PENGARUH
SODA API TERHADAP KUALITAS
HASIL
UKIRAN KAYU JEPARA
KARYA
TULIS
DiajukanUntukMemenuhi Salah
SatuTugasAkhirSekolah
Oleh
CUCU
ROSMAWATI
9970726519
XI IPA 1
PROGRAM
ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI DARMARAJA
2014/2015
LEMBAR
PENGESAHAN
PENGARUH
SODAAPI TERHADAP KUALITAS
HASIL
UKIRAN KAYU JEPARA
Disetujui
dan Disahkan :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing WaliKelas
Jajang
Kurniawan,M.Pd Jajang
Kurniawan. M.Pd
NIP
. 197403232009021001 NIP
. 197403232009021001
Mengetahui
KepalaSekolah
NIP. 195907101986031012
Drs.H.WowoKartiwa MM
LEMBAR
PENYERAHAN
Yang bertandatangan di bawahini :
Nama : CucuRosmawati
NISN : 9970726519
Kelas : XI IPA 1
Dengan
ini, penulis menyerahkan laporan Karya Tulis yang berjudul “PENGARUH SODA API TERHADAP KUALITAS HASIL UKIRAN KAYU JEPARA “
yang telah di laksanakan pada hari Kamis 10
Desember 2014.
Demikian
pernyataan ini saya sampaikan atas perhatian Bapak/Ibu Guru saya ucapkan terimakasih.
Darmaraja, Februari 2015
Penerima Penulis
Jajang Kurniawan Cucu Rosmawati
NIP . 197403232009021001 NISN . 9970726519
LEMBAR
PERSEMBAHAN
Karyatulisinikupersembahkanuntuk
:
1. Kedua
orang tuatercinta, yang telah memberikan dukungan secara moril dan materi selama ini kepada penulis.
2. Saudara-saudara tercinta, terimakasih atas kasih sayang yang tercurah selama ini kepada penulis.
3. Teman-teman atas kebersamaan dan solidaritas
yang selamaini terjalin.
MOTTO :
Allah Menguji Hambanya dengan musibah dan nikmat untuk melihat siapa
yang
Bersyukurdansiapa Yang Kufur, Siapa Pula Yang Sabardansiapa Yang Berputusharap.
Bersabarlah…….
Ujian, Tanda
Allah Rindumendengarrintihandoamu.
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia
dan rahmat-nya, sehingga penulis telah menyelesaikan Karya Tulis ini yang
berjudul “ Pengaruh Soda Api Terhadap
Kualitas Hasil Ukiran Kayu Jepara “.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis inimasih banyak kesalahan dan
kekurangan yang di akibatkan kurangnya daya fikir dan pengetahuan yang penulis
miliki, akan tetapi pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga karya tulis ini dapat
terselesaikan.
Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Allah
SWT yang telah memberikan kemampuan kepada saya;
2. Orang
tua saya;
3. Bapak
Drs.H.Wowo Kartiwa MM selaku kepala sekolah SMAN Darmaraja;
4. Bapak
Jajang Kurniawan M.Pd selaku wali kelas dan pembimbing dalam pembuatan karya
tulis ini;
5. Bapak
Jajang Kuswandi Spd selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia;
6. Teman-teman
yang telah membantu member duklungan kepada saya
Akhirnya penulis
mengucapkan syukur Alhamdulillah atas terselesaikannya kaya tulis ini, walaupun
masih jauh dari kesempurnaan. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca karya tulis ini.
Darmaraja, Februari 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
LEMBAR
SAMPUL
LEMBAR
JUDUL
LEMBAR
PENGESAHAN
LEMBAR
PENYERAHAN
LEMBAR
PERSEMBAHAN
KATA
PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR
ISI................................................................................................ ii
BAB
1 PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................ 2
C. Batasan
Masalah.......................................................................... 2
D. Tujuan
Penelitian......................................................................... 2
E. Manfaat
Penelitian....................................................................... 2
F. Waktu
dan Tempat Penelitian...................................................... 3
G. Metode
dan Teknik Penelitian..................................................... 3
H. Sistematika Penulisan.................................................................. 4
BAB
II KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Pengaruh.................................................................... 5
B. Pengertian Soda Api.................................................................... 5
C. Pengertian Kualitas...................................................................... 6
D. Pengertian Hasil........................................................................... 7
E. Pengertian Ukiran......................................................................... 7
F. Pengertian Kayu........................................................................... 8
G. Pengertian Jepara......................................................................... 12
BAB
III PEMBAHASAN
Perbedaan Kualitas Hasil Ukiran
Kayu Jepara yang Menggunakan Soda Api Dengan Kualitas
Hasil Ukiran Kayu Yang Tidak Menggunakan Soda Api ...................................... 17
BAB
IV PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................ 18
B. Rekomendasi................................................................................. 18
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
AUTOBIOGRAFI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia
memiliki kekayaan alam maupun budaya yang melimpah.kekayaan itu sangatlah
berpengaruh terhadap perkembangan suatu Negara. Salah satunya adalah Jepara.
