BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ketika
Anda menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah
panjang. Jika tarikan dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang semula.
Demikian juga ketika Anda merentangkan pegas, pegas tersebut akan bertambah
panjang. Tetapi ketika dilepaskan, panjang pegas akan kembali seperti semula.
Apabila di laboratorium sekolah Anda terdapat pegas, silahkan melakukan
pembuktian ini. Regangkan pegas tersebut dan ketika dilepaskan maka panjang
pegas akan kembali seperti semula. Mengapa demikian ? hal itu disebabkan karena
benda-benda tersebut memiliki sifat elastis.
Elastis
atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya
ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah
gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut
berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah
pertambahan panjang. Perlu Anda ketahui bahwa gaya yang diberikan juga memiliki
batas-batas tertentu. Sebuah karet bisa putus jika gaya tarik yang diberikan
sangat besar, melawati batas elastisitasnya.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah ini, maka
penyusun membuat suatu rumusan masalah, yaitu :
1.
Apa yang dimaksud dengan elastis ?
2.
Apa yang dimaksud dengan hukum hooke?
1.3.Batasan Masalah
Elastis
dan Hukum Hooke
1.4.Tujuan
Makalah
ini disusun agar dapat lebih mendalami tentang makna Elastis dan Hukum Hooke. Elastis
dan Hukum Hooke seterusnya seperti yang ada pada rumusan masalah. Tidak hanya
itu, penyusunan makalah ini juga tidak hanya bagi para pembaca saja, akan
tetapi agar dapat pula menjadi bahan informasi/bahan ajar bagi orang lain
(siswa).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Elastisitas
Ketika
Anda menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah
panjang. Jika tarikan dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang semula.
Demikian juga ketika Anda merentangkan pegas, pegas tersebut akan bertambah
panjang. Tetapi ketika dilepaskan, panjang pegas akan kembali seperti semula.
Apabila di laboratorium sekolah Anda terdapat pegas, silahkan melakukan
pembuktian ini. Regangkan pegas tersebut dan ketika dilepaskan maka panjang
pegas akan kembali seperti semula. Mengapa demikian ? hal itu disebabkan karena
benda-benda tersebut memiliki sifat elastis.
Elastis
atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya
ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah
gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut
berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah
pertambahan panjang. Perlu Anda ketahui bahwa gaya yang diberikan juga memiliki
batas-batas tertentu. Sebuah karet bisa putus jika gaya tarik yang diberikan
sangat besar, melawati batas elastisitasnya.
Demikian
juga sebuah pegas tidak akan kembali ke bentuk semula jika diregangkan dengan
gaya yang sangat besar. Jadi benda-benda elastis tersebut memiliki batas
elastisitas. Batas elastis itu apa ? lalu bagaimana kita bisa mengetahui
hubungan antara besarnya gaya yang diberikan dan perubahan panjang minimum
sebuah benda elastis agar benda tersebut bisa kembali ke bentuk semula? Untuk
menjawab pertanyaan ini, mari kita berkenalan dengan Hooke.
B. Hukum
Hooke pada Pegas
Misalnya
kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas tersebut
dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian juga dengan
gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan horisontal tanpa hambatan.
Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan dan arah negatif ke kiri.
Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan
gaya. Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam
posisi setimbang.
Untuk
semakin memudahkan pemahaman Anda,sebaiknya dilakukan juga percobaan. Apabila
benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan memberikan
gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga benda kembali ke
posisi setimbangnya .
Sebaliknya,
jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan gaya pemulih untuk
mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda kembali ke posisi
setimbang.Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan
simpangan x dari pegas yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang
(posisi setimbang ketika x = 0).
Persamaan
ini sering dikenal sebagai persamaan pegas dan merupakan hukum Hooke. Hukum ini
dicetuskan oleh Robert Hooke (1635-1703). k adalah konstanta dan x adalah
simpangan. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah
berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x
bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x).
Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F
bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja berlawanan arah dengan arah
simpangan x. k adalah konstanta pegas. Konstanta pegas berkaitan dengan
elastisitas sebuah pegas.
Semakin
besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang
diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin elastis
sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang
diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan
memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx. Hasil
eksperimen menunjukkan bahwa x sebanding dengan gaya yang diberikan pada benda.
