BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir
dinamakan Fluida. Cairan adalah salah satu jenis fluida yang mempunyai
kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya lebih merenggang karena gaya
interaksi antar partikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida yang interaksi
antar partikelnya sangat lemah sehingga diabaikan.
Dengan demikian kerapatannya akan lebih
kecil. Karena itu, fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat
menelaah sifatnya dengan menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida
mengalami gaya geser maka akan siap untuk mengalir. Jika kita mengamati fluida
statis misalnya di air tempayan. Berdasarkan uraian diatas, maka pada makalah
ini akan dibahas mengenai fluida statis.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini penulis mencoba
mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan
dan penyelesaian makalah. Diantaranya yaitu :
1.
Apakah fluida itu?
2.
Apakah pengertian dari fluida statis?
3.
Apa sifat- sifat Fluida Statis?
4.
Apa itu Tekanan Hidrostatis?
5.
Bagaimana penerapan fluida dalam kehidupan
sehari-hari?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1.
Agar dapat mengetahui pengertian dari Fluida.
2.
Agar dapat mengetahui pengertian dari Fluida
statis.
3.
Agar mengetahui sifat- sifat Fluida Statis.
4.
Agar mengetahui Tekanan Hidrostatis.
5.
Agar dapat mengetahui penerapan fluida
dalam kehidupan sehari-hari.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfa’at dari penyusunan makalah ini adalah :
1.
Dapat mengetahui pengertian dari Fluida.
2.
Dapat mengetahui pengertian dari Fluida
statis.
3.
Dapat mengetahui sifat- sifat Fluida Statis.
4.
Dapat mengetahui Tekanan Hidrostatis.
5.
Dapat mengetahui penerapan fluida dalam
kehidupan sehari-hari.
1.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata
Fluida mencakup zat car, air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir,
sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan
kedalam fluida karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan
contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida
karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain.
Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari
satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang
penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya,
terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang
melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat
mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup
juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak
disadari.
2.2 Pengertian Fluida
Statis
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1. Fluida statis
2. Fluida Dinamis
Tapi yang kita bahas dalam makalah ini hanyalah membahas
tentang fluida statis (fluida diam).
Adapun pengertian dari Fluida Statis adalah fluida yang
berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak
tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan
seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi
menjadi statis sederhana dan tidak sederhana. Contoh fluida yang diam secara
sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti
gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut bergerak.
Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki
kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai
dasar sungai.
Contoh pada kehidupan sehari-hari, sering
digunakan air sebagai contoh. Cairan yang berada dalam bejana mengalami
gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah
kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari
bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya
ini tersebar merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu
tidak mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran
sehingga hanya melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom
tersebut.
2.3 Sifat-sifat Fluida
Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan
dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam keadaan diam (statis).
Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tekanan,
tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas. Tapi yang kita bahas
dalam makalah ini hanyalah massa jenis dan tekanan.
2.3.1 Massa Jenis/Kerapatan
Pernahkah Anda membandingkan berat antara
kayu dan besi? Benarkah pernyataan bahwa besi lebih berat daripada kayu?
Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat, karena segelondong kayu yang besar
jauh lebih berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang tepat untuk
perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada
kayu.
Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda
memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda serta merupakan sifat alami dari
benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda homogen disebut
massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah
pengukuran massa setiap
satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar
pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan
total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah
daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya
air).
Satuan SI massa
jenis adalah kilogram per meter kubik
(kg·m-3). Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun
volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan
sebagai berikut :
V =
volume (m3 atau cm3),
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Bahan
|
Massa Jenis (g/cm3)
|
Nama Bahan
|
Massa Jenis (g/cm3)
|
Air
|
1,00
|
Gliserin
|
1,26
|
Aluminium
|
2,7
|
Kuningan
|
8,6
|
Baja
|
7,8
|
Perak
|
10,5
|
Benzena
|
0,9
|
Platina
|
21,4
|
Besi
|
7,8
|
Raksa
|
13,6
|
Emas
|
19,3
|
Tembaga
|
8,9
|
Es
|
0,92
|
Timah Hitam
|
11,3
|
Etil Alkohol
|
0,81
|
Udara
|
0,0012
|
Kerapatan berat didefinisikan
sebagai Berat persatuan Volume, yang biasa disimbolkan dengan “D”.
atau
Dengan : D = Berat jenis (N/m3)
w = Berat benda (N)
V = Volume (m3)
ρ =
Massa jenis (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Rapat massa relatif didefinisikan sebagai
perbandingan dari rapat massa zat tersebut terhadap rapat massa dari zat
tertentu sebagai zat pembanding.
Zat pembanding biasa diambil air, pada suhu 40 C.
Rapat massa relatif biasa disimbolkan dengan
: rho r.
Juga berlaku :
Rapat massa relatif tidak mempunyai SATUAN.
