Thursday, 18 June 2015

DRAMA JADILAH DIRI SENDIRI

JADILAH DIRI SENDIRI
    BABAK 1

(Ketika semua sudah lengkap,maka narator masuk ke panggung dan mulai bercerita)
Narator         :”Alkisah terdapat seorang tukang batu yang pemalas,suka mengeluh dan selalu merasa tidak puas dengan dirinya sendiri”
Tukang batu :”aduh hari ini aku harus bekerja.Pasti nanti capek sekali.Enakan aku duduk-duduk dulu. (duduk di sebuah batu)
Batu             :”(Bergerak-gerak)wadow…sakit tau!.(sambil marah-marah).Bau lagi !kentut ya? (sambil menutup hidung)
Tukang Batu :”(Terkejut dan takut)maaf cuman sedikit kok.Lho batu kok Bisa ngomong?
Batu               :”Ini kan cuman drama”
Tukang batu :”O…….”
Batu              :”awas..! (sambil mengancam)
(Tukang batu pun ketakutan lalu melihat-lihat sekeliling,mencari tempat untuk bersandar.Kemudian dia melihat pohon dibelakangnya)
Tukang batu  :”kebetulan ada pohon.bisa buat bersandar nih”
Pohon             :”aduuuuuhh.hati-hati dong.Jadi lecet nih.
Tukang batu  :”(terkejut)Lho kok pohon juga bisa ngomong”
Pohon             :”Wah menghina ya.Aku adalah pohon ajaib.Aku bisa melakukan apa saja.Bahkan aku bisa menyanyi dan menari.(menyombongkan diri)
Tukang Batu   ;”masak sih ?”(pertama-tama pohon menyanyi seriosa dan tukang batupun Menutup kupingnya karena suara pohon yang melengking dan jelek.Lalu mulai menari.Setelah selesai,tukang batu hanya bisa terkejut)
Bunga              :”hei…aku saja yang punya suara bagus dari tadi diam.Mau dengar suaraku ….mau request lagu apa penonton?
Tukang batu   :”oke,saya test suara kamu gimana kalau kamu nyanyi
                            Lagunya juwita lapar itu loh.Bukak banyak josss!
Bunga              :”yuk penonton kita nyanyi bersama-sama.musiiiikk….”
(akhirnya semua pada bernyanyi dan berjoged ria)
Tukang batu   :”diaaammmmmm.biar saya yang nyanyi…musiiikkk…”
Narator           :”sudah diam semua.kita lanjut ke babak berikutnya”

     BABAK  2
Narrator          : (ketika narrator masuk,semua menjadi patung dengan gaya yang aneh)
Tukang batu     :”wahhhh…panas sekali ya !(sambil sesekali mengipasi dirinya.Lalu mengusap keringatnya dengan sapu tangan dan tidak sengaja memerasnya di sebelah batu)
Narator            :” lalu angin datang dengan tiba-tiba,angin berhembus dengan kencang
tukang batu       :”kalian ngapain datang kesini?”
angin  1             :”kami cuma mau lewat,sambil mau menyapa para penonton.(sambil melambai-lambaikan tangan)”
angin 2             :”ya, lagi pula aku tadi lihat matahari disini, dan kamu juga kelihatan sangat kepanasan”
Tukang Batu     :”iya nich. Ini thu gara-gara matahari!”
Batu                   :”emang sich gara-gara matahari, tapi nggak pakek meres sapu tanganmu ke aku kaleee. Ini kan cuma boong-boongan tau.
Tukang batu     :”(pergi menjauh) Pemarah sekali batu itu.Tapi memang panas sekali.
Matahari           :”hih apaaan sih pada sewot aja deh.Iya betul memang saya dan hanya saya yang menyebabkan panas ini.
Angin 1             :” Ya kan, benar apa kata saya, mendingan kita di sini bisa ngademin kalian.”
Angin 2             :”ya betul itu, jadikan kita di sini bisa berguna buat kalian semua.”
Matahari            :"udah ah kalian, pergi sana ganggu aja!!!”
Angin 1 & 2       :”hiiih, dasar egois. (pergi dengan muka cemberut)
Tukang batu     :”wah..enak sekali ya jadi matahari.Bisa memberi panas tapi dia sendiri tidak kepanasan.
Matahari           :”ya iyalah saya gituloh (sambil bergaya fungky)
Tukang batu     :”(berfikir lalu dapat ide).hmmmm….matahari,bagaimana kalau bertukar tempat saja.Aku menjadi matahari dan kamu menjadi tukang batu,bagaimana?
Matahari           :”(tampak berfikir).Bagaimana ya?oke,tapi ada syaratnya.”
Tukang batu     :”apaan syaratnya? (penasaran).”
Matahari           :”Kau harus beri aku sepiring nasi dan lauk pauknya.”
Tukang batu     :’’cuman itu?itu mah keciiillll”
Matahari           :”eittts tunggu dulu.Sepiring nasi dengan gulai,sate,soto,Ayam goreng,ayam bakar,ikan gurami,terus sama telor mata kucing yang melirik ke kiri.”
Tukang Batu      :”tapi mana ada telur mata kucing yang melirik ke kiri.Ayolah aku Cuma ingin merasakan jadi matahari.
Matahari             :”gimana ya. (sambil berfikirya mumpung saya lagi baik hati ya sudah lah cepet copot kostum kamu sekarang.
Narator               :”buat penonton jangan ngeres jangan yang aneh-aneh mikirnya lo ya.(Akhirnya matahari dan tukang batu berganti kostum).”

