KUMPULAN CERPEN BAHASA
INDONESIA
1.
Cinta Sejati
Kartika Dewi
adalah murid SMU Nusa Bakti, dia adalah primadona satu sekolah, dia cantik,
pinter, jago menggambar dan menulis puisi.puisi yang ia buat selalu tampak di
majalah dinding sekolah. Semua yang ia miliki membuat cowok satu SMA segan
padanya suatu hari ia sedang berjalan dikoridor sekolah. Bu Yani salah satu
guru mata pelajaran matematika diikuti salah satu cowo di belakangnya berjalan
menuju ruang kepala sekolah. Tak lama kemudian mereka keluar dan menuju kelas
XI IPA 1 saat di pintu kelas Kartika bertemu dengan Bu Yani dan Kartika
bertanya.
“Oh, tadi murid baru dari
Semarang.” Jawab Bu Yani.
Kartika teringat
Adit sahabat lamanya yang pindah ke Semarang, yang sudah lama tidak bertemu,
Adit bukan hanya sahabat tapi ia pernah mengatakan kalau dia sayang kepada
Kartika,
Ia lalu melihat
kedalam kelas ternyata dia mirip dengan Adit sahabat masa kecilnya, bel sekolah
pun berbunyi ketika langsung masuk ke kelas pas hari itu juga pelajaran bu
Yani. Adit pun di suruh memperkenalkan diri Kartika bingung apakah dia Adit
yang selama ini dia kenal.
“Pagi
teman-teman,perkenalkan nama saya Aditia Wijaya. Saya baru pindah dari
Semarang.” Kartika pun melamun ia berniat ingin bertanya kepada Adit tentang
mereka. Kelas kembali belajar tak lama bel istirahat berbunyi Kartika bersama
temannya masih dikelas sedangkan yang lainnya menghampiri Adit yang ganteng
tinggi dan putih minta foto, no telepon, pin bb ahh pokoknya segalanya pada
sibuk.
Karena keadaan
resah, berisik Kartika keluar kelas menuju kantin, semuanya cowo antusias
bertanya kepada Kartika ingin mencari perhatian siprima dona satu SMU itu.
Saat Kartika
makan bakso, ada seseorang berkata.
“Maaf mau tanya, kalo
perpustakaan dimana ya?”
Kartika berhenti
sejenak memakan bakso, sepertinya ia kenal suara itu. Kartika pun melirik
ternyata ia murid baru “hai, boleh duduk disini?” kebetulan Kartika ingin
bertanya dan meyakinkan kalo dia Adit sahabatnya.
“Boleh, duduk aja” jawab
Kartika.
“oh iya, kita kenalan dulu
nama kamu siapa?”
“nama aku Kartika Dewi. Kamu
tinggal dimana dit?”
Kartika mulai kepo. “aku
tinggal di komplek Dian Permai kalo kamu?”
“Aku juga tinggal disekitar
kompleks” jawab Kartika dengan cuek.
“Kamu bias anatar saya
keliling SMU ini?”
“Sekarang”. Tanya Kartika.
“Iya” jawab Adit.
Mereka pun
bergegas pergi, saat di koridor semua anak cowo melihat keanehan Kartika baru
bisa akrab dengan seorang cowo apalagi kaum wanita pada berbicara apa aja
karena sirik melihat Adit dekat dengan Kartika.
“Kalo boleh bisa aku minta
no hp kamu biar aku bertanya tentang sekolah sama kamu?”
“Boleh asalkan jangan
kasihkan ke anak cowonya.”
“OK.” Jawab Adit.
Mereka
ngobrol-ngobrol dan pergi keliling ke semua sudut SMU bel masuk dan mereka
masuk sekolah tak lama bel pulang berbunyi Adit menawarkan Kartika untuk pulang
bareng tapi Kartika menolak.
Sesampainya
dirumah Hp Kartika berbunyi Adit menelpon Kartika mereka pun bercanda tawa.
Esok harinya mereka berangkat bersama, disekolah pun selalu lengket. Suatu
malam Adit bermain ke rumah Kartika.
“Dit aku mau tanya. Siapa
nama mamah sama ppa kamu?” Adit tidak menjawab alasannya tidak tahu padahal
Adit sebenarnya tahu. Semakin lama ketika semakin yakin kaol ADit adalah orang
yang ia sayang dengan apa yang Kartika tanya tentang keluarganya Adit tidak
pernah menjawab sekalipun.
“Adit sebenarnya apa yang
kamu rahasiakan?” tanya kartika.
“Rahasia, apa maksudnya aku
tidak mengerti” jawab Adit.