Jepara merupakan kota yang memanfaatkan kekayaan alam dengan merubah sebatang
pohon menjadi sebuah objek seni yang ternilai yang dimana hasilnya dapat di
pandang dan di kagumi bukan hanya di dalam negeri saja. Oleh karena itu kota
Jepara sangatlah berkembang pesat karena kepandaian dan keuletan masyarakatnya
dalam menghasilkan ukiran yang sangat berkualitas.
Sejarah
mengapa masyarakat Jepara memiliki keahlian dalam mengukir yaitu, konon pada
zaman dahulu ada seseorang yang pandai mengukir yang bernama Ki Sungging.Dia di
perintahkan oleh raja untuk membuat patung tutbuh permaisurinya.Ki Sungging pun
menyanggupinya dan dia berhasil membuatnya dengan sangat bagus, meskipun ada
sedikit kesalahan yaitu pada saat Ki Sungging mengecat bagian rambut itu ada
setetes cat yang jatuh sehingga terlihat seperti tahi lalat pada bagian
pahanya.Tanpa di sadari Ki Sungging pun menyerahkan patung itu kepada
raja.Awalnya raja sangat kagum dengan hasil pahatannya, namun setelah raja
melihat ada tahi lalat pada bagian paha, raja pun curiga bahwa Ki Sungging
pernah melihat permaisuri telanjang.Kemudian raja menghukum Ki Sungging dengan
menerbangkannya bersama layang-layang raksasa serta dengan lukis dan
pahatnya.Karena Ki Sungging terombang-ambing, peralatannya pun berjatuhan dari
udara, dan kono pahat Ki Sungging ada yang jatuh di Jepara, sehingga Jepara
mendapat ilmu dari seniman serba bias itu.
Oleh
karena itu, Jepara di anggap sebagai salah satu kawasan industri penghasil
mebel ukir terbesar di Indonesia, Karena meskipun di daerah dan tempat lain
terdapat juga kawasan industry mebel serupa, namun perkembangannya tidak semaju
Jepara. Ukiran jepara memang sangat berkualitas dan terkenal, selain
kepandaiannya dalam mengukir para pengrajin Jepara juga pandai dalam
menggunakan bahan-bahan untuk menghasilkan ukiran yang lebih berkualitas
seperti bahan kimia Soda Api (NaOH) yang di gunakan dalam proses
finishingnya.
Dari
penjelasan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
tentang Soda Api pada ukiran kayu Jepara. Maka dari itu penulis mengambil judul
“ Pengaruh Soda Api Terhadap Kualitas Hasil Ukiran Kayu Jepara “.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang di atas penulis menarik rumusan masalah sebagaiberikut :
“ Adakah perbedaan
kualitas hasil ukiran kayu Jepara yang menggunakan soda api dengan kualitas
hasil ukiran kayu Jepara yang tidak menggunakan soda api? ”
C. BATASAN
MASALAH
Berdasarkan rumusan
masalah di atas, penulis membatasi masalah pengaruh soda api terhadap kualitas
hasil ukiran kayu jepara serta perbedaan antara kualitas hasil ukiran kayu
jepara yang menggunakan soda api dengan kualitas hasil ukiran kayu jepara yang
tidak menggunakan soda api.
D.
TUJUAN PENELITIAN
Dalam penulisan karya
tulis ini penulis mempunyai beberapa tujuan antara lain :
1.
Untuk mengetahui perbedaan kualitas
hasil ukiran kayu jepara yang menggunakan soda api dengan kualitas hasil ukiran
kayu jepara yang tidak menggunakan soda api.
2.
Mendapatkan informasi tentang ukiran
kayu jepara.
3.
Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman
sehingga berguna bagi masa depan.
E.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang di peroleh
dari hasil penelusuran, dan observasi dari karya tulis ini adalah sebagai
berikut :
1.
Menambah pengalaman dan mengetahui
lokasi ukiran kayu jepara.
2.
Sebagai salah satu sumber pembelajaran
sekolah.
3.
Menambah wawasan bagi penulis dan
pembaca.
F. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Hari : kamis
Tanggal : 10 Desember 2014
Pukul
: 08.00 s/d selesai
Tempat
: Jepara
Kegiatan penelitian ke Jepara-Yogyakarta
ini diikuti oleh seluruh siswa kelas XI IPA dan kelas XI IPS SMAN Darmaraja
yang dibagi ke dalam Lima Bus pariwisata dengan jumlah peserta sebanyak 230
orang di tambah panitia dan pembimbing sebanyak 40 orang.
G.
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
1. Metode Penelitian
a. Metode Deskripsi
Metode Deskripsi adalah
metode dalam bentuk meneliti suatu objek, suatu set kondisi, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskripsi ini adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang di
selidiki.
b.Metode Literatur
Metode literatur adalah
metode yang di gunakan dengan cara mencari data dari sumber-sumber tertulis
seperti makalah karya tulis, media internet, dan buku. Tujuan metode literatur
adalah untuk mendapatkan data tentang penelitian yang di lakukan.
