Friday 19 June 2015

 BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hasil Survai Kesehatan Nasional (Surkesnas) 2004  menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi (AKB), Nasional 52 per 1000 kelahiran hidup. Hingga saat ini, 536.000 perempuan meninggal setiap tahunnya karena komplikasi kehamilan dan persalinan, di mana 99 persen terjadi di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Dapat dikatakan, setiap satu menit satu nyawa  perempuan tak tertolong. Selain itu, 4.3 juta bayi meninggal dalam bulan pertama usianya dan 4  juta bayi lahir mati karena komplikasi kehamilan dan proses persalinan. (Harian Kompas, 2009).
 Dalam upaya menurunkan AKB, selain tindakan asuhan persalinan yang tepat dan benar, juga tidak kalah pentingnya adalah asuhan bayi baru lahir yang tepat dan benar juga. Menurut data Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, penyebab kematian neonatal (bayi sampai usia 28 hari) paling tinggi adalah karena bayi berat lahir rendah (BBLR, didefinisikan sebagai  bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram), yaitu sebesar 29 persen. Disusul  penyebab urutan kedua karena asfiksia pada bayi baru lahir (asfiksia adalah keadaan bayi baru lahir yang gagal atau tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur), sebesar 27 persen.
Pada setiap kasus persalinan, penolong persalinan seyogyanya senantiasa siap siaga untuk memberikan tatalaksana bayi dengan asfiksia. Tidak setiap kasus asfiksia dapat diramalkan sebelum bayi lahir, mengingat 90 persen penyulit terjadi pada saat persalinan. Penolong  persalinan di fasilitas kesehatan yang memadai (dokter umum/spesialis, bidan, dan perawat) sudah memperoleh pelatihan sehingga mampu melakukan langkah-langkah resusitasi ini sesuai algoritma, di mana setiap tindakan didasari pada penilaian kondisi bayi dalam hal: usaha  bernapas, frekuensi denyut jantung dan warna kulitnya.
 

       B.   Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud asfiksia?
  2. Bagaimana etiologi asfiksia?
  3. Bagaimana perubahan patofisiologis dan gambaran klinis asfiksia?
  4. Apa tindakan yang harus dilakukan pada asfiksia?
  5. Bagaimanakah prinsip dasar resusitasi?
  6. Bagaimanakah cara resusitasi?
C.    Tujuan Penulisan
1.    Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Bayi penderita Asfiksia dan mendapatkan gambaran epidemiologi, distribusi, frekuensi, determinan, isu dan program penanganan Asfiksia.

2.    Tujuan Khusus
a.    Mengetahui pengertian pada Asfiksia
b.    Mengetahui etiologi Asfiksia
c.    Mengetahui penilaian Asfiksia
d.    Mengetahui penanganan Asfiksia












BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1  Persalinan
       2.1.1  Pengertian
Proses membuka dan menipisnya serviks dan janin ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Jadi persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-40 minggu. Lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Sebab-sebab mulainya persalinan
a.       kala I atau kala pembukaan yaitu dimulai dengan adanya his atau kontraksi uterus yang regular sehingga  pembukaan serviks menjadi lengkap. Proses membukanya serviks sebagai akibat his, dibagi dalam 2 fase:
1.      fase laten persalinan
·         Dimulai sejak kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks  secara bertahap.
·         Pembukaan serviks kurang dari 4.
·         Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam.
2.      Fase Aktif Persalinan
·         Serviks membuka dari 4 ke 10 Cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam sehingga pembukaan lengkap (10 Cm).
·         Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

A.    Definisi
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2007).
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul. (Wiknjosastro, 1999).

B.    Etiologi / Penyebab Asfiksia
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir.
Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan bayi berikut ini:
1.    Faktor ibu
a.    Preeklampsia dan eklampsia
b.    Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
c.    Partus lama atau partus macet
d.    Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
e.    Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2.    Faktor Tali Pusat
a.    Lilitan tali pusat
b.    Tali pusat pendek
c.    Simpul tali pusat
d.    Prolapsus tali pusat
3.    Faktor Bayi
a.        Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan
b.       Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
c.        Kelainan bawaan (kongenital)
d.      Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
Asfiksia Neonatorum dapat dibagi dalam tiga klasifiasi:
  1.            Asfiksia neonatorum ringan : Skor APGAR 7-10. Bayi dianggap sehat, dan tidak memerlukan tindakan istimewa
  2.            Asfiksia neonatorum sedang : Skor APGAR 4-6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.
  3.            Asfisia neonatorum berat : Skor APGAR 0-3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada, pada asfiksia dengan henti jantung yaitu bunyi jantung  fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung menghilang post partum  pemeriksaan fisik sama asfiksia berat

