PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hasil Survai
Kesehatan Nasional (Surkesnas) 2004
menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 307 per
100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi (AKB), Nasional 52 per
1000 kelahiran hidup. Hingga saat ini, 536.000 perempuan meninggal setiap
tahunnya karena komplikasi kehamilan dan persalinan, di mana 99 persen terjadi
di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Dapat dikatakan, setiap satu
menit satu nyawa perempuan tak tertolong. Selain itu, 4.3 juta bayi
meninggal dalam bulan pertama usianya dan 4 juta bayi lahir mati karena
komplikasi kehamilan dan proses persalinan. (Harian Kompas, 2009).
Dalam upaya menurunkan AKB, selain tindakan
asuhan persalinan yang tepat dan benar, juga tidak kalah pentingnya adalah
asuhan bayi baru lahir yang tepat dan benar juga. Menurut data Survai Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, penyebab kematian neonatal (bayi sampai usia 28
hari) paling tinggi adalah karena bayi berat lahir rendah (BBLR, didefinisikan
sebagai bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram), yaitu
sebesar 29 persen. Disusul penyebab urutan kedua karena asfiksia pada
bayi baru lahir (asfiksia adalah keadaan bayi baru lahir yang gagal atau tidak
dapat bernapas secara spontan dan teratur), sebesar 27 persen.
Pada setiap kasus
persalinan, penolong persalinan seyogyanya senantiasa siap siaga untuk
memberikan tatalaksana bayi dengan asfiksia. Tidak setiap kasus asfiksia dapat
diramalkan sebelum bayi lahir, mengingat 90 persen penyulit terjadi pada saat
persalinan. Penolong persalinan di fasilitas kesehatan yang memadai
(dokter umum/spesialis, bidan, dan perawat) sudah memperoleh pelatihan sehingga
mampu melakukan langkah-langkah resusitasi ini sesuai algoritma, di mana setiap
tindakan didasari pada penilaian kondisi bayi dalam hal: usaha bernapas,
frekuensi denyut jantung dan warna kulitnya.
B.
Rumusan Masalah
- Apa
yang dimaksud asfiksia?
- Bagaimana
etiologi asfiksia?
- Bagaimana
perubahan patofisiologis dan gambaran klinis asfiksia?
- Apa
tindakan yang harus dilakukan pada asfiksia?
- Bagaimanakah
prinsip dasar resusitasi?
- Bagaimanakah
cara resusitasi?
C.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu
menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Bayi
penderita Asfiksia dan mendapatkan gambaran epidemiologi, distribusi,
frekuensi, determinan, isu dan program penanganan Asfiksia.
2. Tujuan Khusus
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian pada Asfiksia
b. Mengetahui etiologi Asfiksia
c. Mengetahui penilaian Asfiksia
d. Mengetahui penanganan Asfiksia
b. Mengetahui etiologi Asfiksia
c. Mengetahui penilaian Asfiksia
d. Mengetahui penanganan Asfiksia
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Persalinan
2.1.1
Pengertian
Proses
membuka dan menipisnya serviks dan janin ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah
proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Jadi
persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan 37-40 minggu. Lahir spontan dengan presentase
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin.
Sebab-sebab mulainya persalinan
a. kala I atau kala pembukaan yaitu
dimulai dengan adanya his atau kontraksi uterus yang regular sehingga pembukaan serviks menjadi lengkap. Proses
membukanya serviks sebagai akibat his, dibagi dalam 2 fase:
1.
fase laten persalinan
·
Dimulai sejak kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap.
·
Pembukaan serviks kurang dari 4.
·
Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam.
2.
Fase Aktif Persalinan
·
Serviks membuka dari 4 ke 10 Cm, biasanya dengan kecepatan 1
cm atau lebih per jam sehingga pembukaan lengkap (10 Cm).
·
Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
A.
Definisi
Asfiksia adalah
keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur.
Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia
pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan
ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan
bayi selama atau sesudah persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2007).
Asfiksia neonatorum
ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan
teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan
hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan,
persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan
bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna.
Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan
hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul. (Wiknjosastro,
1999).
B. Etiologi / Penyebab Asfiksia
Beberapa kondisi
tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah
uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia
bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi
asfiksia bayi baru lahir.
Beberapa faktor
tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru
lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan bayi berikut ini:
1. Faktor ibu
a.
Preeklampsia dan eklampsia
b. Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
c. Partus lama atau partus macet
d. Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
e. Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
b. Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
c. Partus lama atau partus macet
d. Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
e. Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2. Faktor Tali Pusat
a. Lilitan
tali pusat
b. Tali pusat pendek
c. Simpul tali pusat
d. Prolapsus tali pusat
b. Tali pusat pendek
c. Simpul tali pusat
d. Prolapsus tali pusat
3. Faktor Bayi
a.
Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan
b.
Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi
kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
c.
Kelainan bawaan (kongenital)
d.
