk bahan bangunan hendaknya memiliki kwalitas yang bagus. Dalam
artian kayu tersebut memiliki keawetan yang baik. Tetapi kenyataannya tidak
demikian, kayu yang berkwalitas sekarang sulit didapat. Sangat langka.
Untuk
mengatasi hal tersebut tentunya kita berfikir,bagaimana kayu tersebut dapat
digunakan selama mungkin. Hal yang dapat
kita lakukan selain selektif dalam memilih kayu yang akan kita gunakan,
pengawetan kayu juga dapat menjadi solusi.
Salah
satu bahan pengawet yang dapat kita gunakan adalah minyak tanah, semua orang
tentu tau,pernah mendengar,atau pernah menggunakaannya. Minyak tanah atau
kerosin adalah zat cair yang termasuk golongan minyak bumi, minyak tanah
biasanya di gunakan sebagai bahan bakar kompor minyak, namun saat ini sudah
jarang digunakan karena harganya yang mahal dan cukup langka. Selain sebagai
bahan bakar ternyata minyak tanah jika ditambah kamper dapat menjadi bahan
pengawet kayu. Penggunaan minyak tanah sebagai bahan pengawet kayu banyak
digunakan oleh para pelaku industry mebelir seperti yang penulis temukan saat
melakukan kunjungan ke Central Ukir Jepara. Para pengrajin disana banyak
menggunakan minyak tanah sebagai bahan untuk mengawetkan kayu.
Hal tersebutlah
yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul
“Manfaat Minyak Tanah sebagai Bahan Pengawet Kayu”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dan akan membahasnya
antara lain sebagai berikut:
1. Kandungan
apa saja yang terdapat dalam minyak tanah?
2. Bagaimana
manfaat minyak tanah sebagai bahan pengawet kayu?
3. Apa
kelebihan minyak tanah dibandingkan dengan bahan pengawet kayu lainnya?
4. Apa
kekurangan minyak tanah dibandingkan dengan bahan pengawet kayu lainnya?
5. Bagaimana
proses pengawetan kayu dengan menggunakan minyak tanah?
1.3 Batasan Masalah
Sebagai upaya
memfokuskan pembahasan dalam penelitian, maka dalam penelitian ini penulis
membatasi pembahasannya hanya mengenai:
1. Manfaat
minyak tanah sebagai bahan pengawet kayu.
2. Kandungan
minyak tanah .
3. Kelebihan
minyak tanah dibandingkan bahan pengawet lainnya.
4. Kekurangan
minyak tanah dibandingkan bahan pengawet kayu lainnya.
5. Proses
pengawetan kayu dengan minyak tanah..
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkaan
rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui
kandungan zat yang terdapat dalam minyak
tanah.
2. Mengetahui
manfaat minyak tanah sebagai bahan pengawet kayu.
3. Mengetahui
kelebihan minyak tanah dibandingkan dengan bahan pengawet kayu lainnya.
4. Mengetahui
kekurangan minyak tanah dibandingkan dengan bahan pengawet kayu lainnya.
5. Mengetahui proses pengawetan kayu dengan
menggunakan minyak tanah.
1.5 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini
dilaksankan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 10 Desember 2014
Waktu : 08.00 s/d selesai
Tempat : Central Ukir Jepara
1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang
dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah metode deskipsi yang meliputi:
1.
Metode Observasi
Penulis mengadakan pengamatan
langsung terhadap suatu objek dan
mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati.
2.
Studi Kepustakaan
Penulis
menghimpun informasi yang relevan dengan topic atau masalah yang akan diteliti.
3.
Metode Literatur
Penulis mencari data dari internet,
artikel dan hasil dari membaca buku yang berhubung pada objek yang sedang
diteliti untuk dijadikan bahan perbandingan.
4. Metode wawacara
Penulis mengumpulkan data dengan
cara melakukan wawancara terhadap narasumber yang berhubungan dengan objek yang
sedang diteliti.
1.7 Sistematika Penulisan
Penyusunan karya tulis ini dibagi
kedalam beberapa bab, antara lain:
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Waktu dan Tempat Penelitian
1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan
Data
1.7 Sistematika Penulisan
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Manfaat
2.2
Minyak Tanah
2.2.1 Sifat Fisik Minyak Tanah
2.2.2 Informasi Penting
Mengenai Minyak tanah
2.3 Pengertian Bahan Pengawet Kayu
BAB
III PEMBAHASAN
3.1 Kandungan Zat pada Minyak Tanah
3.2 Manfaat Minyak Tanah sebagai
Bahan Pengawet kayu
3.3 Kelebihan Minyak Tanah
dibandingkan Bahan Pengawet Kayu Lain
3.4
Kekurangan Minyak Tanah dibandingkan Bahan Pengawet Kayu Lain
3.5
Cara Pengawetan Kayu dengan Minyak Tanah
BAB
IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
4.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA.