C.  Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir
Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi, yaitu :
1.    Memastikan saluran terbuka
a.       Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.
b.      Menghisap mulut, hidung dan kadang trachea.
c.       Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan saluran pernafasan terbuka.
2.    Memulai pernafasan
a.       Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan
b.      Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan balon atau mulut ke mulut (hindari paparan infeksi).
3.    Mempertahankan sirkulasi
a.    Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara
b.    Kompresi dada.
c.    Pengobatan

D.    Persiapan resusitasi
Agar tindakan untuk resusitasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan efektif, kedua faktor utama yang perlu dilakukan adalah :
  1.     Mengantisipasi kebutuhan akan resusitasi lahirannya bayi dengan depresi dapat terjadi tanpa diduga, tetapi tidak jarang kelahiran bayi dengan depresi atau asfiksia dapat diantisipasi dengan meninjau riwayat antepartum dan intrapartum.
  2.     Mempersiapkan alat dan tenaga kesehatan yang siap dan terampil. Persiapan minumum antara lain :
a.    Alat pemanas siap pakai
b.    Oksigen
c.    Alat pengisap
d.    Alat sungkup dan balon resusitasi
e.    Alat intubasi
f.    Obat-obatan

Prinsip-prinsip resusitasi yang efektif :
1.      Tenaga kesehatan yang slap pakai dan terlatih dalam resusitasi neonatal harus rnerupakan tim yang hadir pada setiap persalinan.
2.      Tenaga kesehatan di kamar bersalin tidak hanya harus mengetahui apa yang harus dilakukan, tetapi juga harus melakukannya dengan efektif dan efesien
3.      Tenaga kesehatan yang terlibat dalam resusitasi bayi harus bekerjasama sebagai suatu tim yang terkoordinasi.
4.      Prosedur resusitasi harus dilaksanakan dengan segera dan tiap tahapan berikutnya ditentukan khusus atas dasar kebutuhan dan reaksi dari pasien.
5.      Segera seorang bayi memerlukan alat-alat dan resusitasi harus tersedia clan siap pakai.

E.    Langkah-Langkah Resusitasi
1.      Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan tubuh bayi dan selimuti tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi.
2.      Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas yang datar.
3.      Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor).
4.      Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut sudah bersih kemudian lanjutkan ke hidung.
5.      Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan mengusap-usap punggung bayi.
6.      Nilai pernafasanJika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10. Denyut jantung > 100 x / menit, nilai warna kulit jika merah / sinosis penfer lakukan observasi, apabila biru beri oksigen. Denyut jantung < 100 x / menit, lakukan ventilasi tekanan positif.
a.       Jika pernapasan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi tekanan positif.
b.      Ventilasi tekanan positif / PPV dengan memberikan O2 100 % melalui ambubag atau masker, masker harus menutupi hidung dan mulut tetapi tidak menutupi mata, jika tidak ada ambubag beri bantuan dari mulur ke mulut, kecepatan PPV 40 – 60 x / menit.
c.       Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10.
 2.    100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan.
 3.    60 – 100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV.
 4.    60 – 100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan PPV, disertai kompresi jantung.
 5.    < 10 x / menit, lakukan PPV disertai kompresi jantung.
 6.    Kompresi jantung
   Perbandingan kompresi jantung dengan ventilasi adalah 3 : 1, ada 2 cara kompresi jantung
a.       Kedua ibu jari menekan stemun sedalam 1 cm dan tangan lain mengelilingi tubuh bayi.
b.      Jari tengah dan telunjuk menekan sternum dan tangan lain menahan belakang tubuh bayi.
     7.    Lakukan penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi dada.
     8.    Denyut jantung 80x./menit kompresi jantung dihentikan, lakukan PPV sampai denyut jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan.
     9.    Jika denyut jantung 0 atau < 10 x / menit, lakukan pemberian obat epineprin 1 : 10.000 dosis 0,2 – 0,3 mL / kg BB secara IV.
   10.  Lakukan penilaian denyut jantung janin, jika > 100 x / menit hentikan obat
   11.   Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis diatas tiap 3 – 5 menit.
   12.  Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap / tidak rewspon terhadap di atas dan tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan dosis 2 MEQ/kg BB secara IV selama 2 menit. (Wiknjosastro, 2007)






















BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1.   ILUSTRASI KASUS
Pada tanggal 24 Agustus 2014 Jam 11.00 Wib. Ny A umur 22 tahun dating ke rumah bidan dengan keluhan mules-mules sejak pukul 05.00 wib dan keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
Berdasarkan hasil pemeriksaan bidan ibu memasuki masa persalinan, karena pembukaan sudah 1cm, ketuban (+) tidak ada oedema, tekanan darah 120/80,  DJJ 132x/menit, nadi 82x/menit, suhu 37 c0 , respirasi 22x/menit, pemeriksaan laboratorium : HB 11,7 gram/dl, protein urine (-), glukosa urine (-).

