BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dan perkembangan sejarah kebudayaan indonesia
yang panjang ini tentu meninggalkan warisan budaya yang amat besar, baik dari
segi kuantitas maupun kualitas. Kondisi peninggalan-peninggalan budaya tersebut
banyak yang berada dalam keadaan rusak bahkan ada yang hanya tinggal
puing-puing saja, namun ada juga yang masih terawat hingga kini. Sumber daya
yang dapat dijadikan warisan budaya dalam bentuk monumen yang patut di jadikan
warisan nasional adalah museum dirgantara mandala yang berada di kota
Yogyakarta.
Di Indonesia terdapat banyak museum tempat penyimpanan
benda-benda bersejarah. Museum dirgantara mandala adalah salah satyunya berbeda
dengan museum-museum perjuanagan yang lain, di museum ini dipamerkan berbagai
jenis pesawqat terbang yang pernah dimiliki Indonesia. Khususnya TNI AU, selain
itu, di museum yang berlokasi di Yogyakarta ini, terdapat pula diaroma-diaroma
perjuangan bangsa indonesia. Khususnya TNI AU dalam merebut dan mempertahankan
kemerdekaan NKRI. Museum dirgantara mandala merupakan satu-satunya museuim
pusat TNI AU. Pengelolaannya pun langsung ditangani oleh pihak TNI AU itu
sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
mwengambil judul itu dalam karya tulis “Pelestarian dan Pengmbangan Museum
Dirgantara Mandala Dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung Yang Datang ke Kota
Yogyakarta”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka pwenulis
merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan yaitu :
1.
bagaimana upaya pelestarian museuim dirgantara mandala dalam
meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke kota Yogyakarta
2.
bagaimana upaya pengembangan museum dirgantara mandala dalam
meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke kota Yogyakarta.
1.3
Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis
membatasi masalah dan pembahasan ini hanya upaya pengembangan museum
dirgfantara mandala yang datang kota Yogyakarta.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah:
1.
Untuk mengetahui pelestarian Museum Dirgantara
Mandala
2.
Untuk mengetahui upaya pengembangan Museum
Dirgantara Mandala
1.5
Metode penulisan teknik
pengumpulan data
Karya tulis yang
penulis susun ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang
menggambarkan data yang obyektif pada
saat ini yang berlangsung kemudian di amati. Adapun teknik penelitian
pengumpulan datanya sebagai berikut :
1.
Observasi, pengumpulan data dengan pengamatan langsung ke Museum
Dirgantara Mandala Yogyakarta;
2.
Studi pustaka, menggunakan berbagai sumber-sumber buku yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti ;
3.
Wawancara, mencari informasi dari seorang marasumber yang memahami
dengan masalah yang diteliti;
4.
Eksplorasi internet, dengan mengkaji dan menggali bahan-bahan dari
internet sebagai studi banding.
1.6 Sistematika Penelitian
Sistemmatika penulis karya tulis ini terdiri dari empat
BAB, BAB I terdiri dari Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, Rumusan
masalah, Batasan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Metode
penelitian, Sistematika penulisan, Kegunaan penulisan.
BAB II kajian teoritis memuat : Pengertian, Upaya,
Pengertian Pelestarian, |Pengertian Pengembangan, Museum Dirgantara Mandala,
Pengertian kunjungan,Gambaran umum Museum Dirgantara Mandala, Sejarah Museum
Dirgantara Mandala, Lokasi museum, fungsi dan kegunaan museum.
BAB III Pembahasan penelitian meliputi upaya pelestarian
dan pengembangan Museum Dirgantara Mandala dalam meningkatkan jumlah pengunjung
yang datang ke kota Yogjakarta.
BAB IV Simpulan dan saran, berisi simpulan dan saran
untuk melengkapi karya tulis ini di tampilkan daftar pustaka, Lampiran-lampiran
dan, Autobiografi.
1.7
Kegunaan Penulisan
Karya tulis ini disusun dengan harapan memberikan
kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teori terutama
tentang hal yang berkaitan dengan kemiteraan.