2. Teknik Penelitian
a.Teknik Wawancara
Teknik
wawancara adalah teknik pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada
seseorang, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Teknik
wawancara adalah teknik atau cara yang di perlukan seseorang untuk suatu tujuan
tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan dari seseorang tertentu dengan
bercakap-cakap, berhadapan dengan muka orang itu.
b.Teknik Studi Pustaka
Teknik studi pustaka
adalah teknik yang di lakukan dengan cara mencari bahan-bahan penelitian dari
berbagai sumber yang terdapat pembahasan tentang masalah yang sedang di teliti.
H.
SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika
penulisan karya tulis ini terdiri dari empat bab :
Bab 1 terdiri dari
pendahuluan yang memuat : latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, waktu dan tempat penelitian,
metode dan teknik penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II kajian teoritis
yang memuat define operasional yang terdiri dari : pengertian pengaruh,
pengertian soda api, pengertian kualitas, pengertian hasil, pengertian ukiran,
pengertian kayu, pengertian jepara.
Bab III Pembahasan yang
memuat : Perbedaan kualitas hasil ukiran kayu jepara yang menggunakan soda api
dengan kualitas hasil ukiran kayu jepara yang tidak menggunakan soda api.
Bab IV Penutup yang
terdiri dari Simpulan dan Rekomendasi.
Untuk melengkapi karya
tulis ini di tampilkan daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan autobiografi.
|
BAB
II
KAJIAN
TEORITIS
Dalam
bab ini, penulis akan menjelaskan sedikit tentang definisi operasional dari
judul yang penulis ambil. Tujuannya yaitu untuk mempermudah penulis atau
pembaca dalam menjelaskan ataupun mengamati pembahasan yang di bahas. Berikut
adalah definisi operasional dari judul “ Pengaruh Soda Api Terhadap Kualitas
Hasil Ukiran Kayu Jepara “.
A.
Pengertian Pengaruh
Menurut kamus besar
Bahasa Indonesia pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang
atau benda) yang membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
Berikut adalah pengertian atau definisi pengaruh menurut para ahli :
1. Menurut
Surakmad, pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan
juga gejala alam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang di sekelilingnya.
2. Menurut
John Militer, pengaruh merupakan komoditi berharga dalam dunia politik
Indonesia.
3. Menurut
Bertram Johannes Otto Scrieke, pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang
tidak dapat di ukur kepastiannya.
4. Menurut
Wiryanto, pengaruh merupakan tokoh formal maupun non-formal di dalam
masyarakat, mempunyai cirri lebih cosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksibel
di banding pihak yang di pengaruhi.
Jadi, dari
pendapat-pendapat tersebut dapat di simpilkan bahwa pengaruh merupakan suaru daya
atau kekuatan yang timbul di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di
sekitarnya.
B.
Pengertian Soda Api
|
Soda api dalam ilmu kimia di sebut Natrium
Hidroksida (NaOH) merupakan sejenis basa logam kaustik. Oleh sebab
itu, beberapa orang menyebut soda api dengan nama soda kaustik. Senyawa ini
terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida (NaOH) yang di larutkan
dalam senyawa air. Soda api memiliki sifat senyawa Alkalin dimana fungsinya
semakin kuat saat di larutkan bersama air. Fumngsi soda api cukup beragam,
terutama dalam dunia industry pabrikan manfaatnya sebagai campuran produk
kertas, tekstil, sabun, detergen, air minum, serta beberapa percobaan kimia di
laboratorium dan soda api akan meninggalkan noda hitam pada kayu atau kain.
Soda
api atau Ntrium Hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam
bentuk pelt, serpihan, butira, ataupu larutan jenuh 50% yang biasa di sebut
dengan larutan Sorensen. Ia bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap
karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan
panas ketika di larutkan, karena proses peralutannya dalam air bereaksi secara
eksotermis. Ia juga larut dalam Etanol dan Metanol. Namun ia tidak larut dalam
Dietel Eter dan pelarut non-foral lainnya.
C.
Pengertian Kualitas
Seorang
pakar marketing dan penjualan pernah menyatakan bahwa “ quality is a must”.
Kualitas adalah sebuah keharusan yang harus di jaga dan di tingkatkan bila
sebuah perusahaan ingin tetap eksis dalam persaingan penjualan. Bukan hanya
karena konsumen adalah raja, namun saat ini konsumen sudah semakin cerdas dalam
menentukan pilihan produk barang atau jasa mana yang akan di beli. Konsumen
selalu beranggapan bahwa produk atau jasa yang di peroleh harus sesuai dengan
uang yang telah di keluarkan.Sehingga penting bagi perusahaan atau pabrik
produk barang dan jasa untuk selalu menjaa kualitas agar konsumen tidak
berpaling kepada perusaahn atau pabrik pesaing.