3.1.1   ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA I FASE LATEN
Tanggal masuk                      : 24 Agustus 2014
Pukul                                     : 11.00 Wib
Nomor register                      :
Tempat Pengkajian   : Rumah Bidan
Pengkaji                                : Yuli,Am.keb

I.         DATA SUBJEKTIF
A.    Identitas                  
Nama Pasien                         : Ny. A
Umur                         : 22 tahun
Agama                       : Islam
Suku/ bangsa             : Sunda/ Indonesia
Pendidikan                : SMP
Pekerjaan                   : tidak bekerja
Alamat                      : Dusun Cicadas Rt 02/02 Desa Cipasang
  Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang.

Nama Suami              : Tn. R
Umur                         : 32 tahun
Agama                       : Islam
Suku/ bangsa             : Sunda/ Indonesia
Pendidikan                : SMP
Pekerjaan                   : Buruh
Alamat                      : Dusun Cicadas Rt 02/02 Desa Cipasang
Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang.

B.   Keluhan utama
1.      Ibu datang tang Pada tanggal 24 Agustus 2014 Jam 11.00 Wib. Ny A umur 22 tahun dating ke rumah bidan dengan keluhan mules-mules sejak pukul 05.00 wib dan keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
2.      Riwayat kehamilan sekarang
·         Riwayat menstruasi    :
-          Haid pertama        : 13 tahun
-          Siklus                    : 28 hari
-          Lamanya               : 5-7
-          Banyaknya            : 2-3 kali ganti pembalut
·         Ibu mengatakan ini dalah kehamilan yang satu dan belum pernah mengalami keguguran, ibu mengatakan usia kehamilannya 9 bulan.
-          HPHT       : 05-12-2013
-          TP             : 12-09-2014
3.      Pemeriksaan kehamilan
a.       Trimester I       : 3 x di bidan
b.      Trimester II      : 3 x di bidan
c.       Trimester III    : 3 x di bidan
4.      Riwayat Imunisasi            : TT dilakukan 1x selama hamil
5.        Pergerakan janin dalam 24 jam terkhir     : ibu merasakan gerakan janin   yang  sangat kuat.
6.    Riwayat kesehatan
-          Ibu mengatakan sebelum hamil mempunyai penyakit kulit seperti kutil.
-          Ibu mengatakan ada riwayat penyakit keluarga gagal jantung & TB paru
7.      Pola kehidupan sehari-hari
a.       Pola Nutrisi
-          Makan terakhir     : Pukul 07.00 Wib
-          Minum Terakhir    : Pukul 10.00 Wib
b.      Eliminasi
-          BAK Terakhir       : Pukul 05.00 Wib
-          BAB Terakhir       : Pukul 07.00 Wib
c.       Pola Istirahat dan tidur
-          Sebelum hamil      : Ibu tidur siang 1 jam dan tidur
                                malam 7 jam
-          Sesudah hamil      : Ibu mengatakan kurang tidur,
                                karena sering   BAK
d.      Personal Hygiene       : Ibu tampak bersih
e.       Pola Aktifitas                         : Pekerjaan ibu rumah tangga
8.    Riwayat Psikologis
Ibu tampak gelisah dan cemas menghadapi persalinan
9.    Riwayat Sosial
a.       Respon tentang kehamilan    : Ibu, suami dan keluarga
                                                senang dengan    kehamilan
b.     Kehamilan ini direncanakan
c.     Status pernikahan
-       Status pernikahan             : Sah
-       Lama pernikahan             : 2 Tahun
10.    Riwayat KB         : Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan
                                alat  kontrasepsi.


11.    Riwayat Obat-obatan
Ibu mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh bidan dan ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alcohol dan jamu-jamuan.