Secara praktis karya tulis ini di harapkan bermanfaat bagi :
-
Pembaca sebagai media informasi
-
Mengetahui nilai-nilai pendidikan dan pengetahuan yang ada di museum
Dirgantara Mandala
-
Menambah pengalaman dan mengetahui lokasi museum Dirgantara Mandala
-
Sebagai sumber pembelajaran di sekolah
-
Menambah wawasan penulis dan pembaca
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1
Pengertian Upaya
Dalam kamus Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian upaya
adalah “Tindakan yang dilakukan seseorang, untuk mencapai apa yang di inginkan
atau merupakan sebuah strategi” Upaya adalah aspek yang dinamis dalam kedudukan
(status) terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu upaya (Soeharto 2002 ;
Soekanto 1984 : 237).
Jadi dapat di simpulkan upaya adalah sebagai usaha suatu
cara, juga dapat di magsud sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara
sistematis, terencana, dan terarah untuk menjaga ssesuatu hal agar tidak meluas
atau timbul.
2.2
Pengertian Pelestarian
Menurut kamus Bahasa Indonesia kata “Pelestarian” berasal
dari kata “lestari”, yang mengandung arti menjaga gar tetap lestari, menelihara
agar tidak punah jadi pelestarian merupakan upaya yang dilakuakn dengan sadar
dan tanggung jawab agar tetap menjaga sesuatu yang ada dengan biak dan agar
keberadaanya tidak sampai hilang atau punah.
Begitu juga berhubungannya dengan karya tulis yang dibuat
yaitu agar keberadaan museum Dirgantara Mandala harus tetap dijaga dan
ditetapkan jangan sampai kehilangan nilai-nilai budaya bagi bangsa Indonesia.
2.3
Pengertian Pengembangan
Menjurut kamus Bahasa Indonesia
pengembangan adalah
a.
Strategi untuk merubah nilai-nilai dan pada
manusia dan juga struktur organisasi sehingga organisasi itu adaftif dengan lingkungan.
b.
Suatu penyempurnaan yang terencana dalam fungsi
menyeluruh (nilai dan stuktur) suatu organisasi.
Perkembangan
berkaitan dengan tersedianya kesempatan dan pengembangan belajar, membuat
program – program training yang meliputi atas program-program tersebut
(Armstrong, 1997:504).
Pengembangan dapat
didefinisikan sebagai seperangkat aktivitas yang sistematis dan terencana yang
dirancang dalam mempasilitasi para pegawainya dengan kecakapan yang dibutuhgkan
untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, baik pada saat ini maupun masa yang akan
dating (Harrish and Desimone, 1992:2).
Pengembangan sia
adalah suatu usaha yang terencana dan berkelanjutan yang dilakukan oleh
organisasi dalam meningkatkan kompetensi pegawai dan kinerja organisasi melalui
program-program pelatihan pendidikan dan pengembangan (mondy and noc,
1990:270).
Dari beberapa
pengertian diatas, dapat dikatakan pengembangan adalah segala aktifitas yang
dilakukan oleh organisasi dalam memfasilitasi pegawai agar memiliki pengetahuan,
keahlian, dan sikap ini atau yang dating.
2.4
Museum Dirgantara
Mandala
Museum
ini menyimpan sejumlah foto tokoh-tokoh sejarah serta diorama peristiwa sejarah
Angkatan Udara Indonesia. Sejumlah pesawat tempur dan replikanya juga terdapat
di museum ini yang kebanyakan berasal dari masa Perang Dunia II dan perjuangan
kemerdekaan, diantaranya:
·
Pesawat
Ki-43 buatan Jepang
·
Replika
pesawat WEL-I RI-X (pesawat pertama hasil produksi Indonesia)
·
Helikopter
360 buatan AS.
·
Rudal
SA-75
1.
Sebelum sejumlah
Koleksi museum
dirgantara memaerkan benda-benda koleksi sejarah anatara lain : koleksi
peninggalan koleksi para pahlawan udara, diaroma, pesawat miniature, pesawat
terbang dari Negara – Negara Nlok Barat dan Timur, senjata api, senjata tajam,
mesin pesawat, radar bom dan roket, parasut dan patung-patung tokoh TNI
angkatan udara. Saat ini museum ini memiliki koleksi sejumlah 10.000 buah, 36
pesawat terbang, 1000 foto, 28 diaroma, lukisan-lukisan, tanda kehormatan,
pakaian dinas, dan sejumlah koleksi buku yang disimpan diperpustakaan. Koleksi
masterpic adalah replica pesawat Dakota VT-CLA milik perusahaan penerbangan
India yang ditembak di daerah ngoto, bantul oleh belanda ketika hendak mendarat
di mguo Yogyakarta.