Berikut adalah beberapa pengertian kualitas :
1. Kamus
Besar Bahasa Indonesia
Kualitas adalah tingkat baik
buruknya sesuatu.
2. Philip
Crosbhy
Kualitas yaitu kesesuaian dengan
yang di syaratkan.
3. The
International Standars Organization (ISO)
Kualitas adalah totalitas terbaik fitur-fitur
dalam karakteristik menyeluruh dari produk atau layanan yang berpengaruh pada
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu atau kebutuhan yang tersirat.
4. Iyung
Pahan
Kualitas di definisikan sebagai
gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yng menunjukan
kemampuannya dalam memuaskan hubungan yang di tentukan atau tersirat.
5. Harvard
Businnes School
Kualitas merupakan hal penting bagi
sebuah produk atau njasa.Kualitas merupakan salah satu dari tiga factor penting
yang mempengaruhi konsumen ketika mereka ingin membeli sebuah produk atau jasa.
6. M.Suyanto
Kualitas merupakan seberapa baik
sebuah produk sesuai dengan kebutuhan spesifik pelanggan.Kualitas meliputi
kualitas kinerja, kualitas kesesuaian, kualitas daya tahan, dan kualitas keandalan.
7. Evans
dan Lindsay
Kualitas merupakan kunci keunggulan
bersaing (competitive advantage) yaitu kemampuan sebuah perusahaan untuk
mencapai keunggulan pasar. Dalam jangka panjang, keunggulan bersaing yang
terjaga akan menghasilkan kinerja di atas rata-rata.
8. Goetsh
dan Davis
Kualitas merupakan suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, layanan manusia, proses, lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan.
Jadi
dari pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa kualitas adalah tingkat baik
buruknya atau taraf atau derajat suatu barang atau jasa yang produknya sesuai
dengan kebutuhan spesifik pelanggan.
D.
Pengertian Hasil
Hasil
adalah sesuatu yang di adakan (di buat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha
(tanam-tanaman, sawah, tanah, lading, hutan, dan sebagainya).
E.
Pengertian Ukiran
Ukiran berasal dari kata ukir yang
berarti seni pahat atau pahatan yang terukir yaitu hasil seni rupa yang
dikerjakan dengan proses memahat. Berdasarkan pengertian di atas dapat di katakan bahwa ukiran adalah kemahiran
seseorang dalam menoreh atau memahat gambar pada bahan yang dapat di ukir,
sehingga menghasilkan bentuk segi tiga, timbul, dan cekung yang menyenangkan
sesuai dengan gambar atau rencana.
Selain itu, ukiran kayu mempunyai
pengertian yang cukup beragam, berikut beberapa pengertian tentang ukiran kayu
yaitu :
1.
Ukiran
adalah kegiatan mengolah permukaan suatu objek trimatra dengan membuat
perbedaan ketinggian dari permukaan tersebut, sehingga di dapat imaji tertentu.
Mengukir sering dihubungkan dengan kegiatan memahat, namun dua kegiatan ini
berbeda, sebab memahat lebih bertujuan untuk menghasilkan benda tiga dimensi.
Misalnya patung.
2.
Ukiran
adalah teknik cukilan atau kruwikan yang sambung-menyambung cukilan atau
kruwikan dapat mewujudkan bentuk karya yang indah melalui tangan trampil.
3.
Ukiran
adalah hasil suatu gambaran yang di buat manusia pada suatu permukaan yang di
laksanakan sedemikian rupa dengan alat-alat tertentu sehingga permukaan yang
asal mulanya rata menjadi tidak rata atau menjadi kruwikan dan bulatan.
Dari beberapa pengertian ukiran di atas, dapat di simpulkan bahwa ukiran
adalah teknik menghias pada suatu benda dengan cara menyusuk, membulat, dan
menggores suatu ornamen sehingga menghasilkan bentuk cembung dan cekung
sambung-menyambung secara artistik dan estetis.
F.
Pengertian Kayu
Kayu adalah bagian batang atau
cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi
(pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari memasak,
membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap),
bahan kertas dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai
hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.
Tumbuhan berkayu muncul di alam
perkirakan pertamkali pada 395 hingga 400 juta tahun yang lalu. Manusia telah
menggunakan kayu untuk berbagai kebutuhan sejak ribuan tahun. Kayu juga bisa di
jadikan referensi sejarah mengenai kondisi iklim dan cuaca di masa pohon
tersebut tumbuh melalui variasi jarak antara cincin pertumbuhan. Dimana cincin
pertumbuhan adalah gambar pola-pola konsentrik pada penampang melintang kayu.
Terbentuknya cincin pertumbuhan kayu ini adalah karena terjadinya perbedaan
musim yang di alami oleh pohon tersebut. Pada satu tahun pohon akan mengalami
periode dengan pertumbuhan cepat dan periode dengan pertumbuhan yang lambat,
dan itu mempengaruhi pertumbuhan diameter batang pohon. Diameter yang bertumbuh
cepat, lalu melambat, akan membentuk cincin satu tahun dan seterusnya.