Air
ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
Asfiksia
Neonatorum dapat dibagi dalam tiga klasifiasi:
1.
Asfiksia
neonatorum ringan : Skor APGAR 7-10. Bayi dianggap sehat, dan tidak memerlukan
tindakan istimewa
2.
Asfiksia
neonatorum sedang : Skor APGAR 4-6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat
frekuensi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik,
sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.
3.
Asfisia
neonatorum berat : Skor APGAR 0-3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi
jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan
kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada, pada asfiksia dengan henti
jantung yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit
sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung menghilang post partum
pemeriksaan fisik sama asfiksia berat
C. Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir
Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti
tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi, yaitu :
1. Memastikan saluran terbuka
a.
Meletakkan
bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.
b.
Menghisap
mulut, hidung dan kadang trachea.
c.
Bila
perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan saluran pernafasan
terbuka.
2. Memulai pernafasan
a.
Memakai
rangsangan taksil untuk memulai pernafasan
b.
Memakai
VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan balon atau mulut ke mulut
(hindari paparan infeksi).
3. Mempertahankan sirkulasi
a. Rangsangan
dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara
b. Kompresi dada.
c. Pengobatan
b. Kompresi dada.
c. Pengobatan
D.
Persiapan resusitasi
Agar tindakan untuk resusitasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan efektif, kedua faktor utama yang perlu dilakukan adalah :
Agar tindakan untuk resusitasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan efektif, kedua faktor utama yang perlu dilakukan adalah :
1. Mengantisipasi kebutuhan akan
resusitasi lahirannya bayi dengan depresi dapat terjadi tanpa diduga, tetapi
tidak jarang kelahiran bayi dengan depresi atau asfiksia dapat diantisipasi
dengan meninjau riwayat antepartum dan intrapartum.
2. Mempersiapkan alat dan tenaga
kesehatan yang siap dan terampil. Persiapan minumum antara lain :
a. Alat
pemanas siap pakai
b. Oksigen
c. Alat pengisap
d. Alat sungkup dan balon resusitasi
e. Alat intubasi
f. Obat-obatan
b. Oksigen
c. Alat pengisap
d. Alat sungkup dan balon resusitasi
e. Alat intubasi
f. Obat-obatan
Prinsip-prinsip resusitasi yang efektif :
1.
Tenaga
kesehatan yang slap pakai dan terlatih dalam resusitasi neonatal harus
rnerupakan tim yang hadir pada setiap persalinan.
2.
Tenaga
kesehatan di kamar bersalin tidak hanya harus mengetahui apa yang harus
dilakukan, tetapi juga harus melakukannya dengan efektif dan efesien
3.
Tenaga
kesehatan yang terlibat dalam resusitasi bayi harus bekerjasama sebagai suatu
tim yang terkoordinasi.
4.
Prosedur
resusitasi harus dilaksanakan dengan segera dan tiap tahapan berikutnya
ditentukan khusus atas dasar kebutuhan dan reaksi dari pasien.
5.
Segera
seorang bayi memerlukan alat-alat dan resusitasi harus tersedia clan siap
pakai.
E. Langkah-Langkah Resusitasi
1.
Letakkan
bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan tubuh bayi dan selimuti tubuh
bayi untuk mengurangi evaporasi.
2.
Sisihkan
kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas yang datar.
3.
Ganjal
bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor).
4.
Hisap
lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut sudah bersih
kemudian lanjutkan ke hidung.
5.
Lakukan
rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan mengusap-usap
punggung bayi.
6.
Nilai
pernafasanJika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik,
hasil kalikan 10. Denyut jantung > 100 x / menit, nilai warna kulit jika
merah / sinosis penfer lakukan observasi, apabila biru beri oksigen. Denyut
jantung < 100 x / menit, lakukan ventilasi tekanan positif.
a.
Jika pernapasan sulit (megap-megap) lakukan
ventilasi tekanan positif.
b.
Ventilasi tekanan positif / PPV dengan
memberikan O2 100 % melalui ambubag atau masker, masker harus menutupi hidung
dan mulut tetapi tidak menutupi mata, jika tidak ada ambubag beri bantuan dari
mulur ke mulut, kecepatan PPV 40 – 60 x / menit.
c.
Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut
jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10.
2. 100 hentikan bantuan
nafas, observasi nafas spontan.
3. 60 – 100 ada peningkatan
denyut jantung teruskan pemberian PPV.
4. 60 – 100 dan tidak ada
peningkatan denyut jantung, lakukan PPV, disertai kompresi jantung.
5. < 10 x / menit,
lakukan PPV disertai kompresi jantung.
6. Kompresi jantung
Perbandingan
kompresi jantung dengan ventilasi adalah 3 : 1, ada 2 cara kompresi jantung
a.
Kedua ibu jari menekan stemun sedalam 1 cm dan
tangan lain mengelilingi tubuh bayi.
b.