BIODATA
PENULIS
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Manfaat
Pengertian manfaat menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah guna, faedah untung atau laba.
2.2 Pengertian Minyak Tanah
Minyak bumi adalah istilah yang meluas .Secara
harfiah, minyak bumi berarti ‘minyak di dalam perut bumi’. Istilah minyak bumi
lebih tepat karena minyak ini terdapat didalam perut bumi bukan didalam tanah.
Bahasa Inggris minyak bumi adalah petroleum yang
berasal dari bahasa Yunani πέτρα (petra) yang berarti ‘batu’
dan ἔλαιον (elaison) yang berarti minyak. Kata petroleum pertama
kali digunakan dalam karangan De Natura Fossilium yang
dikarang pada tahun 1546 oleh Georg Bauer yang berkebangsaan Jerman.
Berdasarkan
hasil distilasinya minyak bumi didapatkan berbagai bahan bakar seperti LNG(Liquid
Natural Gas), bensin, nafta, minyak tanahdan solar. Yang akan kita bahas kali
ini adalah minyak tanah minyak tanah (kerosine) adalah cairan encer dan bening
dari campuran hidrokarbon jenuh yang mudah terbakar. Minyak tanah diperoleh
dengan distilasi fraksional dari petroleum pada suhu 150ºC sampai 275ºC (rantai
kabon C12 sampai C15). Minyak tanah selain digunakan dalam lampu minyak tanah,
minyak tanah juga digunakan sebagai bahan bakar mesin jet, (lebih tehnikal
Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8).
Nama
kerosene diturunkan dari bahasa Yunani Keros(kepwa,malam). Biasanya,minyak
tanah didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus,
dalam sebuah merox atau hidroteater,untuk mengurangi kadar belerangnya dan
pengaratannya.
2.2.1
Sifat Fisik Minyak Tanah
Titik didih: 175-284
Berat jenis: 0,7-0,83
Minyak
bumi biasanya mengandung 5-2,5 % minyak
tanah, sedangkan dalam minyak tanah terdapat senyawa~senyawa seperti paraffin,
neften, aromatic, dan senyawa belerang.Jumlah komponen senyawa dalam minyak
tanah akan mempengaruhi sifat~sifat minyak tanah.
Sifat~sifat
yang harus dimiliki minyak tanah adalah : titik nyala, titik asap,
kekentalan,kadar belerang, sifat pembakaran
serta bau dan warna yang khas.
2.2.2
Informasi Penting Mengenai Minyak Tanah
Fakta
unik mengenai minyak tanah adalah diberbagai negara seperti Rusia, Eropa Timur, dan Afrika, minyak tanah
digunakan sebagai obat. Aplikasi yang
paling umum adalah untuk infeksi dan penyakit menular, penyakit auto imun,
kanker, arthritis dan penyakit rematik pada umumnya. Dengan melakukan terapi
minyak tanah(dengan meminum minyak tanah dengan kadar tertentu) dapat
menghilangkan mikroba, patogen, dan jamur dalam usus. Sehingga dapat
meningkatkan kekebalan tubuh.
Di
Indonesia, minyak tanah digunakan untuk mengusir koloni serangga social,seperti
semut,atau mengusir kecoa. Selain itu, beberapa pembasmi serangga bermerek juga
menggunakan minyak tanah sebagai komponennya.
2.3 Pengertian Bahan Pengawet Kayu
Bahan
pengawet kayu adalah suatu senyawa (bahan) kimia,baik berupa tunggal maupun
campuran dua atau lebih bahan, yang dapat menyebabkan kayu yang digunakan
secara benar akan mempunyai ketahanan terhadap cendawan, serangga,dan prusak
kayu lainnya. Kemanjuran bahan pengawet tergantung pada toksisitas(daya racun =
daya bunuh) terhadap organisme perusak kayu. Semakin tinggi kemampuan meracumi
semakin manjur dan efektif pula bahan pengawet itu digunakan pada kayu.
Disamping
bersifat racun bagi perusak kayu,
pengawet kayu juga harus memenuhi persyaratan berikut antara lain:
1.
