BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adanya cuaca sangat penting peranannya bagi kelangsungan makhluk
hidup di muka bumi ini, di Indonesia
sendir hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Bila cuaca
tidak menentu seperti musim hujan sangat berpengaruh bagi kualitas hasil ukiran itu sendiri
apalagi bila sedang melakukan pengiriman barang ke suatu tempat, tanpa diduga turun hujan pengiriman tersebut
harus ditunda terlebih dahulu karena bila diteruskan akan menurunkan nilai
jualnya, kualitasnya serta memerlukan waktu lagi untuk proses pengeringan yang
memerlukan cahaya matahari, tetapi ada juga proses pengeringan yang
menggunakan mesin oven gabah, ada juga
yang proses pengeringannya dengan pengasapan hal tersebut merupakan alternative
terefektif yang bias dilakukan dikala musim hujan tiba.
Banyak sekali akibat dari musim hujan bukan hanya berpengaruh pada
kualitas hasilnya saja tetapi berpengaruh pada proses produksi juga, apalagi
bila kayu tersebut tidak terkena cahaya
matahari yang akan menimbulkan
bintik-bintik jamur atau terjadi pengeroposan yang disebut penyakit atau
orang-orang jawa bias menyebutnya dengan sebutan omo yang merusak kualitas dari ukiran.
1.2 Tujuan Penelitian
1)
Untuk mengetahui sejauh mana cuaca sangat berperan dan berpengaruh
terhadap kualitas ukiran kayu Jepara.
2)
Untuk mengkaji dampak dari adanya pengaruh cuaca
terhadap kualitas hasil ukiran kayu
Jepara.
1.3 Rumusan Masalah
1)
Bagaimanakah
peranan cuaca bagi kualitas hasil ukiran kayu Jepara?
2)
Bagaimanakah pengaruh cuaca terhadap kualitas
hasil ukiran kayu Jepara?
1.4 Pembatasan Masalah
1)
Musim
penghujan sangat berpengaruh bagi
ukiran yang dihasilkan.
2)
Waktu yang diperlukan dalam proses pengeriangan
selama musim penghujan.
1.5 Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat yang
dijadikan penelitian yaitu kota Jepara, adapun waktu penelitian yang penulis
lakukan dalam penelitian ini yaitu pada
Hari : Rabu
Tanggal : 10 Desember 2014
Pukul : 08.00 s.d selesai
Tempat : Jepara Jawa Tengah
1.6 Metode Penulisan
Metode yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah metode
deskripsi yaitu suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian
tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan
yang luas. Adapun metode deskripsi ini meliputi:
1.
Metode observasi yaitu mengunjungi tempat yang dijadikan objek penelitian yaitu ukiran kayu Jepara.
2.
Studi pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan
cara mencari informasi dari berbagai buku sumber.
3.
Metode
wawancara yaitu penulis
mengajukan pertanyaan secara langsung kepada nara sumber.
1.7 Sistematika Penulisan
Bab I
|
:
|
Latar belakang, tujuan, rumusan masalah,
pembatasan masalah, waktu dan tempat peneliotian metode penulisan,
sistematika penulisan.
|
Bab II
|
:
|
Landasan teori, definisi, dampak positif
dan negative, serta kualitas hasil akhir ukiran kayu.
|
Bab III
|
:
|
Pembahasan masalah dari rumusan
masalah dibahas di bab ini.
|
Bab IV
|
:
|
Penutupan, kesimpul;an dan saran
|
|
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.” Sementara
itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang
muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan
perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari
pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu
daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta
segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di
sekitarnya.
Definisi pengaruh
menurut para ahli:
1. Pengertian Pengaruh Menurut Wiryanto
Pengaruh merupakan tokoh formal
mauoun informal di dalam masyarakat, mempunyai ciri lebih kosmopolitan,
inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi.
2.