Jari tengah dan telunjuk menekan sternum dan
tangan lain menahan belakang tubuh bayi.
7. Lakukan
penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi dada.
8. Denyut
jantung 80x./menit kompresi jantung dihentikan, lakukan PPV sampai denyut
jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan.
9. Jika
denyut jantung 0 atau < 10 x / menit, lakukan pemberian obat epineprin 1 :
10.000 dosis 0,2 – 0,3 mL / kg BB secara IV.
10. Lakukan
penilaian denyut jantung janin, jika > 100 x / menit hentikan obat
11. Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi
pemberian epineprin sesuai dosis diatas tiap 3 – 5 menit.
12. Lakukan
penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap / tidak rewspon terhadap di
atas dan tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan dosis 2 MEQ/kg BB secara
IV selama 2 menit. (Wiknjosastro, 2007)
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1.
ILUSTRASI KASUS
Pada
tanggal 24 Agustus 2014 Jam 11.00 Wib. Ny A umur 22 tahun dating ke rumah bidan
dengan keluhan mules-mules sejak pukul 05.00 wib dan keluar lendir bercampur
darah dari jalan lahir.
Berdasarkan
hasil pemeriksaan bidan ibu memasuki masa persalinan, karena pembukaan sudah
1cm, ketuban (+) tidak ada oedema, tekanan darah 120/80, DJJ 132x/menit, nadi 82x/menit, suhu 37 c0
, respirasi 22x/menit, pemeriksaan laboratorium : HB 11,7 gram/dl,
protein urine (-), glukosa urine (-).
3.1.1 ASUHAN KEBIDANAN PADA
IBU BERSALIN KALA I FASE LATEN
Tanggal masuk : 24 Agustus 2014
Pukul :
11.00 Wib
Nomor register :
Tempat Pengkajian : Rumah Bidan
Pengkaji : Yuli,Am.keb
I.
DATA
SUBJEKTIF
A.
Identitas
Nama Pasien : Ny. A
Umur :
22 tahun
Agama :
Islam
Suku/ bangsa : Sunda/ Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : tidak bekerja
Alamat :
Dusun Cicadas Rt 02/02 Desa Cipasang
Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang.
Nama Suami : Tn. R
Umur :
32 tahun
Agama :
Islam
Suku/ bangsa : Sunda/ Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Alamat :
Dusun Cicadas Rt 02/02 Desa Cipasang
Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang.
B.
Keluhan
utama
1. Ibu
datang tang Pada tanggal 24 Agustus 2014 Jam 11.00 Wib. Ny A umur 22 tahun
dating ke rumah bidan dengan keluhan mules-mules sejak pukul 05.00 wib dan
keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
2. Riwayat
kehamilan sekarang
·
Riwayat menstruasi :
-
Haid pertama : 13 tahun
-
Siklus : 28 hari
-
Lamanya : 5-7
-
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
·
Ibu mengatakan ini
dalah kehamilan yang satu dan belum pernah mengalami keguguran, ibu mengatakan
usia kehamilannya 9 bulan.
-
HPHT : 05-12-2013
-
TP : 12-09-2014
3. Pemeriksaan
kehamilan
a. Trimester
I : 3 x di bidan
b. Trimester
II : 3 x di bidan
c. Trimester
III : 3 x di bidan
4. Riwayat
Imunisasi : TT dilakukan 1x
selama hamil
5.
Pergerakan janin dalam
24 jam terkhir : ibu merasakan gerakan
janin yang sangat kuat.
6. Riwayat
kesehatan
-
Ibu mengatakan sebelum
hamil mempunyai penyakit kulit seperti kutil.
-
Ibu mengatakan ada
riwayat penyakit keluarga gagal jantung & TB paru
7. Pola
kehidupan sehari-hari
a. Pola
Nutrisi
-
Makan terakhir : Pukul 07.00 Wib
-
Minum Terakhir : Pukul 10.00 Wib
b. Eliminasi
-
BAK Terakhir : Pukul 05.00 Wib
-
BAB Terakhir : Pukul 07.00 Wib
c. Pola
Istirahat dan tidur
-
Sebelum hamil : Ibu tidur siang 1 jam dan tidur
malam 7 jam
-
Sesudah hamil : Ibu mengatakan kurang tidur,
karena sering BAK
d. Personal
Hygiene : Ibu tampak bersih
e. Pola
Aktifitas :
Pekerjaan ibu rumah tangga
8. Riwayat
Psikologis
Ibu tampak gelisah dan
cemas menghadapi persalinan
9. Riwayat
Sosial
a. Respon
tentang kehamilan : Ibu, suami dan
keluarga
senang dengan kehamilan
b. Kehamilan
ini direncanakan
c. Status
pernikahan
- Status
pernikahan : Sah
- Lama
pernikahan : 2 Tahun
10. Riwayat
KB : Ibu mengatakan tidak pernah
menggunakan
alat kontrasepsi.