Bahan pengawet kayu harus mempunyai daya
tembus tinggi sehingga mudah diresapkan pada kayu menuju bagian yang cukup
dalam.
2.
Bahan pengawet kayu tidak mudah menguap
dan tidak mudah terurai menjadi unsur~unsur tak beracun.
3.
Bahan pengawet tidak menimbulkan
perkaratan,dan tidak mengkerosikan(mengauskan) logam (paku) yang bersentuhan
dengan kayu yang diawetkan.
4.
Bahan pengawet kayu tidak mengganggu
sifat kayu.
5.
Bahan pengawet kayu tidak berbahaya bagi
manusia.
6.
Bahan pengawet kayu tidak mempertinggi
daya kebakaran.
7.
Bahan pengawet kayu mudah diangkut dan
dikerjakan.
8.
Bahan pengawet kayu mudah diperoleh dan murah.
9.
Bahan pengawet kayu sebaiknya tidak
berwarna dan tidak berbau.
Sampai
saat ini, belum ada satu jenis bahan pengawet kayu dapat memenuhi persyaratan
tersebut. Dalam memilih bahan pengawet kayu perlu diperhatikan antara lain
tujuan penggunaan kayu( di dalam atau di luar ruangan), jenis organisme perusak
kayu yang akan dicegah serangannya, bentuk dan kualitas bahan atau barang yang
akan diawetkan dan cara pengawetan yang akan digunakan.
Berdasarkan cara
pemakaiannya, bahan pengawet kayu digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
1.
Bahan pengawet kayu berupa minyak.
2.
Bahan pengawet berupa larut minyak.
3.
Bahan pengawet larut air.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kandungan Zat pada Minyak Tanah
Minyak bumi
biasanya mengandung 5-2,5% minyak tanah,
sedangkan dalam minyak tanah terdapat senyawa-senyawa seperti paraffin, neften,
aromatic, dan senyawa belerang.Jumlah komponen senyawa dalam minyak tanah akan
mempengaruhi sifat-sifat minyak tanah.
Kandungan minyak
tanah :
1.Parafin
Paraffin adalah
sekelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai lurus (alkana),CnH2+2. Contohnya
metana (CH4), etana (C2H60, n-butana (C4H12), isobutana (2-metil propana,
C4H10), isopentana (2,metal butane,C5H12). Jumlah senyawa yang tergolong
isoparafin jauh lebih banyak daripada senyawa tergolong n-parafin. Tetapi
,didalam minyak bumi mentah, kadar
senyawa isoparafin biasanya lebih kecil daripada n-parafin.
2. Naftan
Naftan
adalah sekelompok senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk srtuktur cincin
dengan rumus molekul CnH2n. Senyawa-senyawa kelompok neftan yang banyak
ditemukan adalah senyawa yang struktur cincinnya tersusun atas 5 atau 6 atom
karbon. Contohnya adalah siklopentana (C6H12) dan sikloheksana (C6H12).
Umumnya, dilam minyak bumi mentah ,neftana merupakan kelompok senyawa
hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua setelah n-parafin.
3.
Aromatik
Aromatik
adalah sekelompok senyawa hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom-atom
karbon membentuk atom-atom karbon yang membentuk benzene (C6H6). Contohnya
benzene (C6H6), metilbenzen(C7H8),dan neftalena (C7H8),dan neftalena (C10H8).
Minyak bumi dari Sumatera dan Kalimantan umumnya memiliki kadar aromat yang relative
besar.
4. Senyawa Belerang
Belerang
terdapat dalam bentuk hydrogen sulfide (H2S), belerang bebas (S), markoptan
(R-SH),dengan R=gugus alkil) ,sulfida(R-S-R), disulfide
(R-S-S-R)
dan tiofen (sulfide siklik). Kerugian yang diakibatkan bila kadar belerang
terlalu tinggi adalah:
a.
Memberikan bau yang tidak enak dari
gas-gas yang dihasilkan.
b.
Mengakibatkan kerosi dari bagian-bagian
logam. (menyebabkan hujan asam).