Pengertian Pengaruh Menurut Jon Miller
Pengaruh merupakan komoditi berharga dalam
dunia politik Indonesia
3.
Pengertian Pengaruh Menurut Bertram Johannes
Otto Schrieke
Pengaruh
merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya
4.
Pengertian Pengaruh Menurut Albert R. Roberts
& Gilbert
Pengaruh adalah
wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki
kewenangan untuk mengambil keputusan.
2.2 Definisi Cuaca
|
Cuaca adalah fenomena yang terjadi di atmosfer Bumi
atau sebuah planet lainnya.
Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu beberapa
hari. Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim. Aspek cuaca ini diteliti lebih
lanjut oleh ahli klimatologi, untuk tanda-tanda perubahan iklim.
Cuaca terjadi karena suhu dan kelembaban yang berbeda antara satu tempat dengan
tempat lainnya. Perbedaan ini bisa terjadi karena sudut pemanasan Matahari yang
berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya karena perbedaan lintang bumi.
Perbedaan yang tinggi antara suhu udara di daerah tropis dan daerah kutub bisa
menimbulkan jet stream. Sumbu bumi yang miring dibanding orbit bumi terhadap
Matahari membuat perbedaan cuaca sepanjang tahun untuk daerah sub tropis hingga
kutub. Di permukaan bumi suhu biasanya berkisar ± 40° C. Selama ribuan tahun
perubahan orbit bumi juga memengaruhi jumlah dan distribusi energi Matahari
yang diterima oleh bumi dan memengaruhi iklim jangka panjang.
2.3 Definisi Kualitas
Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau
taraf atau derajat sesuatu. Istilah ini banyak digunakan dalam dalam bisnis, rekayasa, dan manufaktur
dalam kaitannya dengan teknik dan konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan,
2.4 Definisi Ukiran
Ukiran adalah kegiatan mengolah permukaan suatu objek trimatra dengan membuat perbedaan
ketinggian dari permukaan tersebut sehingga didapat imaji tertentu.
Mengukir sering dihubungkan pula dengan kegiatan memahat. Namun dua kegiatan ini
berbeda, sebab memahat lebih bertujuan untuk menghasilkan benda tiga dimensi,
2.5 Definisi
Kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang
mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).
Kayu digunakan
untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan
(pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat
dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.
Penyebab
terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di
batang.
Ilmu perkayuan
(dendrologi)
mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika,
dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan.
2.6 Definis Jepara
Dulu ada orang yang sedang
berjalan melewati Jepara melihat nelayan yang sedang membagi-bagi ikan hasil
tangkapannya membagi dlm bahasa jawa adalah Para/Poro, maka
pengembara tersebut menceritakan di kota tujuannya bahwa dia melewati Ujung Para karena dia melewati ujung
pulau Jawa yang ada yang membagi ikan. lama-lama kata Ujung Para berubah
ejaannya menjadi lebih singkat yaitu Jung
Para, masyarakat pun lama kelamaan berubah menjadi Jumpara lalu berubah menjadi Japara dan ahirnya berubah menjadi Jepara. Orang Jawa menyebut menyebut
nama Jepara menjadi Jeporo, dan
orang Jawa yang menggunakan bahasa krama inggil menyebut Jepara menjadi Jepanten. Sedangkan nama Jepara di
dalam sebutan bahasa Belanda: Yapara,
Japare.
2.7 Dampak Positif dan Negatif Adanya Cuaca
Dampak
positifnya yaitu bagi daerah yang sering
mengalami kekeringan maka dengan
adanya musim hujan yang lebih panjang, persediaan air menjadi lebih banyak dan
masa tanam bagi kebun akan lebih panjang.
Dampak
negatifnya yaitu susah untuk melakukan aktivitas khususnya aktivitas di luar rumah. Sedangkan pada ukiran kayu
berbanding terbalik dengan penjelasan di atas
yang dimana dampak positifnya yaitu ketika musim kemarau panjang
maka proses produksi serta
pengeringannya akan lebih cepat serta akan terus berproduksi yang akan meningkatkan perekonomian masyarakat disekitarnya.
