Thursday, 28 May 2015

Cerpen Ternyata Jatuh Cinta Repot Juga

Ternyata Jatuh Cinta Repot Juga

SMU 99 Jakarta adalah tempat Ririn bersekolah. Ia kelas XI IPA 1 dimana kelas itu ditempati oleh siswa dan siswi pintar, cantik dan berprestasi. Salah satunya Ririn. Tapi ia enggan untuk bergaul tiap dikelas atau dimanapun selalu ditemani buku. Setiap hari hanya ke kantin untuk makan siang setelah itu pergi keperpustakaan. Karena sikapnya yang aneh itu ia selalu menjadi sorotan siswa-siswi satu SMU. Ade seseorang cowo yang agak culun tapi ia pintar membuat puisi. Ia pernah menyatakan cinta pada Ririn tapi ditolak. Sampai saat ini ia masih mengagumi Ririn, nama cowo itu Rendi ia selalu membuat pusis tentang Ririn dan hasilnya selalu dimuat di majalah dinding sekolah. Suatu hari Ririn melihat puisi tersebut dari sekian banyak puisi yang dibuat hamper semua puisi itu mengarah untuk Ririn yang isinya, Ririn di sama-samakan dengan bunga, benda, dari yang lainnya, membuat Ririn marah dan ingin tahu siapa yang membuatnya.
Pagi hari saat Ririn pergi sekolah ia berangkat dengan teman-teman yang lain. Sampai didepan gerbang ada Pa Wijayanto guru kimia yang menunggu kedatangan Ririn. Saat tiba “Pagi Ririn, perkenalkan ini Bastian murid baru sekolah kita” kata pa Wajayanto.
Description: http://proto.areamagz.com/alpha/backend/media/data/entry_images/2010/10/18/mata-air-areamagz_full.jpg“Pagi juga pa, oh iya, ada yang bias saya bantu pa?”
“Bapak tidak akan lama dating kesekolah, karna akan berangkat technical meeting untuk bulan bahasa. Bisakah kamu bantu bapak untuk membawa Adit kekelasmu, dan jika ia bosan tolong ajak Bastian keliling sekolah kita, kamu mau bantu bapak?”
“Baik pa!” jawab Ririn
Mereka bergegas kekelas dan waktu masuk pun berbunyi. Setelah lama dating guru mata pelajaran matematika dan menyuruh Bastian memperkenalkan diri.
“Pagi semua, perkenalkan nama saya Bastian saya baru pindah dari Semarang”
Semua murid cewe antusias bertanya karena  ketampanan Bastian menarik perhatian, sampai bel istirahat berbunyi.
“Kamu tidak jadi untuk keliling- keliling melihat sekitar sekolah” Tanya Ririn.
“Tidak aku disin dulu masih asik sama anak cewe, besok saja boleh”
“Baguslah aku juga punya urusan dulu” jawab Ririn. Ririn pergi untuk mencari tahu siapa yang si pembuat puisi sebenarnya dan akhirnya ia bertemu denga Rendi si culun dan ia mengakui kalau ia yang membuat puisi untuk Ririn karena ia masih mengkagumi Ririn ya jelas Ririn marah karena ia tidak suka dirinya dijadikan objek puisi. Ririn memarahi Rendi di depan umum dengan penuh amarah tanpa banyak bicara lalu Rendi pergi dan tak muncul lagi, tapi ririn merasa puas dengan apa yang dia lakukan.
Esok harinya Bastian menyuruh Ririn menemaninya untuk berkeliling melihat sekitar sekolah dan semakin hari mereka semakin dekat dan pada suatu pagi Ririn sedang berjalan datang Bastian.
 “Rin, ayo kita berangkat bareng?”
“makasih duluan aja” jawabnya.
“Masa anak cewe jalan sendiri apalagi waktu sudah siang nanti terlambat”. lalu Ririn pun terpalsa ikut bersama Bastian. Malam harinya bastian mengajak makan malam kepada Ririn, disanah Bastian mengatakan cintanya pada ririn akhirnya mereka jadian, tapi pas siang hari Bastian pergi ke kafe bersama cewe lain dan Ririn mengikutinya ternyata itu cewe pacarnya Bastian juga.
“Bastian, aku mau ngomong sama kamu bias-bisanya kamu selingkuh padahal baru semalam kamu bilang suka sama aku”. Bastian hanya diam saja bilang minta maaf.
“Hubungan kita sampai disin saja, aku kecewa sama kamu.“ Ririn langsung pergi.
Esok harinya Bastian mengajak berangkat bareng lagi ke ??Ririn alasanya untuk tanda maaf Bastian. Ririn pun ikut, tapi pas ditengah jalan mobil Bastian berhenti.
“Kalo lam uterus berbicara kamu turun!”
Setelah itu ririn pun turun karena masih kesal dan tidak mau melihat Bastian lagi.
Pagi harinya Bastian kembali meminta maaf tapi ditolak abis-abisan sama Ririn. Tak lama datang, segerompolan cewe yang melihat cowoyang lebih tampan dari Bastian yaitu Rizki Purnama Ramadhan. Ririn meninggalkan Bastian dan menuju ke Rizki.
“Kamu Rendikan?” tanya Ririn.
“Bukan, aku Rizki”
“Kamu tidak bias bohong, aku tahu persis siapa kamu, kamu Rendikan?”
“Ya aku Rendi si pangeran puisi yang selama ini sangat mengagumi kamu Ririn.”
“Maafkan aku. Waktu itu aku pernah menegurmuy dan puisi ciptaanmu, aku tidak sangka kalau puisimu kini jauh lebih terkenal.”
“Ya yang sudah biarlah berlalu, da nada bagusnya juga kamu menegurku, karena itu aku makin semangat untuk menciptakan puisi yang keren. Apakah kamu akan menolak ku lagi untuk perasaanku yang selalu sayang sama kamu Rin?” tanya Rizki.
“Tentu tidak, aku mau ko.”
Semuanya terharu dan akhirnya mereka saling mencintai dan melengkapi.











0 comments:

Post a Comment