11. Riwayat
Obat-obatan
Ibu mengkonsumsi
obat-obatan yang diberikan oleh bidan dan ibu mengatakan tidak pernah
mengkonsumsi alcohol dan jamu-jamuan.
II.
DATA
OBJEKTIF
a.
Pemeriksaan
Fisik
1. Keadaan
umum : Tampak
sehat
2. Kesadaran
: Compos Mentis
3. TTV
-
Tekanan darah : 120/80 mmhg
-
Nadi : 82x/menit
-
Respirasi : 22x/menit
-
Suhu : 37 c0
4. Pemeriksaan
fisik
·
Kepala
Rambut : hitam, dan bersih
·
Mata : tidak ada oedema
Mata : Konjungtiva berwarna merah mudan
dan Sklera warna
putih
·
Telinga : Simetris, pengeluaran tidak ada dan
pendengaran baik
·
Hidung : Simetris, bersih, tidak polip,
penciuman baik
·
Mulut dan Gigi :
bersih dan gigi tidak berlubang
·
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
Tidak ada pembengkakakn kelenjar getah bening
·
Dada : Simetris
Jantung : bunyi jantung reguler
·
Paru-paru : tidak ada wheezing
·
Payudara
-
Bentuk : Simetris
-
Putting susu : Menonjol
-
Benjolan : Tidak ada
-
Pengeluaran : ada kolostrum
-
Nyeri tekan : tidak ada
·
Abdomen
-
Palpasi
TFU : 31 cm
Leopold I : di fundus terabva bagian
bulat lunak dan
tidak Melenting yaitu bokong
Leopold II : Pada sebelah kanan ibu teraba bagian keras
memanjang (Punggung) dan sebelah kiri
ibu teraba bagian kecil janin
Leopold III : dibagian bawah teraba bulat
keras dan
Melenting
yaitu kepala
Leopold IV : divergent
Perlimaan : 2/5
DJJ : 132x/menit
Kontraksi : 2x/10 menit lamanya 20
detik
·
Ekstremitas
Atas :
tidak ada oedema -/-, pergerakan
Bawah :
tidak ada oedema -/-, varises -/-, reflek
patella +/+
·
Genetealia
Inspeksi
Varises : tidak ada
Luka parut : tidak ada
Pemeriksaan dalam jam
11.00 wib.
o Vulva/
Vagina : tidak ada kelainan
o Portio
: tebal, lunak
o Pembukaan
: 1 cm
o Ketuban
: positif
o Penurunan
:
St-3
5. Pemeriksaan
Laboratorium
Darah Hb : 11,7gr/dl
Protein urine : (-)
Glukosa urine : (-)
III.
ANALISIS
G1P0A0 Gravida 37 minggu, inpartu kala I fase laten, Fisiologis
IV.
PENATA
LAKSANAAN
·
Memberitahu hasil
pemeriksaan kepada ibu, bahwa ibu dalam keadaan baik
·
Melakukan observasi
selama 1 jam, yaitu HIS, DJJ, Nadi, Respirasi
Lembar
observasi Ny. A pada tanggal 24 Agustus 2014
Jam
|
Observasi
|
||||||
TD
|
Nadi
|
Suhu
|
Respirasi
|
DJJ
|
HIS
|
Pembukaan
|
|
11.00
|
120/80
|
82
|
37
0C
|
22
|
132
|
2x/10I20II
|
1 cm
|
12.00
|
|
82
|
|
22
|
136
|
2x/10120
II
|
|
13.00
|
|
82
|
37
0C
|
22
|
132
|
2x/10121
II
|
|
14.00
|
|
82
|
|
22
|
132
|
2x/10122
II
|
|
15.00
|
120/80
|
82
|
37
0C
|
22
|
132
|
2x/10125
II
|
1 cm
|
16.00
|
|
82
|
|
22
|
138
|
2x/10122
II
|
|
17.00
|
|
82
|
37
0C
|
22
|
140
|
2x/10123
II
|
|
18.00
|
|
82
|
|
22
|
138
|
2x/10120
II
|
|
19.00
|
120/80
|
82
|
37
0C
|
22
|
136
|
2x/10121
II
|
2 cm
|
20.00
|
|
82
|
|
22
|
136
|
2x/10122
II
|
|
21.00
|
|
82
|
36,5
0C
|
22
|
132
|
2x/10120
II
|
|
22.00
|
|
82
|
|
22
|
132
|
2x/10125
II
|
|
23.00
|
120/80
|
82
|
37
0C
|
22
|
134
|
2x/10120
II
|
3 cm
|
24.00
|
|
84
|
|
22
|
138
|
2x/10120
II
|
|
01.00
|
110/70
|
82
|
36,8
0C
|
22
|
132
|
2x/10125
II
|
|
02.00
|
|
82
|
|
22
|
136
|
2x/10128
II
|
|
·
Mengecek kelengkapan
alat obat-obatan, perlengkapan ibu dan bayi ; semua sudah lengkap.