Sedangkan penyebab terjadinya kayu
adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan
di batang. Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai
klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai
kondisi penanganan. Dalam setiap jenis kayu memiliki sifat fisik yang
bervariasi, yang menentukan kualitas dan fungsi dari kayu tersebut. Misalnya
kayu lunak lebih di pilih untuk menjadi kertas karena mudah di hancurkan dan di
jadikan pulp. Sedangkan kayu keras di gunakan sebagai tiang bangunan, selain itu,
keberadaan fitur tertentu seperti kilot (mata kayu) dan warna juga
mempengaruhi.
Dimana
mata kayu (knot) adalah bagian dari kayu yang merupakan dasar dari percabangan
atau kuncup yang dorman.Mata kayu ini memiliki pengaruh terhadap kayu dan
seringkali berpengaruh negative. Mata kayu ini dapat mengurangi kekuatan kayu,
sehingga akan bernlai rendah apabila di gunakan sebagai stuktur bangunan atau
keperluan lain, dimana kekuatan menjadi pertimbangan. Namun untuk tujuan seni
keberadaan mata kayu dapat meningkatkan nilai.
Kayu
merupakan bahan yang dapat menyerap air di sekitarnya dan dapat mengembang atau
menyusut sesuai kandungan ait tersebut karenanya kadar air kayu merupakan salah
satu syarat kualitas produk kayu gergajian. Karena keberadaan air di dalam kayu
dapat menjadikan kayu lebih lunak dan mudah di bentuk. Selain air kayu juga
memiliki tiga komponen utama yaitu:
a. Selulosa,
adalah senyawa polimer kristalin turunan dari glukosa yang mengisi sekitar
41-43% dari kayu.
b. Hemiselulosa,
adalah pentose yang terhubung secara tidak beraturan dan mengisi 20% pada tumbuhan berdaun lebar
dan 30% di konifer.
c. Lignin,
tersusun dari anam aromatic hidrokarbon yang memiliki sifat hidrofobik dan mengisi
sekitar 23% pada tumbuhan berdaun lebar dan 27% pada conifer.
Selain lignoselulosa,
kayu terdiri dari berbagai jenis senyawa organic yang di sebut dengan senyawa
Ekstraktif yang jumlah dan jenisnya bervariasi tergantung dari spesies
pohonnya.Kayu memiliki sifat ekstraktif berupa asam lemak, resin, llin, dan
terpena. Senyawa ekstraktif ini memiliki manfaat seperti melindungi batang kayu dari hama. Senyawa ekstraktif merupakan
salah satu dari hasil hutan non-kayu.
Berikut
beberapa jenis kayu beserta penjelasannya yaitu:
1) Kayu
jati
Kayu jati sering di anggap sebagai kayu dengan serat
dan tekstur paling indah.Karakteristiknya ang stabil, kuat, dan tahan lama
membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebgai material bahan bangunan.Kayu jati
sangatlah terbukti tahan terhadap jamur, rayap, dan serangga lainnya karena
kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan
kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.
2) Kayu
karet
Kayu karet memiliki warna putih kekuningan, sedikit
krem ketika baru saja di belah atau di potong. Ketika sudah mulai mongering
akan berubah sedikit kecoklatan. Kayu karet tergolong kayu lunak-keras, tapu
lumayan berat dengan densitas antara 435-625% kg/m3dalam level
kekeringan kayu 125. Sehingga sering di gunakan sebagai substitusi alternative
kayu alam untuk bahan konstruksi.
3) Kayu
pinus
Kayu pinus memliki warna merah kecoklatan dan kayu
global berwarna kuning dan krem. Garis lingkaran tahun pinus radiate lumayan
jelas terlihat sehingga garis serat kayu pada pembelahan tengensial bisa terlihat
jelas.
4) Kayu
mahoni
Kayu mahoni memiliki tekstur yang cukupn
halus.Seratnya indah dan berwarna merah muda sampai merah tua.Banyak di temui
di antara hutan jayi di pulau Jawa, atau di tanam di tepi jalan sebgai tanaman
pelindung.
5) Kayu
sonokeling
Kayu sonokeling memiliki serat kayu yang sangat
indah, berwarna ungu bercoret-coret hitam atau hitam keunguan berbelang dengan
cokelat kemerahan. Kayu sonokeling selain indah juga kuat dan awet sehingga
dapat di gunakan sebagai material konstruksi bangunan.Pohon sonokeling hanya
tumbuhdi hutan-hutan di Jawa Tengah dan di Jawa Timur, namun, jumlahnya mulai
berkurang.
6) Kayu
merbau
Kayu merbau salah satu jenis kayu yang cukup keras
dan stabil sebagai alternative pembanding dengan kayu jati.Kayu merbau juga
terbukti tahan terhadap serangga.Merbau memiliki tekstur serat garis
terputus-putus karena pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis, dan pada
merbau biasanya di finishing dengan melamin warna gelap/tua.