“sebenarnya kamu Aditia
Purnamakan teman ka waktu kecil, kamu ingat itu kita selalu bermain di taman,
bermain layang-layang, jawab Adit?”
Adit hanya diam
dan tersenyum lalu berkata “aku sayang kamu Kartika. Kamu cantik, pasti setelah
besar nanti kamu banyak disukai cowo, aku pernah mengatakan itu untuk orang
yang aku sayang, dan aku rela jatuh dari pohon manga karena digigit sama semut
yang sebenarnya aku takut manjat pohon. Tapi aku lakukan demi orang yang aku
sayang, kamu ingat itu Kartika, benar aku Adit Purnama, tapi saat di Semarang
nama ku berubah menjadi Aditia Wijaya dan aku datang ke sini untuk menepati
janji kau. Kalo aku masih sayang sama kamu”
“bearti benar kamu Adit”,
kartika tersenyum dan memeluk Adit.
“Ya aku disini untuk kamu.
Maafkan aku selama ini telah jauh meninggalkan kamu.” Kartika hanya tersenyum.
2.
Sakitnya Menyayangi Dia
Hari ini angin
berhembus kencang membawa kesejukan hati, dihalaman depan rumah aku terduduk
diam, seakan-akan menatap jauh kedepan, berharap akan menemukan ketenangan,
namun yang kurasa hanya sakit yang beramat dalam. Setelah lama mengurung hatiku
pada cinta, akhirnya baru kusadari betapa dalamnya cinta itu telah melukai hati
ini.
Kisahku
dengannya selama 1 tahun bersama telah usai lah, hilang begitu cepat demi
perempuan lain. Jalinan cinta dan perasaan kurasa harus hancur tenggelam tanpa
bekas. Semua berubah, kebahagiaan yang kudapatkan dari cinta dihatiku untuknya
sekejap hilang, hancur dan meninggalkan luka.
Saat ini dalam
sepi kuhanya terdiam dan membisu. Aku tau memang semua telah terjadi, tapi rasa
takutku dan sakitku tak pernah hilang dari benakku.
Kadang hal yang
diharapkan belum tentu jadi kenyataan. Banyak orang yang menganggapnya takdir
tuhan. Kucoba mengukir sebuah senyuman dibibir. Seolah-olah aku adalah orang
yang paling tegar dan orang yang takkan jatuh begitu saja.
Aku teringat
ketika dia melontarkan sebuah kalimat : “Aku sangat mencintai dan menyayangimu”
katanya saat itu.
Tapi saat ini
telah berubah, saat itu aku benar-benar terluka, terpuruk, dan ku tahan air
mata ini, aku tidak ingin terlihat terlihat lemah. Meski saat itu aku terluka,
aku sakit dan aku tidak ingin menyesali keputusannya …. Tidak akan pernah
kusesali !!
Pada hari minggu
sore tepatnya. Aku dan dia tidak sengaja bertemu disebuah tempat. Aku masih
ingat ketika pertemuan tidak sengaja itu. Lalu dia mengajakku untuk
mengobrol-mengobrol sedikit tentang cinta barunya.
Selama beberapa
menit kemudian dia terdiam seperti orang bingung. Tak lama kemudian dia berkata
kesekian kalinya.
“Maafkan aku, aku tidak
bermaksud menyakitimu!” ujarnya.
Aku membalasnya
dengan senyuman kecil. Aku sangat bingung harus berkata apa. Meski aku sangat
ingin bersamanya, lebih lama lagi tapi takdir berkata lain. Aku teringat ketika
dia sering memintaku untuk jangan pergi dan selalu mensupportnya, jadi
penyemangat hidupnya ataupun ketika dia jatuh. Pada akhirnya dia pula yang
memintaku untuk pergi dari kehidupannya.
“Kenapa harus minta maaf,
yang dulu biarlah berlalu.” Jawabku dengan tenang.
“Aku takut kamu terluka
gara-gara aku.” Ujarnya kembali.
Aku hanya
terdiam tanpa sebuah kalimat.
“Maaf, aku baru mengakuinya
sekarang, aku tahu kamu pasti akan membenciku, kini aku sadar, bukan dia yang
begitu tulus menyayangiku, tapi kamulah yang menyayangiku dengan tulus tanpa
adanya kebohongan, jujur aku menyesal setelah kamu benar-benar pergi, aku
menyesal telah membuatmu kecewa. Aku juga menyesal lebih memilih dia dibanding
kamu yang jelas-jelas kekasihku (dulu). Aku telah sia-siakan kamu begitu saja.
Bahkan aku selalu melampiaskan semua amarahku padamu.” Jawabnya dengan penuh
penyesalan.