Koleksi museum ini
dikelompokan dalam tujuh ruangan yang berbeda, yakni ruangan utama, ruang
kronologi, ruang kronologi 2, ruang alutsista, ruang paskhas, ruang diorama,
dan ruang minat dirgantara.
a.
Ruang
Utama
Di ruang ini di
pajang Beberapa foto Mantan Pimpinan TNI – AU , Antara lain: Laksamana Udara
suryadi Pimpinan TNI – AU (Kepala stafmTRI AU tahun1946 – 1962), Laksamana
Udara Omar Dani (Mentri Panglima Angkatan Udarta tahun 1962 – 1965), Laksamana
Muda Udara Sri Muljono Herlambang (Menteri Panglima Angkatan Udara 1965 –
1966), Laksamana Muda Udara Roesmin Nurjadin ( Menteri Panglima angkatan udara
tahun 1966 – 1969, Marsekal TNI Suwoto Sukendar (Kepala Staf TNI Angkatan Udara
tahun 1969 – 1973, Marsekal TNI Saleh Baasarah (Kepala Staf TNI Angkatan Udara
Tahun 1973 – 1976). Selain foto-foto tersebut, diruang ini juga di pamerkan
Lambang – Lambang dan Motto dari korps TNI-AU antara lain: Swa Bhuwana adalah
lambang TNI angkatan Udara, yang artinya sayap Tanah Air, Pataka Komando
Opearesi TNI AU (Koopsau), Dengan Motto: Abhibuti Antarikhse Artinya
: keunggulan di udara adalah tujuan utama, Pataka Komando Panduan tempur Udara
(Kopatdara) Dengan Motto : Nitya Smakta Maarwati SarwabayaArtinya :
senantias siaga bertindak terhadap segala ancaman bahaya, Pataka komando
pertahanan Udara (Kohadud) Dengan Motto nya Surakhsita Nabhastata Artinya
: Udara yang di pertahankan dengan baik.
b.
Ruang
Kronologi I dan II ,
Di
Ruang ini pengunjung bisa melihat diorama sejarah dan dokumen-dokumen semasa
zaman Proklamasi Kemerdekaan, pembentukan AURI, Serangan Udara Pertama terhadap
Semarang-Salatiga-Ambarawa, Operasi Penumpasan PKI Muso/Madiun, Operasi Lintas
Udara, Pembentukan Skadron AURI tahun 1950, Penumpasan
DI/TII-PRRI/Permesta-Trikora-Dwikora, Operasi Non Militer TNI AU, hingga
Operasi Penumpasan sisa-sisa pemberontakan G30S/PKI.
c.
Ruang
Alutsista
di ruang ini kita
dapat melihat peralatan tempur TNI-AU, antara lain : rudal antipesawat,
senjata PSU (penangkis serangan udara) dan beberapa senapan yang dipakai oleh
pasukan Indonesia yang melawan Belanda waktu itu. Beberapa pesawat, dirancang
bisa dinaiki oleh pengungjung. Tentu saja secara statis, tidak diterbangkan.
Jadi siapapun bisa langsung tahu keadaan di dalam pesawat, dan teknologi yang
sudah ada saat itu. jenis Tu-16 yang terletak di pelataran museum. Ada juga
pesawat PBY-5A Catalina dan UF 1 Albatros IR-0117. Catalina buatan AS masuk ke
jajaran Skadron V Lanud Abdulrachman Saleh pada 1950. AURI mendapatkan delapan
Catalina bekas pakai AU Hindia Belanda sebagai realisasi Konferensi Meja
Bundar, 1949.
Sementara Albatros,
pesawat amfibi angkut sedang buatan AS juga masuk ke dalam jajaran Skadron V
Intai Laut AURI- Lanud Abdulrachman Saleh tahun 1955. AURI membeli sebanyak
delapan pesawat dari AS, Selain, ketiga pesawat, di halaman masih ditempatkan
rudal pertahanan udara jarak sedang SA-75 buatan Soviet alat ini sempat
digunakan sebagai salah satu senjata untuk mempertahankan Ibu Kota.
d.