7) Kayu
kamper
Kayu kamper lebih lama menjadi alternative bahan
bangunan yang harganya lebih terjangkau.Meskipun tidak setahan lama kayu jati,
kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehinnga menjadi pilihan bahan
membuat pintu panil dan jendela.
8) Kayu
ulin
Kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika
basah yang tumbuh secara alami di wilayah sumatera bagian selatan dan
Kalimantan. Pohon ulin termaduk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapau
50 m dengan diameter sampai 120 cm, tumbuh
pada daratan rendah sampai ketnggian 400 m. kayu ulin berwarna gelap dan
tahan terhadap air laut. Kayu ulin banyak di gunakan sebagai konstruksi
bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai, kosen, dsan
kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat.
9.
Kayu gelam
Kayu gelam sering di gunakan pada bagian perumahan,
perahu, kayu bakar, atau tiang-tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter
kecil umumnya di kenal dan di pakai sebagai steger pada konstruksi beton,
sedangkan yang berdiameter besar bias dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan
sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang aktif untuk bahan
penyerap.
10.
Kayu akasia
Kayu akasia mempunyai berat jenis rata-rata 0,75
berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil.
Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah,
kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar.Serta berserat lurus terpadu,
maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk
digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel furniture.
G.
Pengertian Jepara
Asal
mula jepara menurut C.Lekker Kerker berasal dari kata ujung para.Disebut ujung
para karena dahulu ada orang dari majapahit yang sedang berjalan melalui daerah
yang sekarang di sebut jepara. Melihat nelayan yang sedang membagi-bagikan ikan
hasil tangkapannya “membagi” dalam bahasa jawa adalah “para” (dibaca: poro),
maka pengembara tersebut menceritakan di kota tujuannya bahwa dia melewati
ujung para karena dia melewati ujung pulau jawa yang ada yang membagi ikan,
yang kemudian berubah menjadi ujung mara dan jumpara, yang akhirnya berubah
menjadi jepara pada tahun 1950-an. Di ubah menjadi jepara hal itu di buktikan
adanya persijap (persatuan sepak bola jepara). Kata ujung dan para sendiri
berasal dari bahasa jawa, ujung artinya bagian darat yang menjolok ke laut dan
para artinya menunjukan arah ang menjolok ke laut. Para dari sumber yang lain
di artikan pepara yang artinya bebakuan mrono mrene, ang kemudian di artikan
sebuah ujung tempat bermukimnya para pedagang dari berbagai daerah. Orang jawa
menyebut nama jepara menjadi jeporo, dan orang jawa yang menggunakan bahasa
karma inggil menyebut jepara menjadi jepanten, dalam bahasa inggris disebut
japara, sedangkan orang belanda menyebut yapara atau japare.
Kabupaten
jepara terletak di pantura timur jawa tengah yang bagian barat dan utaranya
dibatasi oleh laut.Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah
pegunungan.Wilayah kabupaten jepara juga meliputi kepulauan karimun jawa yakni
gugusan pulau-pulau dilaut jawa.Dua pulau terbesarnya adalah pulau karimun jawa
dan Pulau Kemujaan.Sebagian besar wilayah karimun jawa di lindungi dalam cagar
alam laut karimunjawa.Penyebrangan ke kepulauan ini di layani oleh kapal Ferry
yang bertolak dari pelabuhan jepara.Karimun jepara juga terdapat bandara
Dewandaru yang di darati pesawat dari Bandara Ahmad Yani Semarang.
|
BAB
III
PEMBAHASAN
Perbedaan
kualitas hasil ukiran kayu jepara yang menggunakan soda api dengan kualitas
hasil ukiran kayu jepara yang tidak menggunakan soda api.
Jepara
merupakan salah satu daerah penghasil ukiran kayu yang begitu maju.Tidak hanya
di wilayah Indonesia saja, tetapi produksi ukiran kayu jepara sudah sampai ke
luar Ngeri.Para pengrajin ukir jepara kebanyakan adalah orang-orang asli jepara
yang sudah berlatih dari sejak mereka kecil. Kebanyakan dari mereka itu
mengukir untuk kesenangan, yang lain untuk membuat ukiran yang rumit atau
sederhana, mebel, atau tanda-tanda untuk mencari nafkah. Padaukiran kayu
jepara, kayu yang di gunakan untuk ukiran di kategorikan dalam dua jenis yaitu
kayu keras (kayu sonokeling, kayu jati) dan kayu lunak (kayu pinus, kayu
sengon, kayu pele, kayu cedar, kayu kapuk, dan kayu mahoni). Para pengrajin jepara
rata-rata menggunakan kayu yang paling keras yaitu kayu sonokeling. Karena
menurut mereka kayu yang paling keras itu akan menghasilkan ukiran yang lebih
bagus.