“Tapi kamu sangat egois dan
sudahlah apa kita bahas permasalahan ini, lagi pula kamu sudah bahagia bersama
dia kan?” Jawabku.
“Iya maaf, aku tau, aku
egois tapi masih bisakah kita selalu bersama lagi?”
“Buat apa kamu tanyakan hal
itu, apakah itu penting bagimu??” Tanyaku kembali.
“Aku tidak ingin kamu pergi,
tolong maafkan aku, tapi bisakah kita bersama lagi, tolong jawab.” Tanyanya
dengan penuh harap.
“Aku selalu memaafkan semua
kesalahanmu sebagai teman kuterima, tapi sebagai kekasih lagi kurasa tidak,
karena cinta bukan mainan untuk kita dan sudah jelas dia sangat menyayangimu,
jangan sia-siakan orang yang telah menyayangimu, lupakan aku, aku tak mengapa,
lagi pula aku sudah merelakanmu.”
“Tapi ….!!!”
“Sudahlah jangan kau sesali
mungkin ini takdir kita, dan kita pun harus terima, aku yakin kamu pasti bisa
bahagia bersamanya, tolong jaga dia jangan sampai kamu rusak kebahagiaannya
seperti aku selalu membahagiakanmu.” Kataku (tegar).
“Kuharap kamu menerima ku
kembali walau sebatas teman/sahabat terbaikmu.” Ucapnya kembali.
“Iya aku ngerti, aku tidak
ingin ada dendam/benci diantara kita, dan ingin kita selalu baik-baik saja.
Kenangan kita takkan ku lupa ketika kita masih bersama, kita pernah menangis,
tertawa, bahagia bersama. Semua kenangan itu akan selalu ku ingat dan akan
selalu membekas dihati, maaf jika selama ini aku tidak bisa membahagikanmu.”
Aku berkata sambil meratap matanya.
Aku berlalu
pergi, meninggalkannya sendiri ditempat itu. Sebelumnya aku melihat raut wajahnya
seperti kebingungan. satu sisi rasa yang ia punya pada kekasih barunya tak
pernah hilang, dan satu sisi dia tidak ingin mengecewakanku. Tapi memang berat
berada diposisi antara cinta pertama dan orang asing yang sudah lama membuatnya
nyaman iya aku tau kamu mencintainya bahkan sangat-sangat mencintainya tapi
akupun harus berusaha untuk mengiklaskannya, mungkin dia lah orang yang paling
kamu sayangi. Aku yakin kamu pasti bahagia bersamanya.
Akhirnya akupun
bahagia menikmati hidupku sendiri, karena aku mempunyai teman, sahabat dan
keluarga yang selalu ada untukku, dimana aku terjatuh kejurang yang paling
dalam. Aku pun disarankan oleh orang tua agar akku tidak berpacaran lagi selama
aku masih berstatus pelajar dan agar mencapai prestasiku untuk bersekolah ke
jenjang yang lebih tinggi lagi.
Karena rencana
tuhan lebih indah daripada rencana yang kita bayangkan. Biarlah air mata yang
menetes hingga terus mengalir menemani hari-hariku. Kujadikan ini semua sebagai
pelajaran hidupku untuk kedepannya.
Hanya waktu yang
mampu mengerti saat senyum dan tangis menyatu. Tapi ini terbaik untukmu dan
untukku, semoga cerita cinta ini menjadi kenangan yang tidak dapatku lupakan.
3.
Ternyata Jatuh Cinta Repot
Juga
SMU 99 Jakarta
adalah tempat Ririn bersekolah. Ia kelas XI IPA 1 dimana kelas itu ditempati
oleh siswa dan siswi pintar, cantik dan berprestasi. Salah satunya Ririn. Tapi
ia enggan untuk bergaul tiap dikelas atau dimanapun selalu ditemani buku.
Setiap hari hanya ke kantin untuk makan siang setelah itu pergi keperpustakaan.
Karena sikapnya yang aneh itu ia selalu menjadi sorotan siswa-siswi satu SMU.
Ade seseorang cowo yang agak culun tapi ia pintar membuat puisi. Ia pernah
menyatakan cinta pada Ririn tapi ditolak. Sampai saat ini ia masih mengagumi
Ririn, nama cowo itu Rendi ia selalu membuat pusis tentang Ririn dan hasilnya
selalu dimuat di majalah dinding sekolah. Suatu hari Ririn melihat puisi
tersebut dari sekian banyak puisi yang dibuat hamper semua puisi itu mengarah
untuk Ririn yang isinya, Ririn di sama-samakan dengan bunga, benda, dari yang
lainnya, membuat Ririn marah dan ingin tahu siapa yang membuatnya.