II.           DATA OBJEKTIF
a.      Pemeriksaan Fisik
1.      Keadaan umum                         : Tampak sehat
2.      Kesadaran                      : Compos Mentis
3.      TTV
-          Tekanan darah           : 120/80 mmhg
-          Nadi                          : 82x/menit
-          Respirasi                    : 22x/menit
-          Suhu                          : 37 c0
4.      Pemeriksaan fisik
·         Kepala
Rambut         : hitam, dan bersih
·        Mata              : tidak ada oedema
Mata              : Konjungtiva berwarna merah mudan
  dan Sklera warna putih
·       Telinga          : Simetris, pengeluaran tidak ada dan
                        pendengaran baik
·       Hidung          : Simetris, bersih, tidak polip, penciuman baik
·       Mulut dan Gigi : bersih dan gigi tidak berlubang
·       Leher             : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
    Tidak ada pembengkakakn kelenjar getah  bening
·      Dada             : Simetris
Jantung          : bunyi jantung reguler
·         Paru-paru       : tidak ada wheezing
·         Payudara      
-          Bentuk      : Simetris
-          Putting susu          : Menonjol
-          Benjolan               : Tidak ada
-          Pengeluaran          : ada kolostrum
-          Nyeri tekan           : tidak ada      
·        Abdomen
-          Palpasi
TFU                            : 31 cm
Leopold I                   : di fundus terabva bagian bulat lunak dan
                                     tidak  Melenting yaitu bokong         
Leopold II                    : Pada sebelah kanan ibu teraba bagian keras
                                                   memanjang (Punggung) dan sebelah kiri
                                                               ibu teraba bagian kecil janin             
Leopold III                   : dibagian bawah teraba bulat keras dan
    Melenting yaitu kepala         
Leopold IV                   : divergent
Perlimaan                       : 2/5
DJJ                                : 132x/menit
Kontraksi                       : 2x/10 menit lamanya 20 detik
·       Ekstremitas
Atas                           : tidak ada oedema -/-, pergerakan
Bawah                       : tidak ada oedema -/-, varises -/-, reflek
                                                              patella +/+
·         Genetealia
Inspeksi
   Varises          : tidak ada
   Luka parut     : tidak ada
                        Pemeriksaan dalam jam 11.00 wib.
o   Vulva/ Vagina         : tidak ada kelainan
o   Portio                      : tebal, lunak
o   Pembukaan             : 1 cm
o   Ketuban                  : positif
o   Penurunan               : St-3
5.      Pemeriksaan Laboratorium
Darah Hb                       : 11,7gr/dl
Protein urine                  : (-)
Glukosa urine                : (-)

III.             ANALISIS
G1P0A0 Gravida 37 minggu, inpartu kala I fase laten, Fisiologis

IV.             PENATA LAKSANAAN
·         Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa ibu dalam keadaan baik
·         Melakukan observasi selama 1 jam, yaitu HIS, DJJ, Nadi, Respirasi
Lembar observasi Ny. A pada tanggal 24 Agustus 2014
Jam
Observasi
TD
Nadi
Suhu
Respirasi
DJJ
HIS
Pembukaan
11.00
120/80
82
37 0C
22
132
2x/10I20II
1 cm
12.00

82

22
136
2x/10120 II

13.00

82
37 0C
22
132
2x/10121 II

14.00

82

22
132
2x/10122 II

15.00
120/80
82
37 0C
22
132
2x/10125 II
1 cm
16.00

82

22
138
2x/10122 II

17.00

82
37 0C
22
140
2x/10123 II

18.00

82

22
138
2x/10120 II

19.00
120/80
82
37 0C
22
136
2x/10121 II
2 cm
20.00

82

22
136
2x/10122 II

21.00

82
36,5 0C
22
132
2x/10120 II

22.00

82

22
132
2x/10125 II

23.00
120/80
82
37 0C
22
134
2x/10120 II
3 cm
24.00

84

22
138
2x/10120 II

01.00
110/70
82
36,8 0C
22
132
2x/10125 II

02.00

82

22
136
2x/10128 II


·         Mengecek kelengkapan alat obat-obatan, perlengkapan ibu dan bayi ; semua sudah lengkap.
·         Mempersiapkan meja resusitasi  + O2 ; meja resusitasi + O2  sudah siap
·         Menganjurkan ibu untuk mobilisasi ; ibu mau jalan-jalan
·         Menganjurkan ibu untuk makan dan minum ; ibu mau minum
·         Mendokumentasikan asukan.