3.2
Manfaat Minyak Tanah sebagai Bahan Pengawet kayu
Salah
satu syarat sebagai bahan pengawet kayu adalah dapat membuat kayu mempunyai
ketahanan terhadap cendawan, serangga,dan prusak kayu lainnya.Telah disampaikan
dibab sebelumnya bahwa minyak tanah dapat membunuh serangga koloni seperti
semutdan kecoa,minyak tanah juga digunakan sebagai komponen dalam produk
pembasmi serangga. Dan dalam bab itu juga (Bab II) disampaikan bahwa minyak
tanah yang digunakan sebagai pengobatan dapat membunuh jamur dan pathogen. Dari
beberapa penjelasan diatas dapat menjadi dasar yang kuat mengapa minyak tanah
bisa digunakan sebagai bahan pengawet kayu, seperti yang penulis temukan saat
melakukan kunjungan ke sentra ukir Jepara.
Minyak
tanah yang bersifat racun terhadap organism perusak kayu menjadi alasan yang
kuat mengapa pengrajin menggunakan minyak tanah sebagai bahan pengawet kayu
ukiran.
3.3 Kelebihan Minyak Tanah dibandingkan
Bahan Pengawet Kayu Lain
Setiap produk atau barang tentu memiliki
kelebihan dibandingkan dengan produk lainnya. Begitupun dengan pengawet kayu
sampai saat ini memang belum ada produk yang dapat memenuhi semuakriteria
tersebut. Tentunya sebagai konsumen kita memilih produk yang lebih unggul
diantara produk sejenis lainnya.Minyak tanah sebagai bahan pengawet kayu
memiliki keunggulain(kelebihan)antara lain :
1.
Minyak tanah bersifat racun pada
mikroorganisme perusak kayu.
2. Minyak
tanah tidak menimbulkan perkaratan,dan tidak mengkerosikan(mengauskan) logam
(paku) yang bersentuhan dengan kayu yang diawetkan.
3.
Minyak tanah tidak mengganggu sifat
kayu.
4.
Minyak tanah tidak berbahaya bagi manusia.
5.
Minyak tanah mudah diangkut dan
dikerjakan.
6.
Proses pengerjaannya mudah dan tidak
membutuhkan waktu lama.
3.4 Kekurangan Minyak Tanah
dibandingkan bahan Pengawet Kayu Lainya.
Selain memiliki kelebihan yang telah
dijelaskan diatas minyak tanah sebagai baha pengawet kayu juga memiliki
kekurangan jika dibandingkan dengan bahan pegawet kayu lainnya. Kekurangan
minyak tanah dibandingkan bahan pegawet lainnya adalah :
1.
Minyak tanah harganya mahal dan sulit
didapatkan. Kita ketahui sejak tahun 2009 minyak tanah harganya melambung
tinggi sehingga para konsumen merasa keberatan aka kenaikan harga tersebut.
Kelangkaan minyak tanah juga mendorong para konsumen untuk beralih ke bahan
bakar lainnya. Hal tersebut juga mengakibatkan penggunaan minyak tanah sebagai
bahan pengawet kayu juga berkurang dan digantika dengan bahan pengawet kayu
lainnya yang lebih murah dan mudah didapatkan.
2.
Minyak tanah memiliki bau yang
menyengat. Salah satu syarat bahn pengawet kayu yang baik adalah tidak berwarna
dan tidak berbau. Minyak tanah memiliki bau yang cukup menyengat sehingga
menggaggu keyamanan konsumen.
3.
Minyak tanah mempertinggi resiko
kebakaran . Sebagaimana kita ketahui minyak tanah adalah bahan bakar kompor
minyak, pastinya minyak tanah memiliki sifat mudah terbakar, sehingga
membahayakan keselamatan konsumen.
3.5 Cara Pengawetan Kayu dengan
Minyak Tanah
Menurut hasil wawancara terhadap
pegawai industri mebelir dan hasil pengamatan penulis saat melakukan penelitian
di Central Ukir Jepara diperoleh informasi bahwa cara pengawetan dengan
menggunakan minyak tanah adalah dengan
mencampurkan kurang lebih I0 butir kamper untuk satu liter minyak tanah. Kamper
dihaluskan dan di campur rata di dalam minyak tanah. Lalu kita olesi seluruh
permukaan kayu hingga rata. Kayu siap kita gunakan, ini biasa kita pakai untuk
kayu kuzen, atau daun pintu dan jendela.
Penggunaan minyak tanah sebagai
bahan pengawet kayu ini tidak membutuhkan waktu yang lama dan pengerjaan yang
sulit,cukup dengan mengoleskan campuran minyak tanah dan kamper secara rata
pada permukaan kayu dapat menjaga keawetan kayu 15 sampai 20 tahun, tergantung
jenis kayu yang digunakan. Tambahan kamper ini dikarenakan kamper mengandung
zat anesti dan antimikroba sehingga kamper dapat membunuh mikroorganisme
perusak kayu seperti jamur dan mikroorganisme lainnya. Kamper juga dapat
meredam bau dari minyak tanah sehingga menjadi netral.