Pagi hari saat
Ririn pergi sekolah ia berangkat dengan teman-teman yang lain. Sampai didepan
gerbang ada Pa Wijayanto guru kimia yang menunggu kedatangan Ririn. Saat tiba
“Pagi Ririn, perkenalkan ini Bastian murid baru sekolah kita” kata pa
Wajayanto.
“Pagi juga pa, oh iya, ada
yang bias saya bantu pa?”
“Bapak tidak akan lama
dating kesekolah, karna akan berangkat technical meeting untuk bulan bahasa.
Bisakah kamu bantu bapak untuk membawa Adit kekelasmu, dan jika ia bosan tolong
ajak Bastian keliling sekolah kita, kamu mau bantu bapak?”
“Baik pa!” jawab Ririn
Mereka bergegas
kekelas dan waktu masuk pun berbunyi. Setelah lama dating guru mata pelajaran
matematika dan menyuruh Bastian memperkenalkan diri.
“Pagi semua, perkenalkan
nama saya Bastian saya baru pindah dari Semarang”
Semua murid cewe
antusias bertanya karena ketampanan
Bastian menarik perhatian, sampai bel istirahat berbunyi.
“Kamu tidak jadi untuk
keliling- keliling melihat sekitar sekolah” Tanya Ririn.
“Tidak aku disin dulu masih
asik sama anak cewe, besok saja boleh”
“Baguslah aku juga punya
urusan dulu” jawab Ririn. Ririn pergi untuk mencari tahu siapa yang si pembuat
puisi sebenarnya dan akhirnya ia bertemu denga Rendi si culun dan ia mengakui
kalau ia yang membuat puisi untuk Ririn karena ia masih mengkagumi Ririn ya
jelas Ririn marah karena ia tidak suka dirinya dijadikan objek puisi. Ririn
memarahi Rendi di depan umum dengan penuh amarah tanpa banyak bicara lalu Rendi
pergi dan tak muncul lagi, tapi ririn merasa puas dengan apa yang dia lakukan.
Esok harinya
Bastian menyuruh Ririn menemaninya untuk berkeliling melihat sekitar sekolah
dan semakin hari mereka semakin dekat dan pada suatu pagi Ririn sedang berjalan
datang Bastian.
“Rin, ayo kita berangkat bareng?”
“makasih duluan aja”
jawabnya.
“Masa anak cewe jalan
sendiri apalagi waktu sudah siang nanti terlambat”. lalu Ririn pun terpalsa
ikut bersama Bastian. Malam harinya bastian mengajak makan malam kepada Ririn,
disanah Bastian mengatakan cintanya pada ririn akhirnya mereka jadian, tapi pas
siang hari Bastian pergi ke kafe bersama cewe lain dan Ririn mengikutinya
ternyata itu cewe pacarnya Bastian juga.
“Bastian, aku mau ngomong
sama kamu bias-bisanya kamu selingkuh padahal baru semalam kamu bilang suka
sama aku”. Bastian hanya diam saja bilang minta maaf.
“Hubungan kita sampai disin
saja, aku kecewa sama kamu.“ Ririn langsung pergi.
Esok harinya
Bastian mengajak berangkat bareng lagi ke ??Ririn alasanya untuk tanda maaf
Bastian. Ririn pun ikut, tapi pas ditengah jalan mobil Bastian berhenti.
“Kalo lam uterus berbicara
kamu turun!”
Setelah itu ririn pun turun
karena masih kesal dan tidak mau melihat Bastian lagi.
Pagi harinya
Bastian kembali meminta maaf tapi ditolak abis-abisan sama Ririn. Tak lama
datang, segerompolan cewe yang melihat cowoyang lebih tampan dari Bastian yaitu
Rizki Purnama Ramadhan. Ririn meninggalkan Bastian dan menuju ke Rizki.
“Kamu Rendikan?” tanya
Ririn.
“Bukan, aku Rizki”
“Kamu tidak bias bohong, aku
tahu persis siapa kamu, kamu Rendikan?”
“Ya aku Rendi si pangeran
puisi yang selama ini sangat mengagumi kamu Ririn.”
“Maafkan aku. Waktu itu aku
pernah menegurmuy dan puisi ciptaanmu, aku tidak sangka kalau puisimu kini jauh
lebih terkenal.”
“Ya yang sudah biarlah
berlalu, da nada bagusnya juga kamu menegurku, karena itu aku makin semangat
untuk menciptakan puisi yang keren. Apakah kamu akan menolak ku lagi untuk
perasaanku yang selalu sayang sama kamu Rin?” tanya Rizki.
“Tentu tidak, aku mau ko.”
Semuanya terharu
dan akhirnya mereka saling mencintai dan melengkapi.
0 comments:
Post a Comment