Dalam
membuat ukiran, para pengrajin jepara menggunakan alat dan bahan sebagai
berikut:
v Alat
ukiran kayu jepara
·
Kol, yang bentuknya melengkung
·
Penilap, untuk membersihkan
·
Coret, untuk mremberi corak
·
Penukuk, yang berbentuk bulat-bulat atau
bengkok
·
Gergaji mesin
v Bahan
ukiran kayu jepara
·
Akar kayu
·
Akar bamboo
·
Batang kayu
|
Dalam proses pengukiran jepara, juga dikenal dengan
istilah finishing. Proses finishing adalah pekerjaan tahap akhir dari suatu
proses pembuatan produk mebel. Pada ukiran kayu ini kebanyakan dari mereka
menggunakan bahan kimia Soda Api dalam proses finishingnya. Alas an kenapa
mereka menggunakan soda api pada proses finishingnya yaitu karena soda api
dapat berpengaruh besar untuk menghasilkan ukiran yang lebih berkualitas, yang
dapat membuat para konsumen tertarik untuk memilikinya. Pengaruh yang dapat ditimbulkan
dari soda api pada ukiran kayu jepara diantaranya yaitu:
1. Untuk
memutihkan kayu
2. Membersihkan
kayu yang lapuk
3. Menghilangkan
getah yang tersisa pada kayu dengan mengeluarkan getah kayu selama proses
pengecatan
4. Menghilangkan
noda-noda hitam pada kayu
5. Mencegah
penembusan rayap sehingga kayu dapat bertahan lama.
Namun tidak semua
ukiran jepara menggunakan soda api, ada juga yang tidak menggunakan soda api
dalam proses finishingnya. Tentunya kayu yang menggunakan soda api dengan kayu
yang tidak menggunakan soda api hasilnya akan mengalami perbedaan.
Perbedaan
antara kayu yang menggunakan soda api dengan kayu yang tidak menggunakan soda
api dapat terlihat pada gambar berikut
Gambar 1.1 Gambar
1.2
Kayu yang menggunakan soda api kayu yang tidak
menggunakan soda api
Berdasarkan gambar di
atas terlihat perbedaan antara ukiran yang menggunakan soda api dengan ukiran
yang tidak menggunakan soda api. Namun untuk lebih jelasnya perbedaan ukiran
yang menggunakan soda api dengan ukiran yang tidak menggunakan soda api dapat
di uraikan sebagai berikut:
1. kayu
yang menggunakan soda api hasilnya akan lebih putih dari kayu yang tidak
menggunakan soda api.
2. Kayu
yang menggunakan soda api dapat bertahan lebih lama disbanding dengan kayu yang
tidak menggunakan soda api.
3. Kayu
yang menggunakan soda api tampak lebih bersih dengan tidak ada noda atau bercak-bercak di banding
dengan kayu yang tidak mengunakan soda api.
4. Kayu
yang menggunakan soda api akan tampak lebih ringan di banding dengan kayu yang
tidak menggunakan soda api.
Soda api memang
memiliki sifat melarutkan bila bercampur dengan air. Jadi tak perlu heran jika
para pengrajin jepara lebih memilih menggunakan soda apidibanding dengan bahan
kimia yang lain dalam proses finishingnya. Karena selain dari pada itu
penggunaan soda api pada ukiran kayu jepara juga tidak terlalu rumit untuk di
lakukan. Berikut ini penjelasan mengenai cara penggunaan soda api pada ukiran
kayu jepara.
Pertama,
campurkan soda api dengan air, lalu hapus bagian dari setiap permukaan kayu
atau mengahapus setiap item yang mungkin akan terpengaruh oleh proses
pembersihan. Cara terbaik untuk bekerja pada daerah kecil pada suatu waktu
adalah tumpang tindih setiap daerah dan bekerja dari atas ke bawah, dan tidak
membiarkan pembersih kering di kayu. Jangan menggosok dasar kayu dengan sikat
berbulu lembut, karena itu akan menimbulkan kayu berubah warna menjadi cokelat
tua. Setelah itu terapkan soda api pada bagian seluruh kayu, lalu bilas secara
menyeluruh dengan air, maka kayu akan muncul jauh lebih ringan dan bersih. Jika
masih ada noda, tetap ulangi proses, kayu akan meringankan lanjut karena
mongering. Jangan menggunakan wol baja untuk membersihkan kayu, karena itu akan
menghasilkan bintik –bintik karat pada kayu.
Soda
api memang banyak manfaatnya, namun di balik semua itu, soda api menimbulkan
efek negative pada tubuh. Soda api memang cukup keras, lihat saja pada
pemanfaatannya sebagai bahan untuk mengelupas bintik-bintik/cat. Dalam dunia
medis, soda api memang di kenal sebagai unsur yang melarutkan jaringan lemak.
Maka dari itu, hindarilah sentuhan langsung pada soda api. Gunakanlah sarung
tangan karet dan kecamata pada saat menggunakan soda api. Karena saat kita
bersentuhan langsung dengan soda api kulit kita akan terasa panas dan gatal.