Dampak
negatifnya ketika musim hujan panjang
akan menurunkan proses produksi serta kualitasnya. Proses pengeringannya pun
menjadi lebih lama dari biasanya.
2.8 Kualitas Hasil Akhir dan Ukiran Kayu
Kualitas
kayu sangat tergantung pada proses dari awal pemilihan kayu yang akan diukir sampai pada
proses pengeringannya.
2.9 Kaitan
antara Cuaca dengan Kualitas Hasil Akhir dari Ukiran Kayu
Cuaca dengan kualitas hasil ukiran
kayu sangat erat sekali kaitannya
dikarenakan bila cuaca hari ini
panas atau sedang musim kemarau akan
menghasilkan kualitas ukiran kayu yang sangat bermutu, lain lagi dengan
musim hujan yang kualitasnya menurun
dikarenakan proses pengeringan yang bias dikatakan sangat berbeda jauh dengan
proses pengeringan dengan menggunakan cahaya matahari disbanding
menggunakan mesin oven gabah.
|
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1
Peranan Cuaca bagi Ukiran Kayu Jepara
Cuaca merupakan, sebuah aktivitas fenomena yang terjadi di atmosfer bumi dalam
waktu beberapa hari, karena inilah factor dari cuaca sangat besar perannya bagi
ukiran kayu, dikarenakan bila terjadi musim penghujan yang berkepanjangan akan
menurunnya proses produksi ukiran kayu khususnya di Jepara, tetapi bila dimusim
kemarau berkepanjangan akan meningkatkan
proses produksinya.
Kualitas hasil dari ukiran kayu Jepara bergantung pada
tingkat baik buruknya cuaca yang sangat berpengaruh bagi kualitas hasil ukiran
kayu tersebut.
3.2
Pengaruh Cuaca Terhadap Kualitas
Ukiran Kayu Jepara
Sudah jelas sekali bahwa cuaca sangat berpengaruh pada
kualitas ukiran kayu yang mana proses produksinya bergantung pada musim kemarau, dikarenakan
pada musim kemarau proses pengeringannya lebih cepat dan langsung terkena cahaya
matahari yang bisa dibilang sebagai pengawet alami karena ada paribahasa yang
mengatakan bahwa semakin baik pula kualitas dari ukiran kayu tersebut.
|
|
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
4.1.1
Cuaca
merupakan gejala/fenomena alam yang sering terjadi dalm kurun waktu tertentu,
cuaca juga terjadi karena suhu dan kelemahan, dimana kualitas ukiran bergantung
pada tingkat baik buruknya derajat sesuatu.
4.1.2
Selain
memiliki dampak positif, cuaca juga memiliki dampak negatif yang sangat
berpengaruh terhadap kualitas hasil ukiran kayu.
4.2
Saran
4.2.1
Setelah
mengetahui betap besarnya pengaruh yang ditimbulkan dari cuaca pada ukiran kayu
untuk mengatasi dari adanya musim hujan yang berkepanjangan, agar produksi dari
ukiran kayu tidak ada penurunan yang signifikan pada musim penghujan untuk
mengatasi hal tersebut sebaiknya membuat mesin oven gabah sebagai alternative
yang paling efektif.
4.2.2
Untuk
menghasilkan kualitas yang benar-benar bermutu, sebaiknya para pengrajin ukiran
memikirkan cara yang efektif.
|
|
DAFTAR PUSTAKA
|
BIODATA SISWA
Nama : SINTA PRATIWI
Kelas : XI IPA 1
Alamat : Dusun
Ciapok RT. 04 RW. 02 Desa Tarunajaya
Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang
Tempat
tanggal lahir : Sumedang, 21 Oktober
1997
Sekolah : SMAN Darmaraja