·
Mempersiapkan meja
resusitasi + O2 ; meja
resusitasi + O2 sudah siap
·
Menganjurkan ibu untuk
mobilisasi ; ibu mau jalan-jalan
·
Menganjurkan ibu untuk
makan dan minum ; ibu mau minum
·
Mendokumentasikan
asukan.
3.1.2
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA I
FASE
AKTIF
Tanggal : 25 Agustus 2014
Waktu :
03.00 Wib
Pengkaji : Yuli, AMkeb
I.
Data
Subjektif
Ibu mengeluh pusing dan lemas
II.
Data
Objektif
1)
Keadaan umum : Tampak lemas
2)
Kesadaran : Compos mentis
3)
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 100/70 mmhg
Nadi :
82
Respirasi : 22
Suhu :
37 0C
DJJ :
141
HIS : 3x10125II
4)
Pemeriksaan dalam
Vulva/ Vagina : tidak ada kelainan
Portio :
tebal lunak
Pembukaan : 5 cm
Ketuban : (+)
Denominator : ubun-ubun kecil
Presentasi : Kepala
Penurunan : St 0
III.
Analisa
G1P0A0 Gravida 37 minggu invartu kala I
fase aktif fisiologis
IV.
Penatalaksanaan
a. Memberitahukan
kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
b. Memberitahukan
kepada ibu tehnik relaksaasi dengan menarik napas panjang bila ada mulas.
c. Menganjurkan
kepada ibu agar tidur miring kiri.
d. Melakukan
kolaborasi dengan dr. ; advice dr. Infus RL
e. Observasi
KU, TTV, HIS, DJJ, Nadi, Respirasi, Suhu dan Pembukaan
Lembar
observasi Ny. A pada tanggal 24 Agustus 2014
Jam
|
Observasi
|
||||||
TD
|
Nadi
|
Suhu
|
Respirasi
|
DJJ
|
HIS
|
Pembukaan
|
|
03.00
|
100/70
|
82
|
37 0C
|
22
|
141
|
3x/10I25II
|
5 cm
|
03.30
|
|
84
|
|
22
|
141
|
3x/10130
II
|
|
04.00
|
|
82
|
|
22
|
138
|
3x/10128
II
|
|
04.30
|
|
82
|
|
22
|
140
|
3x/10145
II
|
|
05.00
|
|
82
|
|
22
|
138
|
3x/10142II
|
|
05.30
|
|
82
|
|
22
|
142
|
3x/10141
II
|
|
06.00
|
|
82
|
|
22
|
140
|
4x/10141
II
|
|
06.30
|
|
82
|
|
22
|
144
|
4x/10142
II
|
|
f. Pukul
05.00 Wib ibu mengeluh keluar air dari jalan lahir dengan warna cairan jernih.
g. Pukul
05.10 Wib bidan Y menghubungi bidan E meminta bantuan pendampingan saat
pertolongan persalinan.
h. Pukul
05.20 Wib. Bidan E datang kerumah bidan Y.
i.
Menganjurkan ibu untuk
tidur miring ke kiri.
3.1.3
KALA
II
Tanggal : 25 Agustus 2014
Waktu :
08.20 Wib
Pengkaji : Yuli, AMkeb
I.
Data
Subjektif
Ibu mengatakan adanya keinginan BAB
II.
Data
Objektif
·
Keadaan umum : Baik
·
Kesadaran : Compos Mentis
·
His : 4x42detik
·
DJJ : 140
·
Suhu : 36,5 0C
·
Tekanan darah : 120/80 mmhg
·
Pemeriksaan dalam
Vulva/ Vagina : tidak ada kelainan
Portio :
tidak teraba
Pembukaan : lengkap
Ketuban : (-) sisa warna cairan jernih
Denominator : ubun-ubun kecil
Presentasi : Kepala
Penurunan : St +2
III.
ANALISA
G1P0A0 Parturient aterm akal II
fisiologis.
IV.
PENATALAKSANAAN
·
Memberitahu hasil
pemeriksaan pada ibu dan keluarga, bahwa pembukaan sudah lengkap.
·
Memastikan tanda dan
gejala kala II yaitu DOR-AN, TEK-NUS, PER-JOL dan VUL-KA
·
Sudah ada tanda dan
gejala doran, teknus, perjol dan vulka.
·
Persiapkan diri
memakai APD (Alat perlengkapan diri)
·
Mencuci tangan dan
mengeringkannya, memakai sarung tangan sebelah kemudian memasukan oxycytcin
kedalam spuit dan meletakannya ke dalam partus set.
·
Memberitahu ibu
dankeluarg auntuk proses pimpinan meneran yang baik.