2.3.2 Tekanan
Pengertian tekanan akan mudah kita pahami
setelah kita menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. Mengapa pisau yang
tajam lebih mudah memotong dari pada pisau yang tumpul? Mengapa paku yang
runcing lebih mudah menancap kedalam benda dibandingkan paku yang kurang
runcing? Pertanyaan diatas sangat berhubungan dengan konsep tekanan. Konsep
tekanan identik dengan gaya, gaya selalu menyertai pengertian tekanan. Tekanan
yang besar dihasilkan dari gaya yang besar pula, sebaliknya tekanan yang kecil
dihasilkan dari gaya yang kecil. Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa
tekanan sebanding dengan gaya. Mari kita lihat orang memukul paku sebagai
contoh. Orang menancapkan paku dengan gaya yang besar menghasilkan paku yang
menancap lebih dalam dibandingkan dengan gaya yang kecil.
Pengertian tekanan tidak cukup sampai disini.
Terdapat perbedaan hasil tancapan paku bila paku runcing dan paku tumpul. Paku
runcing menancap lebih dalam dari pada paku yang tumpul walaupun dipukul dengan
gaya yang sama besar. Dari sini terlihat bahwa luas permukaan yang terkena gaya
berpengaruh terhadap tekanan. Luas permukaan yang sempit/kecil menghasilkan
tekanan yang lebih besar daripada luas permukaan yang lebar. Artinya tekanan
berbanding terbalik dengan luas permukaan.
Penjelasan di atas memberikan bukti yang
sangat nyata pada pengertian tekanan. Jadi, tekanan dinyatakan sebagai gaya per
satuan luas. Pengertian tekanan ini digunakan secara luas dan lebih khusus lagi
untuk Fluida. Satuan untuk tekanan dapat diperoleh dari rumus di atas yaitu 1
Newton/m2 atau disebut dengan pascal. Jadi 1 N/m2=1 Pa (pascal). Bila suatu
cairan diberi tekanan dari luar, tekanan ini akan menekan ke seluruh bagian
cairan dengan sama prinsip ini dikenal sebagai hukum Pascal.
Jika gaya F bekerja tegak lurus bekerja pada
benda seluas A, besarnya tekanan secara matematis dituliskan sebagai berikut :
P = F/A
|
Keterangan : P = Tekanan (N/m2 atau pascal)
F =
Gaya (N)
A = Luas permukaan benda (m2)
Persamaan diatas menyatakan
bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas permukaan
bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang
kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang yang
besar.
2.3 Tekanan Hidrostatis
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang
terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida
tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida
diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik
tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p,
menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari
perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara
massa fluida dengan percepatan gravitasi Bumi, ditulis :
Oleh karena m = ρ.V persamaan tekanan oleh
fluida dituliskan sebagai p =
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil
perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi fluida dalam
bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat
fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi : P
= = ρ.g.h
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan
dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut :
Dengan
: Ph= Tek anan hidrostatis (N/m2)
Ph = ρ.g.h ρ =
Massa jenis (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
h = Ketinggian (m)
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan
udara akan semakin berkurang. Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari
permukaan laut atau danau, tekanan hidrostatis akan semakin bertambah. Mengaa
demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya berat yang dihasilkan oleh udara
dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara akan semakin tipis
seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan
berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan
semakin besar seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan
hidrostatis akan bertambah jika kedalaman bertambah.
2.3.1 Manometer Pipa Terbuka
Manometer pipa terbuka adalah alat
pengukur tekanan gas yang paling sederhana. Alat ini berupa pipa berbentuk U
yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat tekanan sebesar p (dari
gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan tekanan
atmosfir (p0).
2.3.2 Barometer
Barometer raksa ini ditemukan pada 1643
oleh Evangelista Torricelli, seorang ahli Fisika dan Matematika
dari Italia. Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara. Barometer umum
digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan
cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai.
Ia mendefinisikan tekanan atmosfir dalam bukunya yang berjudul “A Unit of
Measurement, The Torr” Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan
tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang tingginya 760 mm. Cara
mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut.
ρ raksa × percepatan
gravitasi Bumi × panjang raksa dalam tabung atau
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76
m) = 1,103 × 105 N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105 N/m2
2.3.3 Pengukur Tekanan Ban
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan
udara di dalam ban. Bentuknya berupa silinder panjang yang di dalamnya terdapat
pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban, tekanan udara dari dalam ban
akan masuk ke dalam silinder dan menekan pegas. Besarnya tekanan yang diterima
oleh pegas akan diteruskan ke ujung lain dari silinder yang dihubungkan dengan
skala. Skala ini telah dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan nilai selisih
tekanan udara luar (atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah
mengalir misalnya zat cair dan gas. Sifat kemudahan mengalir dan kemampuan
untuk menyesuaikan dengan tempatnya berada merupakan aspek yang membedakan
fluida dengan zat benda tegar.
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat ditemukan aplikasi
Hukum Bernoulli yang sudah banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang
menunjang kehidupan manusia masa kini seperti untuk menentukan gaya angkat pada
sayap dan badan pesawat terbang, penyemprot parfum, penyemprot racun serangga
dan lain sebagainya.
3.2 Saran
Saran-saran dari kami adalah :
1.
Semoga penerapan Fluida dapat di terapkan
dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.
2.
Bagi masyarakat semoga dapat
memanfaatkan penerapan fluida dengan baik.
3.
Bagi masyarakat haruslah memahami fluida
dengan baik.
0 comments:
Post a Comment