3.1.2        ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA I
FASE AKTIF
Tanggal                : 25 Agustus 2014
Waktu                  : 03.00 Wib
Pengkaji               : Yuli, AMkeb

I.              Data Subjektif
Ibu mengeluh pusing dan lemas

II.           Data Objektif
1)        Keadaan umum                : Tampak lemas
2)        Kesadaran                        : Compos mentis
3)        Tanda-tanda Vital
Tekanan darah                  : 100/70 mmhg
Nadi                                 : 82
Respirasi                           : 22
Suhu                                 : 37 0C
DJJ                                   : 141
HIS                                   : 3x10125II
4)        Pemeriksaan dalam
Vulva/ Vagina                  : tidak ada kelainan
Portio                                : tebal lunak
Pembukaan                       : 5 cm
Ketuban                            : (+)
Denominator                    : ubun-ubun kecil
Presentasi                                     : Kepala
Penurunan                                    : St 0

III.         Analisa
G1P0A0 Gravida 37 minggu invartu kala I fase aktif  fisiologis

IV.         Penatalaksanaan
a.       Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
b.      Memberitahukan kepada ibu tehnik relaksaasi dengan menarik napas panjang bila ada mulas.
c.       Menganjurkan kepada ibu agar tidur miring kiri.
d.      Melakukan kolaborasi dengan dr. ; advice dr. Infus RL
e.       Observasi KU, TTV, HIS, DJJ, Nadi, Respirasi, Suhu dan Pembukaan
Lembar observasi Ny. A pada tanggal 24 Agustus 2014
Jam
Observasi
TD
Nadi
Suhu
Respirasi
DJJ
HIS
Pembukaan
03.00
100/70
82
37 0C
22
141
3x/10I25II
5 cm
03.30

84

22
141
3x/10130 II

04.00

82

22
138
3x/10128 II

04.30

82

22
140
3x/10145 II

05.00

82

22
138
3x/10142II

05.30

82

22
142
3x/10141 II

06.00

82

22
140
4x/10141 II

06.30

82

22
144
4x/10142 II


f.       Pukul 05.00 Wib ibu mengeluh keluar air dari jalan lahir dengan warna cairan jernih.
g.      Pukul 05.10 Wib bidan Y menghubungi bidan E meminta bantuan pendampingan saat pertolongan persalinan.
h.      Pukul 05.20 Wib. Bidan E datang kerumah bidan Y.
i.        Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri.
3.1.3        KALA II
Tanggal                : 25 Agustus 2014
Waktu                  : 08.20 Wib
Pengkaji               : Yuli, AMkeb

I.         Data Subjektif
Ibu mengatakan adanya keinginan BAB

II.      Data Objektif
·           Keadaan umum       : Baik
·           Kesadaran               : Compos Mentis
·           His                          : 4x42detik
·           DJJ                          : 140
·           Suhu                        : 36,5 0C
·           Tekanan darah        : 120/80 mmhg
·           Pemeriksaan dalam
Vulva/ Vagina                     : tidak ada kelainan
Portio                                  : tidak teraba
Pembukaan                         : lengkap
Ketuban                              : (-) sisa warna cairan jernih
Denominator                       : ubun-ubun kecil
Presentasi                            : Kepala
Penurunan                           : St +2