1. Hukum Hooke untuk pegas yang bergerak secara vertikal
Hukum
Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika
yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya
Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan
pegas dari posisi normalnya, atau lewat rumus matematis dapat digambarkan
sebagai berikut:
F adalah gaya (dalam
unit newton)
k adalah konstante pegas (dalam newton per meter)
x adalah jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (dalam unit meter).
k adalah konstante pegas (dalam newton per meter)
x adalah jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (dalam unit meter).
Hukum
Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas danpertambahan
panjang (X), didaerah yang ada dalam batas kelentingan pegas.F = k.Δx Atau : F
= k (tetap) xk adalah suatu tetapan perbandingan yang disebut tetapan pegas
yang nilainyaberbeda untuk pegas yang berbeda.Tetapan pegas adalah gaya per
satuan tambahan panjang. Satuannya dalam SI adalah N/m
HukumHooke.
Salah satu prinsip dasar dari analisa struktur adalah hukum Hooke yang menyatakan bahwa pada suatu struktur : hubungan tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah proporsional atau hubungan beban (load) dan deformasi (deformations) adalah proporsional. Struktur yang mengikuti hukum Hooke dikatakan elastis linier dimana hubungan F dan y berupa garis lurus. Lihat Gambar 1.1-a. , sedangkan struktur yang tidak mengikuti hukum Hooke dikatakan Elastis non linier, lihat Gambar 1.1-b.
HukumHooke.
Salah satu prinsip dasar dari analisa struktur adalah hukum Hooke yang menyatakan bahwa pada suatu struktur : hubungan tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah proporsional atau hubungan beban (load) dan deformasi (deformations) adalah proporsional. Struktur yang mengikuti hukum Hooke dikatakan elastis linier dimana hubungan F dan y berupa garis lurus. Lihat Gambar 1.1-a. , sedangkan struktur yang tidak mengikuti hukum Hooke dikatakan Elastis non linier, lihat Gambar 1.1-b.
C. Hukum
Hooke untuk benda non Pegas
Hukum
Hooke ternyata berlaku juga untuk semua benda padat, dari besi sampai tulang
tetapi hanya sampai pada batas-batas tertentu. Pada benda bekerja gaya
berat (berat = gaya gravitasi yang bekerja pada benda), yang
besarnya = mg dan arahnya menuju ke bawah (tegak lurus permukaan bumi). Akibat
adanya gaya berat, batang logam tersebut bertambah panjang sejauh (∆L).
Jika besar pertambahan panjang (∆L) lebih kecil dibandingkan dengan
panjang batang logam, hasil eksperimen membuktikan bahwa pertambahan panjang (∆L)
sebanding dengan gaya berat yang bekerja pada benda.
Kita
juga bisa menggantikan gaya berat dengan gaya tarik, seandainya pada ujung
batang logam tersebut tidak digantungkan beban. Besarnya gaya yang diberikan
pada benda memiliki batas-batas tertentu. Jika gaya sangat besar maka regangan
benda sangat besar sehingga akhirnya benda patah.
Jika
sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku sepanjang daerah
elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum Hooke. Jika
benda diberikan gaya hingga melewati batas hukum Hooke dan
mencapai batas elastisitas, maka panjang benda akan kembali seperti semula jika
gaya yang diberikan tidak melewati batas elastisitas.
Tapi
hukum Hooke tidak berlaku pada daerah antara batas hukum Hooke dan batas
elastisitas. Jika benda diberikan gaya yang sangat besar hingga
melewati batas elastisitas, maka benda tersebut akan memasuki daerah
plastis dan ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan kembali
seperti semula; benda tersebut akan berubah bentuk secara tetap. Jika
pertambahan panjang benda mencapai titik patah, maka benda tersebut
akan patah.
Berdasarkan
persamaan hukum Hooke di atas, pertambahan panjang (∆L) suatu
benda bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F) dan materi
penyusun dan dimensi benda (dinyatakan dalam konstanta k). Benda
yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan panjang yang
berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi. Demikian
juga, walaupun sebuah benda terbuat dari materi yang sama (besi,
misalnya), tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda
maka benda tersebut akan mengalami pertambahan panjang yang berbeda sekalipun
diberikan gaya yang sama. Jika kita membandingkan batang yang terbuat dari
materi yang sama tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda,
ketika diberikan gaya yang sama, besar pertambahan panjang sebanding dengan
panjang benda mula-mula dan berbanding terbalik dengan luas penampang. Makin
panjang suatu benda, makin besar besar pertambahan panjangnya, sebaliknya
semakin tebal benda, semakin kecil pertambahan panjangnya.