SIMPULAN DAN SARAN
4.1.1
Simpulan
Berdasarkan
pemaparan pada bab sebelumnya maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:
1.
Minyak tanah memiliki memiliki kandungan parafin, neftan, aromatik, dan senyawa
belerang, kandungan tersebut menentukan sifat fisik dari minyak tanah.
2.
Minyak tanah dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pengawet kayu karena minyak tanah bersifat racun terhadadap terhadap
organism perusak kayu.
3.
Kelebihan minyak tanah dibandingkan dengan bahan pengawet kayu lainnya adalah:
minyak tanah bersifat racun terhadap organism perusak kayu,minyak tanah tidak
mengganggu sifat kayu, mudah diangkut dan dikerjakan, tidak berbahaya bagi
manusia dan tidak menimbulkan perkaratan pada logam.
4.
Kekurangan minyak tanah dibandingkan
bahan pengawet kayu lainnya adalah: harganya mahal dan sulit didapatkan,
mempertinggi resiko kebakaran, dan memiliki bau yang cukup menyengat.
5.
Proses penggunanan minyak tanah sebagai
bahan pengawet kayu adalah dengan cara
mencampurkan minyak tanah dengan kamper yang telah dihaluskan, lalu mengoleskannya secara merata keseluruh
permukaan kayu yang akan diawetkan.
4.1.2
Saran
Adapun saran
yang hendak penulis sampaikan dalam pembuatan karya tulis ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk
para pengrajin yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan pengawet kayu
diharapkan dapat mengganti minyak tanah dengan bahan pengawet kayu alternatif
lainnya, dikarenakan minyak tanah
termasuk dalam energi tak terbarukan yang proses pembentukannya membutuhkan
waktu jutaan tahun, yang jika digunkan secara terus menerus akan habis.
Maka disarankan untuk mencari bahan
pengawet kayu alternatif, khususnya penggunaan bahan pegawet kayu yang alami,
aman dan ramah lingkungan.
2. Untuk
pemerintah diharapkan dapat membantu penyediaan pasokan minyak tanah, sehingga
para pengrajin ukiran Jepara yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan
pengawet kayu tidak kesulitan untuk mendapatkannya.
3. Untuk
para pembaca diharapkan dapat menambah wawasan mengenai manfaat minyak tanah
sebagai bahan pengawet kayu.
DAFTAR
PUSTAKA
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2013/03/bahan-pengawet-kayu.html?m=1(diakses tanggal 8 Januari 2015)
https://gugunborobudur.wordpress.com/2008/06/19/bahan-pengawet-untuk-kayu/
(diakses tanggal 8 Januari 2015)
http://www.ilmusipil.com/cara-pengawetan-kayu-bahan-bangunan(diakses
tanggal 8 Januari 2015)
http://noviantoblog.blogspot.com/2009/09/bahan-pengawet.html?m=1(diakses
tanggal 8 Januari 2015)
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Minyak_tanah(diakses tanggal 8 Januari
2015)
http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/06/minyak-bumi-artikel-lengkap.html?m=1(diakses
tanggal 8 Januari 2015)
https://sembuhkanku.wordpress.com/2013/09/29/minyak-tanah-penyembuh-universal/ ( diakses tanggal 11 Januari 2015)
http://carakata.org/makalah-minyak-bumi-pengertian-proses-pembentukan-pengolahan-dan-manfaatnya/(
diakses tanggal 11 Januari 2015)
http://m.artikata.com/arti-341018-minyak.html(
diakses tanggal 11 Januari 2015)
http://m.artikata.com/arti-332734-kamper.html(
diakses tanggal 11 Januari 2005)
http://m.kompasiana.com/post/read/521218/1/barus-dan-kamper.html (diakses tanggal 22 Januari 2015)
https://yuxie.wordpress.com/tag/manfaat-kapur-barus/(diakses
tanggal 22 Januari 2015)
http://ukirjepara.net/(diakses tanggal 22
Januari 2015)
http://rimbakita.blogspot.com/2012/12/ukiran-jepara.html?m=1(diakses
tanggal 22 Januari 2015)
Gambar pengawetan kayu dengan bahan pengawet kayu jenis
lainnya
0 comments:
Post a Comment