III.    ANALISA
G1P0A0 Parturient aterm akal II fisiologis.

IV.    PENATALAKSANAAN
·         Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, bahwa pembukaan sudah lengkap.
·         Memastikan tanda dan gejala kala II yaitu DOR-AN, TEK-NUS, PER-JOL dan VUL-KA
·         Sudah ada tanda dan gejala doran, teknus, perjol dan vulka.
·         Persiapkan diri memakai APD (Alat perlengkapan diri)
·         Mencuci tangan dan mengeringkannya, memakai sarung tangan sebelah kemudian memasukan oxycytcin kedalam spuit dan meletakannya ke dalam partus set.
·         Memberitahu ibu dankeluarg auntuk proses pimpinan meneran yang baik.
·         Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman ; ibu mau tidur setengah duduk
·         Menganjurkan ibu  untuk mengedan saat adanya mules yang kuat.
·         Bidan Y memimpin persalinan, sementara bidan E memantau DJJ saat kala II.
·         Menolong persalinan
-          Melahirkan kepala dengan melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala bayi secara bertahap.
-          Memeriksa leher bayi apakah terlilit oleh tali pusat ; ada lilitan dileher bayi, lilitan tali pusat sangat kuat, kemudian melakukan penjempitan tali pusat dengan klem pada dua tempat dengan jarak 3 cm, kemudian memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
-          Melahirkan bahu
-          Melahirkan seluruh tubuh bayi
·         Pukul 08.20 Wib bayi lahir tidak menangis, tonus ototnya (-), reflek (-), Warna kulit  pucat,  denyut jantung 120x/menit, jenis kalamin laki-laki.
·         Kemudian bidan Y melakukan tindakan resusitasi.
·         Langkah awal dalam  resusitasi
-          Memberikan kehangatan
-          Memposisikan bayi dengan sedikit menengadahkan kepalanya
-          Membersihkan jalan napas sesuai keperluan
-          Mengeringkan bayi, merangsang pernapasan dan meletakkan pada posisi yang benar
-          Pasang sungkup Pasang sungkup dan pegang agar menutupi mulut dan hidung bayi  
-          Ventilasi 2 kali
-          Melakukan tiupan dengan tekanan 30 cm air 
-          Menilai dada bayi : dada bayi mengembang 
-          Melakukan Ventilasi 20 kali dalam 30 detik ; nafas megap-megap, tonus otot (-), reflek (-), denyut jantung 130x/menit
-          melanjutkan ventilasi tiap 20 x dalam 30 detik (dengan tekanan 20 cm air)
·         Bidan E. menghubungi dr. pukul 08.30 dr. dating dan melakukan pemeriksaan terhadap bayi ; nafas megap-megap, tonus otot (-), reflek (-), denyut jantung 130x/menit
·         dr. memberitahukan ibu dan keluarga bahwa bayi tidak bisa bernafas spontan dan harus segera di rujuk ke RSUD sumedang ; ibu menyetujuinya.
·         Pukul 09.35 Wib. Bayi di rujuk ke RSUD sumedang dengan didampingi oleh bidan E, dr, bersama keluarga.

3.1.4        KALA III
Tanggal                : 25 Agustus 2014
Waktu                  : 03.00 Wib
Pengkaji               : Yuli, AMkeb

I.         Data Subjektif
Ibu mengatakan mules.

II.      Data Objektif
·      Keadaan umum         : baik
·      Kesadaran                 : compos mentis
·      Genetalia                   : tali pusat terlihat di depan pulpa
III.   Analisa
Kala III persalinan

IV.   Penatalaksanaan
·         Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu
·         Mengecek adanya bayi kedua; tidak ada bayi kedua
·         Memberitahukan ibu bahwa ibu akan disuntikan oxytocin
·         Ibu bersedia untuk disuntik
·         Melakukan PTT ; plasenta lahir lengkap pukul 08.25 Wib ( dilakukan oleh bidan E)
·         Melakukan masase fundus uterik ; kontraksi baik

3.1.5        KALA IV
Tanggal                : 25 Agustus 2014
Waktu                  : 08.25 Wib
Pengkaji               : Yuli, Amkeb

I.         Data Subjektif
Ibu merasa sedih.

II.      Data Objektif
·      Keadaan umum         : Baik
·      Kesadaran                 : compos mentis
·      Kontraksi uterus        : baik
·      Plasenta                     : sudah lahir
·      TFU                           : 1 jari dibawah pusat
·      Kandung kemih        : kosong
·      Pendarahan               : Normal




III.   Analisa
Kala IV persalinan

IV.   Penatalaksanaan
·           Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan
·           Ibu tampak sedih karena bayinya dirujuk
·           Mengecek adanya luka laserasi; ada luka derajat  II, melakukan penjahitan dengan menggunakan anastesi local.
·           Membersihkan ibu dan tempat bersalin; ibu sudah nyaman dan tempat bersalin sudah bersih.
·           Mendekontaminasikan alat bekas pakai; alat sudah terendam klorin
·           Mengajarkan ibu untuk melakukan masase uterus; ibu mengerti
·           Menganjurkan ibu buang air kecil setelah dua jam
·           Mengobservasi 2 jam post partum
Jam
Waktu
TD
Nadi
Suhu
TFU
Kontraksi uterus
Kandung Kemih
Perdarahan
1
08.40
110/70
84
36,5 0C
1 jari dibawah pusat
Baik
Kosong
Normal
08.55

84

1 jari dibawah pusat
Baik
Kosong
Normal
09.10

84

1 jari dibawah pusat
Baik
Kosong
Normal
09.25

84

1 jari dibawah pusat
Baik
Kosong
Normal
2
09.55

84
36,5 0C
1 jari dibawah pusat
Baik
Kosong
Normal
10.25

84

1 jari dibawah pusat
Baik
Kosong
Normal
·           Memberikan konseling perawatan ibu
·           Melepaskan infuse
·           Mendokumentasikan bentuk SOAP dalam bentuk partograf
3.2      ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
3.2.1        Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 6 Jam
Tanggal                : 25 Agustus 2014
Pukul                    : 15.20 Wib
Tempat                 : Rumah bidan
Pengkaji               : Yuli, AMkeb