·
Menganjurkan ibu untuk
memilih posisi yang nyaman ; ibu mau tidur setengah duduk
·
Menganjurkan ibu untuk mengedan saat adanya mules yang kuat.
·
Bidan Y memimpin
persalinan, sementara bidan E memantau DJJ saat kala II.
·
Menolong persalinan
-
Melahirkan kepala
dengan melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala bayi secara
bertahap.
-
Memeriksa leher bayi
apakah terlilit oleh tali pusat ; ada lilitan dileher bayi, lilitan tali pusat
sangat kuat, kemudian melakukan penjempitan tali pusat dengan klem pada dua
tempat dengan jarak 3 cm, kemudian memotong tali pusat di antara dua klem
tersebut.
-
Melahirkan bahu
-
Melahirkan seluruh
tubuh bayi
·
Pukul 08.20 Wib bayi
lahir tidak menangis, tonus ototnya (-), reflek (-), Warna kulit pucat, denyut jantung 120x/menit, jenis kalamin
laki-laki.
·
Kemudian bidan Y
melakukan tindakan resusitasi.
·
Langkah awal dalam resusitasi
-
Memberikan kehangatan
-
Memposisikan bayi
dengan sedikit menengadahkan kepalanya
-
Membersihkan jalan
napas sesuai keperluan
-
Mengeringkan bayi,
merangsang pernapasan dan meletakkan pada posisi yang benar
-
Pasang sungkup Pasang sungkup dan pegang agar menutupi mulut
dan hidung bayi
-
Ventilasi 2 kali
-
Melakukan tiupan dengan tekanan 30 cm air
-
Menilai dada bayi : dada bayi mengembang
-
Melakukan Ventilasi 20 kali dalam 30 detik ; nafas
megap-megap, tonus otot (-), reflek (-), denyut jantung 130x/menit
-
melanjutkan ventilasi tiap 20 x dalam 30 detik (dengan
tekanan 20 cm air)
·
Bidan E. menghubungi
dr. pukul 08.30 dr. dating dan melakukan pemeriksaan terhadap bayi ; nafas megap-megap, tonus otot (-),
reflek (-), denyut jantung 130x/menit
·
dr. memberitahukan ibu
dan keluarga bahwa bayi tidak bisa bernafas spontan dan harus segera di rujuk
ke RSUD sumedang ; ibu menyetujuinya.
·
Pukul 09.35 Wib. Bayi
di rujuk ke RSUD sumedang dengan didampingi oleh bidan E, dr, bersama keluarga.
3.1.4
KALA
III
Tanggal : 25 Agustus 2014
Waktu :
03.00 Wib
Pengkaji : Yuli, AMkeb
I.
Data
Subjektif
Ibu mengatakan mules.
II.
Data
Objektif
·
Keadaan umum : baik
·
Kesadaran : compos mentis
·
Genetalia : tali pusat terlihat di depan
pulpa
III.
Analisa
Kala III persalinan
IV.
Penatalaksanaan
·
Memberitahukan hasil
pemeriksaan pada ibu
·
Mengecek adanya bayi
kedua; tidak ada bayi kedua
·
Memberitahukan ibu
bahwa ibu akan disuntikan oxytocin
·
Ibu bersedia untuk
disuntik
·
Melakukan PTT ;
plasenta lahir lengkap pukul 08.25 Wib ( dilakukan oleh bidan E)
·
Melakukan masase
fundus uterik ; kontraksi baik
3.1.5
KALA
IV
Tanggal : 25 Agustus 2014
Waktu :
08.25 Wib
Pengkaji : Yuli, Amkeb
I.
Data
Subjektif
Ibu merasa sedih.
II.
Data
Objektif
·
Keadaan umum : Baik
·
Kesadaran : compos mentis
·
Kontraksi uterus : baik
·
Plasenta : sudah lahir
·
TFU : 1 jari dibawah
pusat
·
Kandung kemih : kosong
·
Pendarahan : Normal
III.
Analisa
Kala IV persalinan
IV.
Penatalaksanaan
·
Memberitahukan kepada
ibu hasil pemeriksaan
·
Ibu tampak sedih
karena bayinya dirujuk
·
Mengecek adanya luka
laserasi; ada luka derajat II, melakukan
penjahitan dengan menggunakan anastesi local.
·
Membersihkan ibu dan
tempat bersalin; ibu sudah nyaman dan tempat bersalin sudah bersih.