Ruang
Diorama
Diruang ini Terdapat
beberapa Diorama Antara lain: Deorama penerbangan pertama pesawat merah putih,
Diorama peristiwa 29 juli 1947, Diorama setelah penerbangan pertama, Diorama
Trikora, Diorama Satelit (SKSD) Palapa.
Uraian
Diatas hanyalah beberapa gambaran dari apa yang bisa kita temukan di Museum
Dirgantara Mandala ,
Untuk lebih lengkapnya, silahkan Anda Alokasikan waktu dan Budget anda untuk
berwisata ke tempat ini, karena banyak manfaat yang bisa kita ambil dari tempat
ini. Dengan berkunjung ke tempat ini, kita dapat berlibur sekaligus
belajar sejarah perjuangan para pahlawan-pahlawan yang berjasa mengamankan
langit Indonesia tercinta.
2.
Perkembangan Skardon Udara TNI Angkatan Udara
3.
Starlite – PK-SLX
4.
Foto beberapa pejabat Indonesia dan mancanegara
yang mendapat tanda kehormatan bintang Swa Bhuwara Paksa Utama dari presiden
RI.
5.
Foto-foto latihan bersama antara TNI AU dengan
angkatan udara Negara tetangga/sahabat.
2.5
Pengertian kunjungan
Kunjungan adalah
tujuan yang terencana kesuatu tempat. Suatu kunjungan biasanya berkenaan dengan
kegiatan membawa kelompok ke tempat khusus untuk tujuan khusus. Tujuan tersebut
mungkin untuk mengamati sesuatu, mengamati suatu kegiatan atau Pratik, membawa kelompok
menemui seseorang atau objek yang tidak bisa di bawa ke dalam kelas atau
ketempat pertemuan. Kunjungan biasanya berjangka waktu pendek.
2.6
Gambaran Umum Meseum
Dirgantara Mandala
2.6.1
Sejarah Museum
Dirgantara Mandala
Bab ini memuat sejarah berdirinya museum
Dirgantara Mandala. Hal-hal yang mendorong didirikannya Museum, sebagai
berikut:
1.
Semua
kegiatan dan peristiwa bersejarah dalam pertumbuhan dan perkembangan TNI
AU serta semua pengorbanan para pejuang dan pahlawan udara dalam
membina dan merintis AURI, serta mempertahankan dan menegakan kemerdekaan NKRI
perlu dilestarikan.
2.
Dalam
rangka pewarisan nilai-nilai 45 yakni bahwa pengabdian dan pendokumentasian
tersebut perlu untuk direalisasikan dalam bentuk visualisasi bukti sejarah agar
dapat diketahui, diterima, dihayati dan diamalkan oleh generasi muda.
Museum TNI AU
diresmikan pada tanggal 4 April 1969 oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana
Udara Rusmin Nuryadin berkedudukan di Makowilu V Tanah Abang Bukit, Jakarta.
Dengan pertimbangan
antara lain bahwa Yogyakarta merupakan tempat lahir dan pusat perjuangan TNI AU
periode 1945-1949 serta tempat penggodokan Karbol AAU, maka pada bulan November
1977 Museum AURI di Jakarta dipindahkan dan diintegrasikan dengan Museum di Ksatrian
AAU di Pangkalan Adisutjipto, Yogyakarta, dan tanggal 29 Juli 1978 diresmikan
sebagai Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
Mengingat semakin
bertambahnya koleksi, maka pada tahun 1984 Museum dipindahkan ke Wonocatur
menempati sebuah gedung bersejarah. Gedung tersebut semasa penjajahan Belanda
adalah sebuah pabrik gula dan pada waktu pendudukan Jepang digunakan sebagai
Depo Logistik. Pada bulan Oktober 1945 BKR dan para pejuang kemerdekaan
berhasil merebut Pangkalan Udara Maguwo (sekarang Lanud Adisutjipto) dari
tangan Jepang, termasuk segala unsur logistik dan fasilitasnya yang kemudian
digunakan sebagai unsur kekuatan awal TNI Angkatan Udara.
