Ternyata Jatuh Cinta Repot Juga
SMU 99 Jakarta adalah
tempat Ririn bersekolah. Ia kelas XI IPA 1 dimana kelas itu ditempati oleh
siswa dan siswi pintar, cantik dan berprestasi. Salah satunya Ririn. Tapi ia
enggan untuk bergaul tiap dikelas atau dimanapun selalu ditemani buku. Setiap
hari hanya ke kantin untuk makan siang setelah itu pergi keperpustakaan. Karena
sikapnya yang aneh itu ia selalu menjadi sorotan siswa-siswi satu SMU. Ade
seseorang cowo yang agak culun tapi ia pintar membuat puisi. Ia pernah menyatakan
cinta pada Ririn tapi ditolak. Sampai saat ini ia masih mengagumi Ririn, nama
cowo itu Rendi ia selalu membuat pusis tentang Ririn dan hasilnya selalu dimuat
di majalah dinding sekolah. Suatu hari Ririn melihat puisi tersebut dari sekian
banyak puisi yang dibuat hamper semua puisi itu mengarah untuk Ririn yang
isinya, Ririn di sama-samakan dengan bunga, benda, dari yang lainnya, membuat
Ririn marah dan ingin tahu siapa yang membuatnya.
Pagi hari saat Ririn
pergi sekolah ia berangkat dengan teman-teman yang lain. Sampai didepan gerbang
ada Pa Wijayanto guru kimia yang menunggu kedatangan Ririn. Saat tiba “Pagi
Ririn, perkenalkan ini Bastian murid baru sekolah kita” kata pa Wajayanto.
“Bapak tidak akan lama dating
kesekolah, karna akan berangkat technical meeting untuk bulan bahasa. Bisakah
kamu bantu bapak untuk membawa Adit kekelasmu, dan jika ia bosan tolong ajak
Bastian keliling sekolah kita, kamu mau bantu bapak?”
“Baik pa!” jawab Ririn
Mereka bergegas kekelas
dan waktu masuk pun berbunyi. Setelah lama dating guru mata pelajaran
matematika dan menyuruh Bastian memperkenalkan diri.
“Pagi semua, perkenalkan nama saya
Bastian saya baru pindah dari Semarang”
Semua murid cewe antusias
bertanya karena ketampanan Bastian
menarik perhatian, sampai bel istirahat berbunyi.
“Kamu tidak jadi untuk keliling-
keliling melihat sekitar sekolah” Tanya Ririn.
“Tidak aku disin dulu masih asik sama
anak cewe, besok saja boleh”
“Baguslah aku juga punya urusan dulu”
jawab Ririn. Ririn pergi untuk mencari tahu siapa yang si pembuat puisi
sebenarnya dan akhirnya ia bertemu denga Rendi si culun dan ia mengakui kalau
ia yang membuat puisi untuk Ririn karena ia masih mengkagumi Ririn ya jelas
Ririn marah karena ia tidak suka dirinya dijadikan objek puisi. Ririn memarahi
Rendi di depan umum dengan penuh amarah tanpa banyak bicara lalu Rendi pergi
dan tak muncul lagi, tapi ririn merasa puas dengan apa yang dia lakukan.
Esok harinya Bastian
menyuruh Ririn menemaninya untuk berkeliling melihat sekitar sekolah dan
semakin hari mereka semakin dekat dan pada suatu pagi Ririn sedang berjalan
datang Bastian.
“Rin, ayo kita berangkat bareng?”
“makasih duluan aja” jawabnya.
“Masa anak cewe jalan sendiri apalagi
waktu sudah siang nanti terlambat”. lalu Ririn pun terpalsa ikut bersama
Bastian. Malam harinya bastian mengajak makan malam kepada Ririn, disanah
Bastian mengatakan cintanya pada ririn akhirnya mereka jadian, tapi pas siang
hari Bastian pergi ke kafe bersama cewe lain dan Ririn mengikutinya ternyata
itu cewe pacarnya Bastian juga.
“Bastian, aku mau ngomong sama kamu
bias-bisanya kamu selingkuh padahal baru semalam kamu bilang suka sama aku”.
Bastian hanya diam saja bilang minta maaf.
“Hubungan kita sampai disin saja, aku
kecewa sama kamu.“ Ririn langsung pergi.
Esok harinya Bastian
mengajak berangkat bareng lagi ke ??Ririn alasanya untuk tanda maaf Bastian.
Ririn pun ikut, tapi pas ditengah jalan mobil Bastian berhenti.
“Kalo lam uterus berbicara kamu
turun!”
Setelah itu ririn pun turun karena
masih kesal dan tidak mau melihat Bastian lagi.
Pagi harinya Bastian
kembali meminta maaf tapi ditolak abis-abisan sama Ririn. Tak lama datang,
segerompolan cewe yang melihat cowoyang lebih tampan dari Bastian yaitu Rizki
Purnama Ramadhan. Ririn meninggalkan Bastian dan menuju ke Rizki.
“Kamu Rendikan?” tanya Ririn.
“Bukan, aku Rizki”
“Kamu tidak bias bohong, aku tahu
persis siapa kamu, kamu Rendikan?”
“Ya aku Rendi si pangeran puisi yang
selama ini sangat mengagumi kamu Ririn.”
“Maafkan aku. Waktu itu aku pernah
menegurmuy dan puisi ciptaanmu, aku tidak sangka kalau puisimu kini jauh lebih
terkenal.”
“Ya yang sudah biarlah berlalu, da
nada bagusnya juga kamu menegurku, karena itu aku makin semangat untuk
menciptakan puisi yang keren. Apakah kamu akan menolak ku lagi untuk perasaanku
yang selalu sayang sama kamu Rin?” tanya Rizki.
“Tentu tidak, aku mau ko.”
Semuanya terharu dan
akhirnya mereka saling mencintai dan melengkapi.
0 comments:
Post a Comment