·
Mendekontaminasikan
alat bekas pakai; alat sudah terendam klorin
·
Mengajarkan ibu untuk
melakukan masase uterus; ibu mengerti
·
Menganjurkan ibu buang
air kecil setelah dua jam
·
Mengobservasi 2 jam
post partum
Jam
|
Waktu
|
TD
|
Nadi
|
Suhu
|
TFU
|
Kontraksi
uterus
|
Kandung
Kemih
|
Perdarahan
|
1
|
08.40
|
110/70
|
84
|
36,5 0C
|
1
jari dibawah pusat
|
Baik
|
Kosong
|
Normal
|
08.55
|
|
84
|
|
1
jari dibawah pusat
|
Baik
|
Kosong
|
Normal
|
|
09.10
|
|
84
|
|
1
jari dibawah pusat
|
Baik
|
Kosong
|
Normal
|
|
09.25
|
|
84
|
|
1
jari dibawah pusat
|
Baik
|
Kosong
|
Normal
|
|
2
|
09.55
|
|
84
|
36,5 0C
|
1
jari dibawah pusat
|
Baik
|
Kosong
|
Normal
|
10.25
|
|
84
|
|
1
jari dibawah pusat
|
Baik
|
Kosong
|
Normal
|
·
Memberikan konseling
perawatan ibu
·
Melepaskan infuse
·
Mendokumentasikan
bentuk SOAP dalam bentuk partograf
3.2
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
3.2.1
Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas 6 Jam
Tanggal : 25 Agustus 2014
Pukul :
15.20 Wib
Tempat :
Rumah bidan
Pengkaji : Yuli, AMkeb
I.
Data
Subjektif
Ibu mengatakan keadaannya baik.
II.
Data
Objektif
a. Keadaan
umum : Tampak sehat
b. Kesaraan
: Compos mentis
c. TTV :
1.
TD : 110/70 mmHg
2.
Nadi : 82
3.
Respirasi : 22
4.
Suhu : 37 0C
d. Kepala
1. Rambut
: Kotor, warna Hitam
2. Muka : tidak ada oedem
3. Mata
: Conjungtiva merah muda
e. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar getah
bening
f. Bunyi
jantung : Teratur
g. Payudara : Simetris, Putting susu
menonjol
h. Abdomen :
-
TPU : 2 jari dibawah pusat
-
Kontraksi uterus : baik
-
Kantung kemih : Kosong
i. Ekstremitas : Tidak ada oedema
III.
Analisa
P1A0 Post partum 6 jam normal
IV.
Penatalaksanaan
1. Memberitahukan
hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu baik
2. Menganjurkan
pada ibu untuk istirahat yang cukup
3. Menganjurkan
kepada keluarga untuk memberikan motivasi pada ibu
4. Memberikan
konseling tentang KB dan menganjurkan ibu untuk menggunakan KB suntik satu
bulan.
5. Pasien
pulang pukul 15.30 Wib
3.3
ASUHAN
BAYI BARU LAHIR
Tanggal Pengkajian : 25 Agustus 2014
Waktu :
08.20 Wib
Pengkaji : Yuli, AMkeb
A. Data Subjektif
I. Identitas
·
Bayi
Nama Bayi : Bayi Ny A
Tanggal :
25 Agustus 2014
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak Ke :
1
·
Orang Tua
Nama Ibu : Ny A
Umur :
22 tahun
Pendidikan : SMP
Suku/Bangsa : Sunda /Indonesia
Agama :
Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat :
Dusun Cicadas Rt 02 Rw 02 Desa Cipasang
Kecamatan Cibugel.
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Antropometri
a. Berat badan :
2700 gr
b. Panjang Badan : 45
Cm
c. Lingkar kepala : 31
Cm
d. Lingkar lengan : 10
Cm
e. Lingkar Dada :
31 Cm
3. Tanda-tanda Vital
a. Denyut jantung : 140
X / menit
b. Pernafasan :
Satu-satu
c. Suhu :
36,5
4. Menangis : Tidak menangis
5. Pemeriksaan fisik
a. Kepala :
simetris
b. Mata : simetris
c.
telinga :
simetris
d. hidung :
simetris
e, Mulut :
simetris
f. leher : tidak ada kelainan
g.
Dada :
simetris
h. Perut : simetris
i. Genetalia :
Laki-laki
·
Skrotum :
sudah turun
·
Testis : ada
·
Orifisium uretra : ada
j. Ekstremitas atas
Atas
·
Bentuk : simetris
·
Sindaktili : tidak ada
·
Polidaktili : tidak ada
·
Kuku : panjang
·
Jumlah jari tangan : 5/5
·
Refleks palmar graps : Negatif
k.
Ekstremitas bawah
·
Bentuk : Simetris
·
Sindaktili : tidak ada
·
Polidaktili : tidak ada
·
Jumlah jari kaki : 5/5
·
Refleks plantar graps : Negatif
·
Refleks babinsky : Negatif
l. Punggung
·
Bentuk : simetris
·
Spina bifida : tidak ada
a. Anus : ada
b. Kulit
·
Warna :
pucat
m.
Reflek primitive bayi baru lahir
·
Moro : negative
·
Rooting : negative
·
Sucking : negative
·
Swalowing : negative
·
Palmar graps : negative
·
Babinsky : negative
n.
Eliminasi :
BAK dan BAB (-)
C. ANALISA
Bayi baru lahir cukup bulan sesuai masa
kehamilan usia 0 hari dengan asfiksia.