2.6.2
Lokasi Museum
Dirgantara
Lokasi meseum berada di Jl, Kolonel Sugiyo
Komplek Landasan Udara Adisutjipto Yogya. Museum ini lebih dikenal dengan nama
Museum Dirgantara. Museum ini menempati area seluas kurang lebih 5 Ha dengan
luas bangunan sebesar 7.600 M2. Museum ini merupakan museum terbesar
dan paling lengkap koleksinya yang mengungkap sejarah keberadaan TNI Angkatan
udara di Indonesia.
Museum yang didirikan pada tanggal 4 April 1969
dijalan tanah abang, bukit, Jakarta oleh panglima angkatan udara laksamana
udara rusmin nuryadi bulan Nov 1977 dipindahkan dan digabungkan dengan museum
kesatria AAU (Akadam angkatan udara) dipangkalan adicipto yogya dan pada
tanggal 29 Juni 1978 bertepatan dengan peringatan hari bakti TNI AU museum ini
diresmikan oleh marsekol Ashadi Tjahdi, museum pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
2.6.3
Fungsi dan Kegunaan
Museum Dirgantara
Museum dirgantara Mandala memiliki banyak sekali
fungsi dan kegunaan diantaranya yaitu:
1.
Sebagai
tempat menyimpan benda-benda yang bernilai sejarah khususnya dibidang ruang
udara dan antariksa agar tidak hilang dan rusak sehingga dapat dinikmati
berbagai generasi.
2.
Merupakan
sarana yang efektif untuk mewariskan nilai-nilai luhur perjuangan.
3.
Museum
Pusat TNI AU Dirgantara Mandala secara visual menggambarkan perjuangan Bangsa
Indonesia, khususnya TNI AU dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan NKRI.
4.
Memberikan
nilai pendidikan dan pengetahuan yang ada di museum Dirgantara Mandala Yogya.
5.
Menambah
pengalaman dan mengetahui lokasi museum dirganatara mandala di yogya.
6.
Memberikan
pengetahuan tentang sejarah yang telah dicapai generasi terdahulu dan dapat
mengambil hikmah sejarah itu sendiri.
7.
Menambah
pengetahuan terhadap kita bahwa pada massa saat itu bangsa Indonesia memiliki
banyak sekali pesawat-pesawat yang canggih.
8.
Membangkitkan
rasa nasionalisme
9.
Menambah
wawasan.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Upaya
pelestarian museum dirgantara mandala dalam meningkatkan jumlah pengunjungyang
datang ke kota Yogyakarta.
Upaya pelestarian
dari museum dapat dilihat beberapa hal yang harus menjadi perhatian
diantaranya:
1.
Semua elemen didalam tubuh museum dirgantara
mandala harus menjadi bahwa dimasa depan, museum dirgantara mandala akan dibawa
kea rah yang bersifat entertainment atau lebih menghibur bagi masyarakat.
2.
Museum dirgantara mandala harusnya menyadari
betul bahwa dirinya memiliki keunggulan dalam segi bangunan fisik yang sangat
memadai dan baik, display pameran yang sangat menarik, maupun fasilitas
lainnya, yang tidak banyak dimiliki oleh museum lainnya.
3.
Museum dirgantara mandala harus memperbaiki
masalah ke arsipan yang ada saat ini, karena saat ini data merupakan sebuah
modal yang sangat berharga dan bernilai tinggi. Museum dirgantara mandala harus
merubah system kearsipan dari yang sebelumnya berbentuk analog dan manual ke
system yang terbentuk digital agar lebih mudah diperbaharui dan diakses.
4.
Museum dirgantara mandala harus meningkatkan
aktifitas kehumasannya, bukan hanya sebatas mengundang media ketika sedang
mengadakan kegiatan. Museum Dirgantara Mandala harus menciptakan kegiatan
kehumasan yang lebih kreatif untuk terdengar dimasyarakat. Bagian pemasaran di
museum dirgantara mandala harus mulai menjalankan tugasnya yaitu memasarkan
museum dirgantara mandala ke masyarakat sebagai awal, mungkin dapat ditinjau
siapa pihak yang paling mungkin untuk “membeli” Museum Dirgantara Mandala seperti
hotel dan agen perjalanan wisata.
5.