I.          Data Subjektif
Ibu mengatakan keadaannya baik.

II.       Data Objektif
a.    Keadaan umum         : Tampak sehat
b.    Kesaraan                   : Compos mentis
c.    TTV                           :
1.        TD                      : 110/70 mmHg
2.        Nadi                   : 82
3.        Respirasi             : 22
4.        Suhu                   : 37 0C
d.   Kepala          
1.      Rambut              : Kotor, warna Hitam
2.      Muka                  : tidak ada oedem
3.      Mata                   : Conjungtiva merah muda
e.    Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
f.     Bunyi jantung           : Teratur
g.    Payudara                   : Simetris, Putting susu menonjol
h.    Abdomen                  :
-          TPU                    : 2 jari dibawah pusat
-          Kontraksi uterus : baik
-          Kantung kemih : Kosong
i.      Ekstremitas   : Tidak ada oedema

III.    Analisa
P1A0 Post partum  6 jam normal

IV.    Penatalaksanaan
1.      Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu baik
2.      Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup
3.      Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan motivasi pada ibu
4.      Memberikan konseling tentang KB dan menganjurkan ibu untuk menggunakan KB suntik satu bulan.
5.      Pasien pulang pukul 15.30 Wib

3.3      ASUHAN BAYI BARU LAHIR
Tanggal Pengkajian         : 25 Agustus 2014
Waktu                             : 08.20 Wib
Pengkaji                          : Yuli, AMkeb

A. Data Subjektif
I. Identitas
·         Bayi
Nama Bayi                : Bayi Ny A
Tanggal                     : 25 Agustus 2014
Jenis Kelamin            : Laki-laki
Anak Ke                   : 1
·         Orang Tua
Nama Ibu                  : Ny A
Umur                         : 22 tahun
Pendidikan                : SMP
Suku/Bangsa             : Sunda /Indonesia
Agama                      : Islam
Pekerjaan                  : Tidak Bekerja
Alamat                      : Dusun Cicadas Rt 02 Rw 02 Desa Cipasang
                                    Kecamatan Cibugel.
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum                : Lemah
2. Antropometri
    a. Berat badan                   : 2700 gr
    b. Panjang Badan              : 45 Cm
    c. Lingkar kepala              : 31 Cm
    d. Lingkar lengan              : 10 Cm
   e. Lingkar Dada                 : 31 Cm
3. Tanda-tanda Vital
    a. Denyut jantung             : 140 X / menit
    b. Pernafasan                    : Satu-satu
   c. Suhu                               : 36,5
4. Menangis                          : Tidak menangis
5. Pemeriksaan fisik             
    a. Kepala                           : simetris
    b. Mata                              : simetris
    c. telinga                           : simetris
    d.  hidung                         : simetris
    e, Mulut                            : simetris
    f. leher                               : tidak ada kelainan
    g. Dada                             : simetris
    h. Perut                             : simetris
    i. Genetalia                        : Laki-laki
·      Skrotum                    : sudah turun
·      Testis                         : ada
·      Orifisium uretra         : ada
     j. Ekstremitas atas
       Atas
·      Bentuk                      : simetris
·         Sindaktili                     : tidak ada
·         Polidaktili                    : tidak ada
·         Kuku                           : panjang
·         Jumlah jari tangan       : 5/5
·         Refleks palmar graps   : Negatif
            k. Ekstremitas bawah
·      Bentuk                         : Simetris
·      Sindaktili                     : tidak ada
·      Polidaktili                    : tidak ada
·      Jumlah jari kaki           : 5/5
·      Refleks plantar graps   : Negatif
·      Refleks babinsky         : Negatif
l.  Punggung
·         Bentuk                                    : simetris
·         Spina bifida                 : tidak ada
a.       Anus                      : ada
b.      Kulit                     
·         Warna              :  pucat
m. Reflek primitive bayi baru lahir
·           Moro                         : negative
·           Rooting                     : negative
·           Sucking                     : negative
·           Swalowing                : negative
·           Palmar graps              : negative
·           Babinsky                   : negative
n. Eliminasi                             : BAK dan BAB (-)