      BABAK 3
Narator               :”Akhirnya tukang batu itu menjadi matahari.Dan matahari Berubah menjadi tukang batu.”
Tukang batu       :”Asyikkk akhirnya aku bisa jadi matahari.”
Batu                     :”wadoow.Jangan dekat dekat dong! panas nih!jauh sana.”
(tukang batu pun takut dan menjauh kearah pohon)
Pohon                  :”hei..pergi sana jangan dekat-dekat.Panas nih.Kalau tidak
(pohon langsung berpose silat,meniru gaya seperti ular yang ingin mematuk)
Tukang batu       :’’Iya..iya dasar batu dan pohon pemarah.Ah sudahlah.Tapi enak sekali menjadi matahari.”
Narator               :”lalu datanglah sebuah awan hitam,yang terus mengejar matahari dan berdiri di depannya.Tukang batupun jengkel.”
Tukang batu      :”Hei..awan hitam.Panggunya kan masih luas.kenapa sih selalu didepanku?.”
Awan hitam       :”Hei..matahari,kamu tidak tahu siapa aku ya?Aku ini Awan hitam.Sebentar lagi aku akan menurunkan hujan.Makanya kamu harus sembunyi dulu.”
Tukang batu      :”O..begitu ya..ya sudah saya ngumpet dulu.”
Awan hitam       :”Cepetan dong..!”
Tukang batu      :”(berfikir)wah enak dong menjadi awan hitam.Eh awan Hitam mau tidak.Aku menjadi awan hitam dam kamu Menjadi matahari.Bagaimana?.”
Awan hitam        :”Hmmm..(menggeleng-geleng)Tidak. Bisa jadi .Yayaya”
Tukang batu      :”asikkk akhirnya bisa jadi awan hitam,Aku mau membuat hujan yang lebat..dan aku bisa berkuasa ha..ha..ha..!”
(Setelah awan hitam alias si tukang batu itu membuat hujan yang sangat deras.Tiba-tiba munculah petir)
Petir                   :”Ha..ha..ha”
Narator             :”Datanglah sang petir sambil mengeluarkan kekuatannya yang mengeluarkan bunyi ceter cetar membahana halau lalu lintar tar..tar…
(Akhirnya awan hitam alias si tukang batu saling beradu kekuatan mereka.
Si awan hitam alias tukang batu itu membuat hujan deras sederas derasnya.                               
Saking derasnya hujan yang dibuat awan hitam alias si tukang batu tersebut membuat bunga dan pohon tidak kuat menampung jumlah air yang banyak kemudian pohon dan bunga itu mati)
Tukang batu    :”Ha..ha..ha akulah yang berkuasa lihat bunga dan pohon kalian ini sangatlah lembek jauh jika dibanding saya.”
Petir                  :”Dasar kau ini tak berperi kemanusiaan”
Tukang batu    :”memangnya kamu sendiri berperi kepetiran?Sudah terbukti kalau kamu kalah.huuu cupu..!
Petir                 :’’Sombong..lihat saja nanti kamu bakal dapat pembalasan”.
(Lalu kemudian petir pergi meninggalkan awan hitam alias tukang batu tersebut).
Tukang batu   :”huuu syirik aja deh.Sekarang semua tumbuhan mati.Dan heiii…rupanya kamu masih hidup batu jelek.”
Batu                 :”Hai..awan hitam.Mikir dong! Aku kan batu.Lihat aku sangat kuat.(sambil memamerkan ototnya) Jadi aku tidak akan lecet sedikitpun.”
Tukang Batu   :”O..begitu ya.(berfikir).Hmmm..ngomong-ngomong batu,
Mau tidak kita tukaran tempat?.”
Batu                 :”Apa.(berteriak keras).Kamu fikir aku bodoh ya,bisa kamu suap seperti si matahari dan awan hitam.”
Tukang batu   :’’Ayolah.! Apapun syaratnya aku akan penuhi.”
Batu                 :”Tidak (masih marah dan berteriak).Enak saja !
Tukang batu   :”please..!”
Batu                 :’’Tidak”
Tukang batu   :”He..!! mau apa tidak (mencengkram kerah baju si batu)
Batu                 :’’Eh..iya deh kalau begitu.Jangan marah dong.
(merayu si tukang batu)Ya sudah kamu jadi batu..silahkan”
Tukang batu   :”Pergi sana..!Awas ya kembali lagi.(lalu si batu pergi)
Asikk sekarang aku menjadi batu yang perkasa”
(Tak lama kemudian datanglah,si tukang batu alias si matahari)

Matahari          :”Wah..hari yang sangat cerah untuk memulai pekerjaanku Sebagai tukang batu.Nah kebetulan banyak batu disini.
(Matahari mulai memukul batu dengan palunya)
Tukang batu    :’’aduuuuhh matahari…kenapa memukul aku?”
Matahari          :”kamu ini gimana tho..katanya tukeran, terus aku kau suruh jadi tukang batu.Berarti pekerjaanku ya memecah batu.”
Tukang batu    :”O……tapi aku mati dong!”.
Matahari          :”Ya terserah kaulah.Siapa suruh kamu jadi batu.(terus memukul lagi)
Tukang batu    :”Tunggu..!Aku mau jadi tukang batu lagi kalau begitu.Tukeran lagi ya?
Matahari          :”O…tidak bisa..(terus memukul-mukul)
Tukang batu    :”lontong …lontong..lontong….ibu narator kemana sih.Bu ..Ibu narator.”Oh tuhan tolonglah aku janganlah kau Biarkan diriku dipukuli terus begini…houwoo".(nyanyi lagu Derby.R)
Matahari           :”sudah diam..berisik gak usah nyanyi deh!!”
Tukang batu     :”Bu lama sekali sih.Tutup acaranya dong.Saya dipukulin
terus nih.Tolong..!
Narator              :”Iyaaaaa…cerewet amat sih,siapa suruh gak puas jadi diri  
                             sendiri.Itulah akibatnya.”


0 comments:

Post a Comment