Bekerja sama dengan kedua bidang
ini, tentu saja akan menaikkan pengunjung museum dirgantara mandala ke depannya
ketika semua hal ini telah berjalan, maka museum dirgantara mandala akan
menjadi termotivasi untuk memenuhi target yang telah ditetapkan system reward dan punishment. Ketika akhirnya
target terpenuhi dapat di berikan reward
kepada para karyawan dan pihak–pihak terkait yang turut serta membantu
keberhasilan.
6.
Apabila hal tersebut sudah siap
untuk dilaksanakan, sebaiknya museum dirgantara mandala melakukan publikasi
secara besar di masyarakat. Ini adalah perbuatan dari kekurangan yang selama
ini dilakukan oleh museum dirgantara mandala.
3.5 Upaya pengembangan museum dirgantara mandala dalam meningkatkan jumlah pengunjung
yang datang ke kota Yogyakarta.
Museum tidak terlepas dari peran koleksi sebagai inti dari
sebuah museum informasi yang di butuhkan oleh public disampaikan melalui
informasi yang ada pada koleksi. Koleksi adalah benda pembuktian sejarah alam,
budaya, manusia dan lingkungannya. Oleh karenanya perlu di tegaskan bahwa
koleksi museum memiliki tiga ciri umum yaitu koleksi tersebut berwujud benda, artefak atau barang-barang yang
memiliki nilai budaya (alture value), koleksi tersebut berasal dari masa lampau, koleksi tersebut harus disusun
sedemikian rupa sesuai dengan keinginan curator (haryono, 2001 : 81-82).
Koleksi museum terdapat di klarisifikasikan yang mencangkup ; 1) geologika 2)
biologika 3) egnografika 4) arkeologika 5) historika 6) nemismatika dan
hemldika 7) filogika 8) keramologika 9) koleksi seni rupa dan 10) teknologika.
Museum dirgantara mandala pada dasarnya adalah wadah
pelestarian museum berfungsi sebagai media pendidikan kebudayaan bangsa dan
sebagai tempat wisata budaya yang dapat menimbulkan pemahaman dan rasa ikut
memiliki unsure-unsur dan aspek sejarah bangsa.
Museum memberikan informasai berupa aspek kesejarahan suatu
bangsa.
Adanya motivasi dalam konteks wisata budaya sebagaimana di
uraikan di atas menunjukkan bahwa museum sudah seharusnya dioptimalkan atau
dikembangkan sebagai wisata budaya unggulan suatu daerah. Pengembangannya tentu
dilakukan melalui pengelolaan museum secara professional dengan melibatkan
seluruhb aspek pengelolaan museum secara optimal mutlak dilakukan agar fungsi
dapat di rasakan oleh public dan museum dapat menjadi daya tarik bagi para
pengunjung yang datang ke kota Yogyakarta.
Pengelolaan museum ini dapat dilakukan dengan
memperhatiakan aspek internal dan eksternal. Secara langsung mengenai
pengelolaan museum sehingga merupakan bagian dari pihak internal museum. Secara
eksternal, peran lembaga atau pihak luar dalam pengembangan museum sangat di
harapkan agar museum menjadi daya tarik wisata unggulan. Aspek eksternal
tersebut mencakup pemerintah, industri pariwisata, dan masyarakkat. Ketiga
pihak ini lebih berperan dalam sector promosi atau pemasaran sehingga museum
lebih banyak di kenal public, jadi pengelolaan dan pengembangan museum tidak
terlepas dari peran serta berbagai pihak. Pengelolaan museum, pemerintah,
pihak, phak swasta dan masyarakat adalah unsure yang saling berkait satu sama
lain.
Optimalisasi museum sebagai wisata budaya dapat dilakukan
melalui pengembangan museum yang mengacu pada perspektif wisata budaya. Ada
beberapa aspek yang perlu di perhatikan untuk menjadikan sebuah obyek menjadi
menarik untuk pengunjung :
Aspek keunikan suatu obyek wisata menjadi menarik biasanya
karena keunikan, kekhassannya, dan keanehannya. Artinya obyek ini sulit di
dapatkan oleh masyarakat yang lain. Aspek terunik ini sering sekali terkait
dengan sejarah dari obyek itu sendiri.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Dari uraian pembahasan karya tulis ini penulis mengambil
simpulan yaitu :
1.