C.  ANALISA
       Bayi baru lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 0 hari dengan asfiksia.

D.  PENATALAKSANAAN
         1.         Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa  keadaan bayinya  tidak bisa bernafas spontan; ibu mengetahuinya.
         2.         Meminta  persetujuan ibu dan keluarga untuk dilakukan suatu tindakan resusitasi; ibu dan keluarga menyetujuinya.
         3.         Langkah awal  resusitasi yaitu:
·         Memberikan kehangatan
·         Memposisikan bayi dengan sedikit menengadahkan kepalanya
·         Membersihkan jalan napas sesuai keperluan
·         Mengeringkan bayi, merangsang pernapasan dan meletakkan pada posisi yang benar
·         Pasang sungkup Pasang sungkup dan pegang agar menutupi mulut dan hidung bayi  
·         Ventilasi 2 kali
·         Melakukan tiupan dengan tekanan 30 cm air 
·         Menilai dada bayi : dada bayi mengembang 
·         Melakukan Ventilasi 20 kali dalam 30 detik ; nafas megap-megap, tonus otot (-), reflek (-), denyut jantung 130x/menit, warna kulit merah.
·         melanjutkan ventilasi tiap 20 x dalam 30 detik (dengan tekanan 20 cm air)
         4.         Memberitahukan ibu dan keluarga bahwa bayinya tidak bisa bernafas  spontan dan harus segera di rujuk ke RSUD; ibu  mengerti
         5.         Mempersiapkan rujukan ; bayi di rujuk pukul 08.35 ke RSUD dengan didampingi dr, bidan E, keluarga.
         6.         Dalam perjalanan bayi diberikan  O2 (1 Lt) dan dilakukan tindakan resusitasi





BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan  permasalahan yang ada  maka pengelolaan yang dilakukan pada Ny. A  dan bayi Ny. A dengan kasus persalinan normal dan asifiksia.

4.1 Apakah Penentuan Diagnosa pada kasus persalinan normal dan asfiksia sudah tepat ?
4.1.1 Definisi Persalinan Normal
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-40 minggu. Lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

4.1.2  Definisi Fase Laten Memanjang
            Fase laten memanjang adalah  keadaan pada kala I dimana pembukaan serviks sampai 4 cm dan berlangsung lebih dari 8 jam dengan his yang teratur.
            Pada kasus Ny. A fase laten terjadi selama 16 jam sehingga pada kasus di atas dalam batas tidak normal atau terjadi fase laten memanjang. Asuhan yang diberikan oleh bidan yaitu memberikan  asuhan saying ibu seperti menganjurkan keluarga untuk selalu mendampingi ibu memberikan asupan nutrisi, dan makanan serta memberikan dukungan emosional.

4.1.3 Definisi Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur.

B.    Etiologi / Penyebab Asfiksia
Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan bayi berikut ini:

1.    Faktor ibu
a.    Preeklampsia dan eklampsia
b.    Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
c.    Partus lama atau partus macet
d.    Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
e.    Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2.    Faktor Tali Pusat
a.    Lilitan tali pusat
b.    Tali pusat pendek
c.    Simpul tali pusat
d.    Prolapsus tali pusat
3.    Faktor Bayi
a.        Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan
b.       Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
c.        Kelainan bawaan (kongenital)
d.      Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)

Pada bayi Ny.A  terjadi  asfiksia  bisa di lihat dari factor penyebab seperti factor ibu, yaitu partus lama, factor tali pusat yaitu adanya lilitan tali pusat.    Asuhan yang diberikan oleh bidan kepada bayi Ny. A  yaitu  melakukan tindakan resusitasi dan  di rujuk ke RSUD.










BAB V
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny.A dengan fase laten memanjang dan  pada bayi Ny.A dengan asfiksia maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Diagnosa yang ditegakan pada Ny.A  tidak sesuai  dengan teori dan hasil pemeriksaan serta pengkajian.
2.      Diagnosa yang ditegakan pada bayi Ny.A  sudah tepat, sesuai dengan teori dan hasil  pemeriksaan serta pengkajian.
3.      Peran bidan dalam penanganan dan pengelolaan sudah dilaksanakan dengan baik.
4.      Pendokumentasian  yang dilakukan sudah sesuai dengan standar  kebidanan.


4.2 SARAN
Bidan diharapkan dapat lebih proaktif dalam bekerja sama dengan instansi kesehatan, sehingga apabila terdapat pasien yang perlu segera dirujuk dapat dilakukan rujukan secara cepat dan tepat dengan harapan pasien dapat segera ditangani.











0 comments:

Post a Comment