Apabila kita terkena soda api sebaiknya kulit yang terkena soda api cepat-cepat
di bersihkan dengan air bersih agar kita tidak terasa lebih gatal dan panas
serta untuk menghindari dari berbagai penyakit yang dapat di timbulkan dri soda
api.
|
BAB
IV
SIMPULAN
DAN REKOMENDASI
A.SIMPULAN
1. Jepara
merupakan salah satun kota penghasil ukiran kayu yang besar dan begitu maju di
Indonesia.
2. Kayu
yang di gunakan pada ukiran kayu jepara di kategorikan dalam dua jenis yaitu
kayu keras (kayu sonokeling dan kayu jati) dan kayu lunak (kayu pinus, kayu
sengon kayu pele, kayu cedar, kayu kapuk dan kayu mahoni).
3. Sebagian
dari ukiran kayu jepara menggunakan soda api, namun sebagian pula tidak
menggunakan soda api pada proses finishingnya. Tentunya kayu yang menggunakan
soda api dengan kayu yang tidak menggunakan soda api hasilnya akan mengalami
sedikit perbedaan.
4. Soda
api merupakan senyawa basa logam kaustik yang terbentuk dari oksida, basa
natrium oksida yang di larutkan dengan senyawa air.
5. Soda
api mempunyai pengaruh yang positif pada ukiran kayu, namun mempunyai dampak
negative bagi tubuh jika kita tidak berhati-hati dalam penggunannya.
B.REKOMENDASI
1. Manfaatkanlah
kekayaan alam yang melimpah dengan sebaik-baikny agar menjadi sesuatu yang
bernilai ataupun berguna.
2. Bagi
kota jepara, pertahankan serta tingkatkan produk mebel ukiran kayu jepara agar
tetap berkualitas dan di segani oleh seluruh masyarakat baik itu di dalam
maupun di luar negeri.
3. Bagi
sekolah, semog penelitian selanjutnya ke lokasi penelitian yang banyak memberikan
khasanah ilmiah yang sangat berguna bagi siswa-siswi pelajar untuk menambah
ilmu terapan yang lebih baik.
4.
|
Bagi para siswa-siswi yang membaca karya tulis ini
di harapkan dapat memahami dan mengerti tentang pembuatan karya tulis, dan
memahami manfaatnya dalam karya tulis tersebut.
|
DAFTAR
PUSTAKA
id.m.wikipedia.org/wiki/ukiran
faith-oi.blz/definisi_dan-pengertian-pengaruh_menurut_para-ahli.html
carapedia.com/pengertian_definisi-kualitas_info2137.html
id.m.wikipedia.org/wiki/kualitas
id.m.wikipedia.org/wiki/kayu
cahya.teach.blogspot.com/2014/11/bahan-kayu-dan-pengertian.html
japaras.blogspot.com/2012/11/sejarah-asal-usul-nama-kota-jepara.html
id.m.wikipedia.org/wiki/kabupaten.jepara
m.artikata.com/arti-329634-hasil.html
id.m.wikipedia.org/wiki/natrium_hidroksida
m.rumahku.com/berita/read/manfaat-soda-api-407351
koetjaningrat.1983.metode-metode penelitian
masyarakat. Jakarta: gramedia
karya tulis program IPA di SMA Negeri
Darmaraja: tidak diterbitkan.
LAMPIRAN
Gambar 1
kayu yang menggunakan soda api
Gambar 2
kayu yang tidak menggunakan soda
api
Gambar 3
produk ukiran kayu jepara
Gambar 4
pengrajin dan alat-alat ukiran kayu
jepara
Gambar 5
pengerjaan ukiran kayu jepara
Gambar 6
Soda api dalam bentuk kepingan
AUTOBIOGRAFI
Penulis
di lahirkan di kota kabupaten sumedang, tepatnya di dusun Cinaglang RT 04 RW 01
Desa Neglasari Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang pada tanggal 13 Oktober
1997, dari pasangan suami istri Bapak Emis Mahmudin dan Ibu Eti Siliwati.
Penulis merupakan anak ke tiga dari 3 bersaudara.Setelah menamatkan Sekolah
Dasar di SDN Pataruman kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 2 Darmaraja da
selesai mendapatkan ijazah tahun 2013.Setelah tamat Smp penulis melanjutkan ke
Sekolah Menengah Atas Negeri Darmaraja dengan jurusan IPA pada tahun 2013
hingga sekarang.
Demikian
riwayat hidup penulis, mudah-mudahan Allah SWT mengabulkan cita-cita atau
keinginan penulis untuk mengembalikan rasa terima kasih kepada Orang Tua dan
Bapak/Ibu Guru yang telah memberikan Ilmu pengetahuan kepada penulis.
Mudah-mudahan amal baik mereka dapat di lipat gandakan oleh Allah SWT.
Dapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www , SmsQQ , com
ReplyDeleteKeunggulan dari smsqq adalah
*Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
*Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
*Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
*Bonus Setiap Hari Dibagikan
*Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
*Bonus referral 10% + 10%
*Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
*Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )
Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66
Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com
bosku minat daftar langsung aja bosku^^