Upaya pelestarian museum
dirgantara mandala dalam meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke kota
Yogyakarta dapat dilihat beberapa hal yang harus menjadi perhatian.
a.
Pertama, semua elemen di dalam
tubuh museum deirgantara mandala harus menyadari bahwa dimasa depan, museum
dirgantara mandala akan dibawa kea rah yang bersifat entertainment atau
lebih menghibur bagi masyarakat.
b.
Meseum dirgantara mandala harus
menyadari bahwa dirinya memiliki mkeunggulan dalam segi bangunan fisik maupun
fasilitas lainnya yang tidak banyak dimiliki oleh museum lainnya.
c.
Museum dirgantara mandala harus
merubah kearsifan dari yang sebelummnya berbentuk analog dan manual kesistem
yang berbentuk digital agar lenih mudah diperbaharui dan diakses.
d.
Museum dirgantara mandala harus
menciptakan kegiatan kehumasan yang lebih kreatif untuk menjaga agar nama
museum dirgantara mandala tetap terdengar di masyarakat.
e.
Museum dirgantara mandala harus
dapat menetapkan target jumlah pengunjung jelas dan terukur.
f.
Museum dirgantara mandala
melakukkan publikasi segara besar di masyarakat untuk memperkenalkan ke
masyarakat banyak kebendaan museum dirgantara mandala.
2.
Sedangkan upaya pengmbangan museum
dirgantara mandala agar meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke kota
Yogyakarta dengan cara optimalisasi potensi museum sebagai wisata melalui pengembangan
museum yang mengacu pada perspektif wisata, yaitu dilihat dari pendekatan
keunikan estetis sejarah dan ilmiah adalah konsep yang jelas untuk di terapkan
agar mampu menjadikan museum dirgantara mandala sebagai daya tarik wisata bagi
para pengunjung di kota Yogyakarta.
4.2 Saran
Adapun saran yang penulis berikan dalam pembuatan karya
tulis ini diantaranya untuk :
1.
Sebagai generasi penerus bangsa
Siswa-Siswi SMA Negeri Darmaraja, sudah sepatutnya melestarikan keberadaan
museum dirgantara mandala dengan mengenal benda-benda bersejarah tersebut
khususnya yang ada di museum . dan memelihara peninggalan-peninggalan sejarah
agar tidak sampai hilang dan rusak.
2.
Bagi pengelola museum dirgantara,
mandala, agar lebih merawat dan melestarikan keberadaan museum yang lebih baik
lagi dan menarik simpati pengunjung yang datang ke museum.
3.
Bagi sekolah, khususnya SMA Negeri
Darmaraja agar melaksanakan penelitian ke tempat-tempat yang mengandung
nilai-nilai pendidikan sejarah, disamping penelitian ke perusahaan-perusahaan
sebagai bahan penelitian ilmiah yang memiliki manfaat besar bagi khasanah
keilmuan.
4.
Bagi
pemerintah agar melengkapi sarana dan prasarana serta benda yang ada di dalam Museum Dirgantara
Mandala dapat diperbaiki kembali agar tahan lama keunikannya.
5.
Bagi masyarakat agar dapat bersama-sama menjaga
objek wisata baik berupa alam maupun peninggalan bersejarah masa lampau dan
agar dapat dinikmati sepanjang masa.
6.
Ikut serta dalam pelestarian Museum Dirgantara
Mandala sebagai wadah menuntut ilmu sejarah.
Demikian saran-saran yang dapat penulis
kemukakan, semoga bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Museum Pusat TNI AU
Dirgantara Mandala. Yogyakarta : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara.
Alwi, Hasan.dkk. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka.
Munajat,
Ade, dkk. 2003. Pengantar Sejarah Tentara
Nasional Indonesia. Bandung : Remaja Rosdakarya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama EVI
WULANTRI, lahir di Sumedang tanggal 03 April 1999. Anak kandung dari
pasangan suami istri Bapak Kukun dan Ibu Ani Rohaeni. Alamat Dusun Sukamaju
Desa Jaya Mekar Kecamatan Cibugel SDN Cidomas, SMPN 1 Cibugel, lulus tahun 2013
dan melanjutkan ke SMAN Darmaraja Jurusan IPA samapi sekarang.