Persamaan
ini menyatakan hubungan antara pertambahan panjang (∆L) dengan
gaya (F) dan konstanta (k). Materi penyusun dan dimensi benda dinyatakan
dalam konstanta k. Untuk materi penyusun yang sama, besar
pertambahan panjang (delta L) sebanding dengan panjang benda
mula-mula (Lo) dan berbanding terbalik dengan luas
penampang (A)
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Agar lebih memahami tentang landasan teori hukum Hooke lakukakanlah percobaan sederhana
dengan menggunakan pegas yang digantungkan pada statif. Gantungkan pegas pada
statif dan ukurlah panjang pegas mula-mula menggunakan penggaris. Gantungkan
beban 50 gram pada pegas dan ukurlah perubahan panjang pegas setelah diberi
beban. Lakukan hal yang sama dengan massa beban yang berbeda. Kamu dapat
menggunakan beban dengan massa 60 gram, 70 gram dan selanjutnya. Apa yang dapat
kamu simpulkan dari percobaan tersebut ?
Percobaan yang telah kamu lakukan, telah
lebih dulu dilakukan oleh Robert Hooke seorang arsitek berkebangsaan Inggris.
Dari percobaan yang telah dilakukannya Robert Hooke mengemukakan sebuah teori
mengenai perubahan panjang pegas dengan gaya luar yang diberikan pada pegas. Seperti
yang telah kita ketahui pegas merupakan benda elastis yang akan bertambah
panjang ketika diberi gaya, dan pegas akan kembali pada panjang mula – mula
setelah gaya dihilangkan. Menurut Robert Hooke “pertambahan panjang pada pegas
berbanding lurus dengan gaya yang diberika pada pegas tersebut”. Pernyataan
tersebut yang kemudian dikenal dengan Hukum Hooke. Apakah percobaan
yang telah kamu lakukan hasilnya sama dengan percobaan yang dilakukan oleh
Robert Hooke ? jika demikian berarti kamu telah berhasil membuktikan landasan teori
Hukum Hooke.
Saat kamu menggantungkan beban pada pegas artinya kamu telah memberikan gaya pada pegas. Gaya tersebut akan membuat pegas bertambah anjang kemudian pegas akan bergetar naik turun. Mengapa pegas dapat bergetar ?
Saat kamu menggantungkan beban pada pegas artinya kamu telah memberikan gaya pada pegas. Gaya tersebut akan membuat pegas bertambah anjang kemudian pegas akan bergetar naik turun. Mengapa pegas dapat bergetar ?
B. Kesimpulan
Dari analisis data percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa
pengaruh gaya yang bekerja pada pegas terhadap pertambahan panjang pegas adalah
berbanding lurus, apabila gaya diperbesar maka pertambahan panjang akan semakin
besar. Hali ini sesuai dengan persamaan . Dari analisis data juga dibuktik
Dan bahwa ketiga pegas
mempunyai konstanta pegas yang berbeda, konstanta pegas ini menunjukan
kemampuan pegas untuk memanjang. Dari ketiga pegas disimpulkan bahwa pegas 1
paling elastis dibanding pegas 2 dan 3. Semakin besar konstanta pegas maka
makin tinggi pula kemampuan untuk memanjang
Agar percobaan elastisitas benda berhasil, kami menyarankan dalam
pengukuran pertambahan panjang pegas, harus dilakukan dengan teliti dan cermat.
Karena jika terjadi kesalahan dalam pengukuran akan mempengaruhi perhitungan
konstanta pegas. Selain itu, lebih baik digunakan beban yang besar karena
semakin besar beban maka pertambahan panjangnya akan lebih panjang dan lebih
mudah diukur.
Apakah ada hubungan antara konstanta elastisitas dengan prinsip gelombang?
ReplyDeleteKnpan daftar pustakanya nggk ada ya
ReplyDeletegreat!!! i like your doc thanks a lot
ReplyDelete