D. PENATALAKSANAAN
1.
Memberitahukan ibu
hasil pemeriksaan bahwa keadaan
bayinya tidak bisa bernafas spontan; ibu
mengetahuinya.
2.
Meminta persetujuan ibu dan keluarga untuk dilakukan
suatu tindakan resusitasi; ibu dan keluarga menyetujuinya.
3.
Langkah awal resusitasi yaitu:
·
Memberikan kehangatan
·
Memposisikan bayi
dengan sedikit menengadahkan kepalanya
·
Membersihkan jalan
napas sesuai keperluan
·
Mengeringkan bayi,
merangsang pernapasan dan meletakkan pada posisi yang benar
·
Pasang sungkup Pasang sungkup dan pegang agar menutupi mulut
dan hidung bayi
·
Ventilasi 2 kali
·
Melakukan tiupan dengan tekanan 30 cm air
·
Menilai dada bayi : dada bayi mengembang
·
Melakukan Ventilasi 20 kali dalam 30 detik ; nafas
megap-megap, tonus otot (-), reflek (-), denyut jantung 130x/menit, warna kulit
merah.
·
melanjutkan ventilasi tiap 20 x dalam 30 detik (dengan
tekanan 20 cm air)
4.
Memberitahukan ibu dan
keluarga bahwa bayinya tidak bisa bernafas
spontan dan harus segera di rujuk ke RSUD; ibu mengerti
5.
Mempersiapkan rujukan
; bayi di rujuk pukul 08.35 ke RSUD dengan didampingi dr, bidan E, keluarga.
6.
Dalam perjalanan bayi
diberikan O2 (1
Lt) dan dilakukan tindakan resusitasi
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan permasalahan yang
ada maka pengelolaan yang dilakukan pada
Ny. A dan bayi Ny. A dengan kasus
persalinan normal dan asifiksia.
4.1 Apakah
Penentuan Diagnosa pada kasus persalinan normal dan asfiksia sudah tepat ?
4.1.1 Definisi Persalinan Normal
kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
37-40 minggu. Lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
4.1.2 Definisi Fase Laten
Memanjang
Fase laten memanjang adalah keadaan pada kala I dimana pembukaan serviks
sampai 4 cm dan berlangsung lebih dari 8 jam dengan his yang teratur.
Pada kasus Ny. A fase laten terjadi
selama 16 jam sehingga pada kasus di atas dalam batas tidak normal atau terjadi
fase laten memanjang. Asuhan yang diberikan oleh bidan yaitu memberikan asuhan saying ibu seperti menganjurkan
keluarga untuk selalu mendampingi ibu memberikan asupan nutrisi, dan makanan
serta memberikan dukungan emosional.
4.1.3 Definisi Asfiksia
Asfiksia adalah
keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur.
B.
Etiologi / Penyebab Asfiksia
Beberapa faktor
tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru
lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan bayi berikut ini:
1. Faktor ibu
a.
Preeklampsia dan eklampsia
b. Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
c. Partus lama atau partus macet
d. Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
e. Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
b. Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
c. Partus lama atau partus macet
d. Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
e. Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2. Faktor Tali Pusat
a. Lilitan
tali pusat
b. Tali pusat pendek
c. Simpul tali pusat
d. Prolapsus tali pusat
b. Tali pusat pendek
c. Simpul tali pusat
d. Prolapsus tali pusat
3. Faktor Bayi
a.
Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan
b.
Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi
kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
c.
Kelainan bawaan (kongenital)
d.
Air
ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
Pada bayi Ny.A terjadi asfiksia
bisa di lihat dari factor penyebab seperti factor ibu, yaitu partus
lama, factor tali pusat yaitu adanya lilitan tali pusat. Asuhan yang diberikan oleh bidan kepada bayi
Ny. A yaitu melakukan tindakan resusitasi dan di rujuk ke RSUD.
BAB V
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan
kebidanan pada Ny.A dengan fase laten memanjang dan pada bayi Ny.A dengan asfiksia maka dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Diagnosa
yang ditegakan pada Ny.A tidak
sesuai dengan teori dan hasil
pemeriksaan serta pengkajian.
2.
Diagnosa
yang ditegakan pada bayi Ny.A sudah
tepat, sesuai dengan teori dan hasil
pemeriksaan serta pengkajian.
3.
Peran
bidan dalam penanganan dan pengelolaan sudah dilaksanakan dengan baik.
4.
Pendokumentasian yang dilakukan sudah sesuai dengan
standar kebidanan.
4.2 SARAN
Bidan diharapkan dapat lebih proaktif dalam bekerja sama dengan instansi
kesehatan, sehingga apabila terdapat pasien yang perlu segera dirujuk dapat
dilakukan rujukan secara cepat dan tepat dengan harapan pasien dapat segera
ditangani.
0 comments:
Post a Comment